Nasihat yang Mesti Disampaikan Kepada Orang yang Akan Meninggal
loading...
A
A
A
Imam Nawawi mengatakan orang yang sedang menunggu orang yang akan meninggal dunia disukai membangkitkan harapannya kepada rahmat Allah, menganjurkannya untuk berbaik sangka kepada Allah, mengingatkannya dengan ayat-ayat dan hadis-hadis mengenai pengharapan dan ditimbulkan semangatnya.
"Petunjuk mengenai apa yang saya sebutkan ini banyak terdapat dalam hadis-hadis sahih," ujar an-Nawawi dalam kitab Al-Majmu'.
Menurutnya, hal ini juga dilakukan oleh Ibnu Abbas terhadap Umar bin Khattab ra ketika menghadapi maut, juga dilakukan Ibnu Abbas terhadap Aisyah , dan dilakukan pula oleh Ibnu Amr bin Ash terhadap ayahnya. "Semua ini tersebut dalam hadits dan riwayat yang sahih," ujarnya.
Sementara itu Syaikh Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya berjudul "Fatwa-Fatwa Kontemporer" juga mengingatkan bagi si sakit --khususnya bagi yang telah kedatangan tanda-tanda mendekati kematian-- untuk berprasangka baik kepada Allah Ta'ala.
Dia menjelaskan berprasangka baik dalam arti, pengharapannya kepada rahmat Allah melebihi perasaan takutnya kepada azab-Nya. Selalu mengingat betapa besar kemurahan-Nya. Betapa indah pengampunan-Nya. Betapa luas rahmat-Nya. Betapa sempurna karunia-Nya. "Dikedepankan-Nya kebaikan dan kebajikan-Nya, membayangkan apa yang dijanjikan-Nya kepada ahli tauhid dan rahmat yang disediakan-Nya untuk mereka pada hari kiamat," tuturnya.
Jabir meriwayatkan dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda: "Jangan sekali-kali salah seorang di antara kamu meninggal dunia melainkan dalam keadaan dia berbaik sangka kepada Allah Ta'ala." (Muslim dalam "Kitab al-Jannah wa Shifatu Na'imiha" nomor 2877).
Hal ini diperkuat oleh hadis qudsi yang telah disepakati kesahihannya, bahwa Allah berfirman: "Aku menuruti persangkaan hamba-Ku kepada-Ku." (Bukhari dalam "at-Tauhid" dan Muslim dalam "adz-Dzikr", nomor 2675).
Ibnu Abbas berkata, "Apabila Anda melihat seseorang kedatangan tanda-tanda kematian maka gembirakanlah dia agar dia menghadap kepada Allah dengan berbaik sangka kepada-Nya; dan apabila Anda lihat orang yang hidup --yakni sehat-- maka takut-takutilah dia akan Tuhannya Azza wa Jalla."
Dalam kitab Syarah as-Sunnah karya al-Baghawi juga disebutkan Mu'tamir bin Sulaiman berkata, "Ketika akan meninggal dunia, ayah berkata kepadaku, 'Wahai Mu'tamir, bicaralah kepadaku tentang rukhshah-rukhshah (kemurahan-kemurahan), supaya aku menghadap Allah Ta'ala dengan berbaik sangka kepada-Nya."
"Petunjuk mengenai apa yang saya sebutkan ini banyak terdapat dalam hadis-hadis sahih," ujar an-Nawawi dalam kitab Al-Majmu'.
Menurutnya, hal ini juga dilakukan oleh Ibnu Abbas terhadap Umar bin Khattab ra ketika menghadapi maut, juga dilakukan Ibnu Abbas terhadap Aisyah , dan dilakukan pula oleh Ibnu Amr bin Ash terhadap ayahnya. "Semua ini tersebut dalam hadits dan riwayat yang sahih," ujarnya.
Sementara itu Syaikh Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya berjudul "Fatwa-Fatwa Kontemporer" juga mengingatkan bagi si sakit --khususnya bagi yang telah kedatangan tanda-tanda mendekati kematian-- untuk berprasangka baik kepada Allah Ta'ala.
Dia menjelaskan berprasangka baik dalam arti, pengharapannya kepada rahmat Allah melebihi perasaan takutnya kepada azab-Nya. Selalu mengingat betapa besar kemurahan-Nya. Betapa indah pengampunan-Nya. Betapa luas rahmat-Nya. Betapa sempurna karunia-Nya. "Dikedepankan-Nya kebaikan dan kebajikan-Nya, membayangkan apa yang dijanjikan-Nya kepada ahli tauhid dan rahmat yang disediakan-Nya untuk mereka pada hari kiamat," tuturnya.
Jabir meriwayatkan dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda: "Jangan sekali-kali salah seorang di antara kamu meninggal dunia melainkan dalam keadaan dia berbaik sangka kepada Allah Ta'ala." (Muslim dalam "Kitab al-Jannah wa Shifatu Na'imiha" nomor 2877).
Hal ini diperkuat oleh hadis qudsi yang telah disepakati kesahihannya, bahwa Allah berfirman: "Aku menuruti persangkaan hamba-Ku kepada-Ku." (Bukhari dalam "at-Tauhid" dan Muslim dalam "adz-Dzikr", nomor 2675).
Ibnu Abbas berkata, "Apabila Anda melihat seseorang kedatangan tanda-tanda kematian maka gembirakanlah dia agar dia menghadap kepada Allah dengan berbaik sangka kepada-Nya; dan apabila Anda lihat orang yang hidup --yakni sehat-- maka takut-takutilah dia akan Tuhannya Azza wa Jalla."
Dalam kitab Syarah as-Sunnah karya al-Baghawi juga disebutkan Mu'tamir bin Sulaiman berkata, "Ketika akan meninggal dunia, ayah berkata kepadaku, 'Wahai Mu'tamir, bicaralah kepadaku tentang rukhshah-rukhshah (kemurahan-kemurahan), supaya aku menghadap Allah Ta'ala dengan berbaik sangka kepada-Nya."
(mhy)