Gara-Gara Ujub, Allah Ta'ala Menghukum Nabi Ini

Sabtu, 11 Juli 2020 - 05:00 WIB
loading...
A A A
Tatkala penyakit ujub itu menyelinap ke dalam hati mereka, maka Allah berikan pelajaran bagi mereka. Padahal, mereka itu adalah para Sahabat Nabi -orang-orang termulia di atas muka bumi setelah para nabi- sejumlah 12 ribu pasukan kaum muslimin kocar-kacir di awal pertempuran dalam menghadapi 4 ribu pasukan musyrikin dari kabilah Hawazin… (lihat Tafsir al-Karim ar-Rahman, hal. 345).



Ujub (takjub) dengan diri sendiri dan ghurur (terperdaya) dengan kenikmatan yang dimiliki adalah dua hal yang sangat berbahaya pada diri seseorang. Kelebihan dan nikmat yang dimiliki bisa jadi malah menjerumuskan dalam lembah kehinaan. Ujub menghalangi dari kesempurnaan akhlak dan bahkan bisa menjatuhkan seseorang yang sebenarnya memiliki keutamaan.



Sesungguhnya orang yang berbangga terhadap dirinya sendiri tidak akan dapat melihat aib yang ada pada dirinya walaupun aib itu sangat besar, tetapi dia dapat melihat kelebihan dan kebaikan dirinya sebagaimana mikroskop yang dapat memperbesar hal-hal yang kecil dalam dirinya.



Sikap ujub pula yang memperdaya Iblis sehingga membangkang dari perintah Allah untuk sujud kepada Adam yang dia pandang lebih rendah dari dirinya. Iblis yang awalnya menghuni surga yang penuh kenikmatan tetapi akhirnya diusir dari surga dan bahkan diancam akan dimasukkan kedalam neraka di hari kiamat kelak. ( )

Keutamaan yang kita miliki sejatinya hanya karunia yang Allah berikan pada kita sebagai bahan ujian untuk kita. Tidak perlu kita merasa sombong atau takjub dengan diri kita sendiri. Allah dan RasulNya telah memperingatkan agar manusia tidak terperdaya dengan kenikmatan yang dimiliki. Allah berfirman,

يَا أَيُّهَا الْإِنسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ

“Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah?” (QS. Infithar: 6)

Sayyina Ali bin Abu Thalib r.a. berkata, "Keburukan yang engkau lakukan adalah lebih baik daripada kebaikan di sisi Allah yang membuatmu berbangga diri."



Atha, mengutip makna ucapan Ali kemudian dia mengungkapkannya di dalam hikmahnya: "Barangkali Allah membukakan pintu ketaatan tetapi tidak membukakan bagimu pintu penerimaan amalan itu; barangkali Dia menakdirkan bagimu kemaksiatan, tetapi hal itu menjadi sebab sampainya kamu kepadaNya.

Kemaksiatan yang menyebabkan dirimu terhina dan tercerai-berai adalah lebih baik daripada ketaatan yang menyebabkan dirimu berbangga dan menyombongkan diri."



Hikmah Hadis
Kembali ke hadis tentang kisah Nabi yang ujub. Syaikh Umar Sulaiman menyebut pelajaran dan faedah hadis ini.

1. Rasulullah memberi pengertian kepada sahabat sahabatnya tentang sebab-sebab kelemahan dan kebinasaan. Di antaranya adalah ujub terhadap diri.

2. Akibat ujub sangatlah mengerikan, sebagaimana yang terjadi pada umat Nabi tersebut. Hal itu karena ujub melemahkan tawakkal dan berpijak kepada Allah, serta menjadikan seseorang hanya bergantung kepada sebab-sebab materi.

3. Hendaknya para pemimpin, para panglima dan para pengendali urusan harus waspada. Jangan sampai Allah menurunkan apa yang telah Allah timpakan kepada kaum Nabi ini. Pada zaman ini kita sering melihat dan mendengar banyaknya kekaguman para pemimpin dan panglima terhadap tentara dan pengikut mereka.

4. Bisa jadi sebab turunnya ujian adalah sesuatu yang samar, hanya diketahui oleh orang yang mengerti agama Allah. Musibah seperti ini bisa menimpa kaum saleh yang berjihad, sementara mereka tidak mengetahui darimana sebabnya.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1777 seconds (0.1#10.140)