Kisah Tehmina Khan Muslimah India Tinggal di Amerika, Mengaku sebagai Pengembara
loading...
A
A
A
Saya tidak suka berada di ruang yang terpisah. Saya tidak dapat mendengarkan apa yang sedang terjadi di luar sana, dan memang diasumsikan bahwa saya tidak perlu mengetahui apa yang sedang terjadi.
Ketika orang-orang berdatangan ke Amerika dari berbagai negara, sebagian besar dari mereka menjadi semakin defensif dan semakin kaku menanggapi peran dan masyarakat.
Laki-laki Muslim berusaha untuk mendirikan tempat perlindungan di mana mereka dapat selalu mengawasi, lalu mereka mengujicobakan pengawasan tersebut kepada para wanita. Kaum lelaki juga berusaha menciptakan situasi di mana merekalah yang berkuasa. Mereka ingin mengatakan "ini wilayah kami"
Pembebasan wanita merupakan suatu hal yang mungkin dalam Islam. Ini ditunjukkan oleh apa yang dikatakan dalam Al-Quran dan contoh-contoh yang kami ketahui melalui sejarah --bahwa wanita dapat mengatur hidupnya sendiri dan mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri dalam Islam.
Dasar Islam adalah ketaatan pada Allah semata. Bukan kepatuhan seorang wanita kepada pria; pria dan wanita sama-sama harus patuh dan taat pada Allah --menurut saya, itulah inti Islam.
Saya pikir [pembebasan] merupakan sesuatu yang mungkin tetapi juga sangat problematis dengan adanya fakta bahwa Islam telah ditafsirkan oleh pria selama 1400 tahun, dan telah dipergunakan dengan berbagai cara untuk kepentingan kaum lelaki. Banyak pemikiran serius yang perlu direalisasikan, banyak karya yang harus dihasilkan, dan banyak pendidikan serius yang perlu diberikan.
Sebagian besar kaum wanita tidak mengetahui hak-hak mereka dalam Islam. Mereka pikir seorang suami boleh saja memukuli mereka. Saya berbicara pada para wanita di Mesir yang berpikir bahwa menurut Al-Quran mereka harus memasak dan membersihkan rumah untuk suami mereka. Al-Quran tidak mengatakan sesuatu pun tentang itu.
Yang perlu kita lakukan di sini adalah mendidik diri kita sendiri sebagai wanita sejauh yang diizinkan dalam Islam dan mengatur diri kita sendiri sebagai wanita sehingga kita tidak membiarkan kaum pria menguasai kita.
Khadijah , istri Nabi yang [pertama], merupakan contoh yang sangat baik. Dia berusia empat puluh tahun ketika menikah dengan Nabi. Dia melamarnya. Dia mengatur hidupnya sendiri.
Dalam Islam jika Anda melihat teladan yang diberikan Nabi Muhammad dan hubungannya dengan istri-istrinya, Anda dapat melihat bahwa beliau melakukan pekerjaan rumah tangga, beliau memperbaiki sendiri baju-bajunya, beliau sangat baik dan penyayang, dan bahwa hubungannya dengan istri-istrinya bukanlah hubungan yang berdasarkan pada kekuasaan dan pengaturan tetapi hubungan yang penuh rasa cinta.
Saya pikir Islam memerinci segalanya lebih dari agama Kristen . Islam menyatakan hak-hak seksual laki-laki dan perempuan, hak untuk dipenuhi kebutuhan seksualnya, dan bahwa seorang suami harus mengusahakan kepuasan bagi istrinya, baik itu kepuasan seksual, emosional, sehingga dia tidak hanya mempergunakannya dan menyiksa serta menyalahgunakannya. Tetapi saya selalu keberatan dengan poligami.
Ketika orang-orang berdatangan ke Amerika dari berbagai negara, sebagian besar dari mereka menjadi semakin defensif dan semakin kaku menanggapi peran dan masyarakat.
Laki-laki Muslim berusaha untuk mendirikan tempat perlindungan di mana mereka dapat selalu mengawasi, lalu mereka mengujicobakan pengawasan tersebut kepada para wanita. Kaum lelaki juga berusaha menciptakan situasi di mana merekalah yang berkuasa. Mereka ingin mengatakan "ini wilayah kami"
Pembebasan wanita merupakan suatu hal yang mungkin dalam Islam. Ini ditunjukkan oleh apa yang dikatakan dalam Al-Quran dan contoh-contoh yang kami ketahui melalui sejarah --bahwa wanita dapat mengatur hidupnya sendiri dan mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri dalam Islam.
Dasar Islam adalah ketaatan pada Allah semata. Bukan kepatuhan seorang wanita kepada pria; pria dan wanita sama-sama harus patuh dan taat pada Allah --menurut saya, itulah inti Islam.
Saya pikir [pembebasan] merupakan sesuatu yang mungkin tetapi juga sangat problematis dengan adanya fakta bahwa Islam telah ditafsirkan oleh pria selama 1400 tahun, dan telah dipergunakan dengan berbagai cara untuk kepentingan kaum lelaki. Banyak pemikiran serius yang perlu direalisasikan, banyak karya yang harus dihasilkan, dan banyak pendidikan serius yang perlu diberikan.
Sebagian besar kaum wanita tidak mengetahui hak-hak mereka dalam Islam. Mereka pikir seorang suami boleh saja memukuli mereka. Saya berbicara pada para wanita di Mesir yang berpikir bahwa menurut Al-Quran mereka harus memasak dan membersihkan rumah untuk suami mereka. Al-Quran tidak mengatakan sesuatu pun tentang itu.
Yang perlu kita lakukan di sini adalah mendidik diri kita sendiri sebagai wanita sejauh yang diizinkan dalam Islam dan mengatur diri kita sendiri sebagai wanita sehingga kita tidak membiarkan kaum pria menguasai kita.
Khadijah , istri Nabi yang [pertama], merupakan contoh yang sangat baik. Dia berusia empat puluh tahun ketika menikah dengan Nabi. Dia melamarnya. Dia mengatur hidupnya sendiri.
Dalam Islam jika Anda melihat teladan yang diberikan Nabi Muhammad dan hubungannya dengan istri-istrinya, Anda dapat melihat bahwa beliau melakukan pekerjaan rumah tangga, beliau memperbaiki sendiri baju-bajunya, beliau sangat baik dan penyayang, dan bahwa hubungannya dengan istri-istrinya bukanlah hubungan yang berdasarkan pada kekuasaan dan pengaturan tetapi hubungan yang penuh rasa cinta.
Saya pikir Islam memerinci segalanya lebih dari agama Kristen . Islam menyatakan hak-hak seksual laki-laki dan perempuan, hak untuk dipenuhi kebutuhan seksualnya, dan bahwa seorang suami harus mengusahakan kepuasan bagi istrinya, baik itu kepuasan seksual, emosional, sehingga dia tidak hanya mempergunakannya dan menyiksa serta menyalahgunakannya. Tetapi saya selalu keberatan dengan poligami.
(mhy)