Kisah Muslim Pakistan di Amerika, Ibadah Bersama McDonalds

Jum'at, 23 Desember 2022 - 14:54 WIB
loading...
A A A
Perusahaan elektronik dan pesawat di daerah Selatan California memberhentikan sebagian besar insinyur elektronik dan penerbangannya ketika saya baru menyelesaikan studi. Kemudian McDonalds menawarkan pada saya sebuah jabatan di bagian manajemen. Saya memandang hal itu sebagai kesempatan. Sekarang saya telah bekerja dengan McDonalds selama lebih dari dua puluh tiga tahun.



Saya telah beberapa kali mengalami perubahan jabatan, dari seorang pesuruh menjadi manajer shift lalu manajer tetap. Kemudian saya bergabung dengan McDonalds Corporation, dan mengawasi lima restoran, kemudian bergeser lagi menjadi konsultan untuk McDonalds Corporation mengawasi pengoperasian sembilan restoran di daerah Los Angeles yang lebih besar.

Kemudian saya pindah ke Connecticut sebagai manajer yang berlisensi. Saya membawahi sebelas negara bagian. Pada dasarnya saya bertugas mewawancarai dan memilih usahawan yang ingin menjadi penyelenggara restoran McDonalds. Saya memasukkan mereka ke program latihan dan akhirnya menempatkan mereka di restoran.

Setelah itu saya pindah ke markas besar McDonalds International di Chicago. Saya membantu McDonalds membuka restoran-restoran di Malaysia, Philipina, dam Thailand, dan mengadakan perjalanan pertama ke Indonesia dan beberapa negara sekeliling Pasifik, termasuk Korea.

Yang merupakan negara-negara yang sebagian besar penduduknya beragama Islam adalah Malaysia, Indonesia, dan Singapura. Di Malaysia, restoran McDonalds menyajikan makanan halal. Ketika kami membuka restoran di Indonesia, semua orang di markas besar mengetahui bahwa ini pun harus merupakan restoran yang halal sebab sebagian besar penduduknya Muslim, hampir 98 persen. Maka restoran tersebut dibuka dengan menyajikan makanan 100 persen halal.

Potongan ayamnya yang halal dibuat di Amerika dan dikirimkan kepada mereka. Hal itu terjadi di Malaysia dan Indonesia. Saya mendukungnya. Sosis yang kami pergunakan adalah Sosis McMuffin --kami harus membuat produk yang sama dari daging sapi, sebagai ganti daging babi Canada, mengikuti standard McDonalds dan juga halal.

Saya juga berkesempatan untuk bekerja di Singapura. Di Singapura 30% penduduknya Muslim. Direktur pelaksana di sana adalah seorang Cina. Saya meyakinkannya bahwa dia akan kehilangan pelanggan jika tidak menyajikan makanan halal.

Saya tahu banyak orang Singapura yang pergi menyeberangi perbatasan ke Johor Baru, yang merupakan bagian dari Malaysia yang terdekat, untuk mendapatkan makanan halal McDonalds, karena mereka tahu McDonalds di sekitar Singapura tidak halal.



Siaran nasional CNN melaporkan bahwa McDonalds di Singapura hanya menyajikan makanan halal dan karena itu mengalami kenaikan usahanya sebanyak 19%. Sekarang orang Malaysia datang untuk bersantap di restoran tersebut. Ini sangat berarti.

McDonalds telah ada di Malaysia dan Indonesia selama sepuluh atau dua belas tahun dan kami telah menyediakan 60 sampai 80 juta hamburger. Di Singapura ada kurang lebih 42 restoran. Malaysia memiliki sekitar 40 restoran yang tersebar di seluruh penjuru negara, dan Indonesia mempunyai empat atau lima. Saya sangat senang menyediakan makanan halal di negara-negara tersebut. Itu membuka pintu bagi negara-negara lain.

Sebenarnya --McDonalds telah beradaptasi dengan Islam. Mereka tahu jika mereka ingin memperluas usahanya ke negara-negara Islam, mereka harus menyediakan makanan halal. Mereka mempunyai pemahaman yang baik tentang apa itu halal, dan telah melakukan perbuatan yang menakjubkan.

Di setiap negara tersebut McDonalds menyediakan kesempatan usaha bagi banyak usahawan kecil --petani, pembuat kue, dan tukang jagal. Perusahaan tersebut menciptakan infrastruktur, mengajari petani bagaimana cara menanam yang lebih baik untuk mendapatkan hasil panen kentang yang bagus dan bagaimana cara memberi makan hewan ternak untuk mendapatkan kualitas yang dapat dikonsumsi oleh McDonalds.



Banyak rekan-rekan dari Saudi Arabia telah mengadakan pendekatan dengan McDonalds. Salah satu dari mereka telah membuka sebuah restoran bergaya McDonalds di Arab Saudi. Tidak lama lagi akan ada restoran McDonalds di sana.

Saya pikir setidaknya sepuluh sampai lima belas restoran tersebar di negara itu yang lokasinya sangat dekat dengan masjid. Jika mereka menyediakan makanan halal, usaha mereka akan meningkat seperti kenaikan 19 persen di Singapura itu.

Hal yang menyenangkan adalah bahwa perusahaan ini peka terhadap tempat di mana mereka menjalankan usahanya. Mereka akan menyediakan bagel dan krim keju jika mereka menempati lokasi yang penduduknya dominan Yahudi. Saya tidak tahu apakah ada restoran lain yang sekarang menyediakan makanan halal yang juga berpikiran begitu.

Saya sendiri memiliki tiga buah restoran. Ketiganya di daerah Missouri.

Untuk menjadi penyelenggara McDonalds, Anda memerlukan uang sekitar 150.000 dolar kontan, untuk satu restoran. Dari sana, dimulailah suatu kerja keras yang memerlukan waktu yang panjang dan melelahkan, tetapi salah satu hal yang selalu menarik bagi saya adalah perusahaan ini beroperasi dengan etika. Tidak ada kecurangan, tidak ada persetujuan di bawah tangan. Dan bagi saya sebagai orang Muslim saya sangat mementingkan bahwa saya bergabung dengan sebuah perusahaan yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip saya.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2464 seconds (0.1#10.140)