Semua Agama Para Nabi dan Rasul Adalah Islam, Begini Penjelasannya

Minggu, 15 Januari 2023 - 14:52 WIB
loading...
A A A
Sedangkan al-Zamakhsari dalam taisir al-Kaskshaf memberi makna pada perkataan Muslimun sebagai "mereka yang bertauhid dan mengikhlaskan diri pada-Nya," dan mengartikan al-Islam sebagai sikap memaha-esakan (ber-tauhid) dan sikap pasrah diri kepada Tuhan".

Dari berbagai keterangan itu dapat ditegaskan bahwa beragama tanpa sikap pasrah kepada Tuhan, betapapun seseorang mengaku sebagai "muslim" atau penganut "Islam", adalah tidak benar dan tidak bakal diterima oleh Tuhan.



Selanjutnya, penjelasan yang sangat penting tentang makna "al-Islam" ini juga diberikan oleh Ibn Taimiyah. Ia mengatakan bahwa "al-Islam" mengandung dua makna adalah: pertama, ialah sikap tunduk dan patuh, jadi tidak sombong; kedua, ketulusan dalam sikap tunduk kepada satu pemilik atau penguasa, seperti difirmankan Allah, "wa rajul-an salam-an li rajul-in" (Dan seorang lelaki yang tulus tunduk kepada satu orang lelaki) ( QS al-Zumar 39 :29).

Jadi orang yang tulus itu tidak musyrik, dan ia adalah seorang hamba yang berserah diri hanya kepada Allah, Pangeran sekalian alam, sebagaimana Allah firmankan:

Dan siapalah yang tidak suka kepada agama Ibrahim kecuali orang yang membodohi dirinya sendiri. Padahal sungguh Kami telah memilihnya di dunia, dan ia di akhirat pastilah termasuk orang-orang yang salih. Ketika Tuhannya bersabda kepadanya, "Berserah dirilah engkau!', lalu ia menjawab, "Aku berserah diri (aslam-tu) kepada Tuhan seru sekalian alam." Dan dengan ajaran itu Ibrahim berpesan kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. "Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilihkan agama untuk kamu sekalian, maka janganlah sampai kamu mati kecuali kamu adalah orang-orang yang pasrah -muslimun- (kepada-Nya) ( QS al-Baqarah 2 :130-132).

Katakanlah (hai Muhammad), "Sesungguhnya aku telah diberi petunjuk oleh Tuhanku ke arah jalan yang lurus. Yaitu agama yang tegak, ajaran Ibrahim, yang hanif, dan tidaklah dia termasuk orang-orang musyrik." Katakan juga (hai Muhammad), "Sesungguhnya sembahyangku, darmabaktiku, hidupku dan matiku adalah untuk Allah seru sekalian alam, tiada serikat bagi-Nya. Begitulah aku diperintahkan, dan aku adalah yang pertama dari kalangan orang-orang yang pasrah." ( QS al-An'am 6 :161-163).

Dan kembalilah kamu semua kepada Tuhanmu, serta berserah dirilah kamu semua (aslimu) kepada-Nya sebelum tiba kepada kamu azab, lalu kamu tidak tertolong lagi. ( QS al-Zumar 39 :54).

Demikian itu sebagian dari penjelasan yang diberikan Ibnu Taimiyah tentang makna al-Islam [lihat, Ibn Taimiyah, al-Amr bi al-Ma'ruf wa al-Nahy 'an al-Munkar (Beirut: Dar al-Kitab al-Jadid, 1976, hal. 72-3).



Cak Nur mengatakan berdasarkan pengertian-pengertian itu juga harus dipahami penegasan dalam al-Qur'an bahwa semua agama para Nabi dan Rasul adalah agama Islam. Yakni, agama yang mengajarkan sikap tunduk dan patuh, pasrah dan berserah diri secara tulus kepada Tuhan dengan segala qudrat dan iradat-Nya.

Maka sebagai misal, mengenai Nabi Ibrahim as. ditegaskan bahwa dia bukanlah seorang penganut agama komunal seperti Yahudi atau Nasrani, melainkan dia adalah seorang yang tulus mencari dan mengikuti kebenaran (hanif) dan yang pasrah kepada Tuhan (muslim) (QS. 'Ali 'Imran 3:67).

Demikian agama seluruh Nabi keturunan Ibrahim, khususnya anak-cucu Ya'qub atau Bani Israil, sebagaimana dilukiskan dalam penuturan Kitab Suci, demikian:

Adakah kamu menyaksikan tatkala maut datang kepada Ya'qub, dan ketika ia bertanya kepada anak-anakuya, "Apakah yang akan kamu sekalian sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab, "Kami menyembah Tuhanmu dan Tuhan leluhurmu, Ibrahim, Isma'il dan Ishaq, yaitu Tuhan Yang Maha Esa, dan kepada-Nya kamu semua pasrah (muslim) (QS al-Baqarah 2:133).

Kemudian tentang Nabi Musa as digambarkan melalui ucapan pertobatan Fir'aun bahwa dia, Nabi Musa, membawa ajaran agar manusia pasrah (muslim) kepada Tuhan. Dengan begitu, agamanya pun sebuah agama Islam. Kata Fir'aun! yang berusaha bertobat setelah melihat kebenaran, "Aku percaya bahwa tiada Tuhan kecuali yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang yang pasrah -muslimun- (kepadaNya)" ( QS Yunus 90 :10).

Demikian pula, sebuah ilustrasi tentang Nabi Isa dan para pengikutnya, menunjukkan bahwa agama yang diajarkannya pun adalah sebuah agama Islam, dalam arti agama yang mengajarkan sikap pasrah kepada-Nya:

Maka ketika Isa merasakan adanya sikap ingkar dari mereka (kaumnya), ia berkata, "Siapa yang akan menjadi pendukungku kepada Allah?" Para pengikut setianya (al-Hawariyyun) berkata, "Kamilah para pendukung (menuju) Allah, kami beriman kepada Allah, dan saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang pasrah -muslimun- (kepada-Nya). (QS Ali Imran 3:52).



Menurut Cak Nur, karena semua agama yang benar adalah agama yang mengajarkan sikap pasrah kepada Tuhan, maka tidak ada agama atau sikap keagamaan yang bakal diterima Tuhan selain sikap pasrah kepada Tuhan atau Islam itu.

Dan karena Islam pada dasarnya bukanlah suatu proper name untuk sebuah agama tertentu (para Nabi, Rasul dan umat terdahulu yang digambarkan dalam Kitab Suci sebagai orang-orang yang pasrah kepada Tuhan itu pun tidak menggunakan lafal harfiah "Islam" atau pun "muslim") maka orang pemeluk Islam sekarang ini, juga seorang muslim, masih tetap dituntut untuk mengembangkan dalam dirinya kemampuan dan kemauan untuk tunduk patuh serta pasrah dan terserah diri kepada Tuhan dengan setulus-tulusnya.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3268 seconds (0.1#10.140)