QS. Yunus Ayat 34-53

  • قُلۡ هَلۡ مِنۡ شُرَكَآٮِٕكُمۡ مَّنۡ يَّبۡدَؤُا الۡخَـلۡقَ ثُمَّ يُعِيۡدُهٗ‌ ؕ قُلِ اللّٰهُ يَـبۡدَؤُا الۡخَـلۡقَ ثُمَّ يُعِيۡدُهٗ‌ؕ فَاَنّٰى تُؤۡفَكُوۡنَ‏
    Qul hal min shurakaaa 'ikum mai yabda'ul khalqa suma yu'iiduh; qulil laahu yabda'ul khalqa summa yu'iiduhuu fa annaa tu'fakuun
    34. Katakanlah, "Adakah di antara sekutumu yang dapat memulai penciptaan (makhluk), kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali?" Katakanlah, "Allah memulai (penciptaan) makhluk, kemudian mengulanginya. Maka bagaimana kamu dipalingkan (menyembah selain Allah)?"
  • قُلۡ هَلۡ مِنۡ شُرَكَآٮِٕكُمۡ مَّنۡ يَّهۡدِىۡۤ اِلَى الۡحَـقِّ‌ؕ قُلِ اللّٰهُ يَهۡدِىۡ لِلۡحَقِّ‌ؕ اَفَمَنۡ يَّهۡدِىۡۤ اِلَى الۡحَقِّ اَحَقُّ اَنۡ يُّتَّبَعَ اَمَّنۡ لَّا يَهِدِّىۡۤ اِلَّاۤ اَنۡ يُّهۡدٰى‌ۚ فَمَا لَكُمۡ كَيۡفَ تَحۡكُمُوۡنَ‏
    Qul hal min shurakaaa 'ikum mai yahdiii ilal haqq; qulil laahu yahdii lilhaqq; afamai yahdiii ilal haqqi ahaqqu ai yuttaba'a ammal laa yahiddiii illaaa ai yuhdaa famaa lakum kaifa tahkumuun
    35. Katakanlah, "Apakah di antara sekutumu ada yang membimbing kepada kebenaran?" Katakanlah, "Allah-lah yang membimbing kepada kebenaran." Maka manakah yang lebih berhak diikuti, Tuhan yang membimbing kepada kebenaran itu, ataukah orang yang tidak mampu membimbing bahkan perlu dibimbing? Maka mengapa kamu (berbuat demikian)? Bagaimanakah kamu mengambil keputusan?
  • وَمَا يَتَّبِعُ اَكۡثَرُهُمۡ اِلَّا ظَنًّا ؕاِنَّ الظَّنَّ لَا يُغۡنِىۡ مِنَ الۡحَـقِّ شَيۡــًٔا‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيۡمٌۢ بِمَا يَفۡعَلُوۡنَ‏
    Wa maa yattabi'u aksaruhum illaa zannaa; innaz zanna laa yughnii minal haqqi shai'aa; innal laaha 'Aliimum bimaa yaf'aluun
    36. Dan kebanyakan mereka hanya mengikuti dugaan. Sesungguhnya dugaan itu tidak sedikit pun berguna untuk melawan kebenaran. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
  • وَمَا كَانَ هٰذَا الۡقُرۡاٰنُ اَنۡ يُّفۡتَـرٰى مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ وَلٰـكِنۡ تَصۡدِيۡقَ الَّذِىۡ بَيۡنَ يَدَيۡهِ وَتَفۡصِيۡلَ الۡكِتٰبِ لَا رَيۡبَ فِيۡهِ مِنۡ رَّبِّ الۡعٰلَمِيۡنَ
    Wa maa kaana haazal Quraanu ai yuftaraa min duunil laahi wa laakin tasdiiqal lazii baina yadaihi wa tafsiilal Kitaabi laa raiba fii mir Rabbil 'aalamiin
    37. Dan tidak mungkin Al-Qur'an ini dibuat-buat oleh selain Allah; tetapi (Al-Qur'an) membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan seluruh alam.
  • اَمۡ يَقُوۡلُوۡنَ افۡتَـرٰٮهُ‌ ؕ قُلۡ فَاۡتُوۡا بِسُوۡرَةٍ مِّثۡلِهٖ وَادۡعُوۡا مَنِ اسۡتَطَعۡتُمۡ مِّنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ اِنۡ كُنۡتُمۡ صٰدِقِيۡنَ
    Am yaquuluunaf taraahu qul faatuu bisuuratim mislihii wad'uu manis tata'tum min duunil laahi in kuntum saadiqiin
    38. Apakah pantas mereka mengatakan dia (Muhammad) yang telah membuat-buatnya? Katakanlah, "Buatlah sebuah surah yang semisal dengan surah (Al-Qur'an), dan ajaklah siapa saja di antara kamu orang yang mampu (membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar."
  • بَلۡ كَذَّبُوۡا بِمَا لَمۡ يُحِيۡطُوۡا بِعِلۡمِهٖ وَلَمَّا يَاۡتِهِمۡ تَاۡوِيۡلُهٗ ‌ؕ كَذٰلِكَ كَذَّبَ الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِهِمۡ‌ فَانْظُرۡ كَيۡفَ كَانَ عَاقِبَةُ الظّٰلِمِيۡنَ
    Bal kazzabuu bimaa lam yuhiituu bi'ilmihii wa lammaa yaatihim taawiiluh; kazaalika kazzabal laziina min qablihim fanzur kaifa kaana 'aaqibatuz zaalimiin
    39. Bahkan (yang sebenarnya), mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna dan belum mereka peroleh penjelasannya. Demikianlah halnya umat-umat yang ada sebelum mereka telah mendustakan (rasul). Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang yang zhalim.
  • وَ مِنۡهُمۡ مَّنۡ يُّؤۡمِنُ بِهٖ وَمِنۡهُمۡ مَّنۡ لَّا يُؤۡمِنُ بِهٖ‌ؕ وَرَبُّكَ اَعۡلَمُ بِالۡمُفۡسِدِيۡنَ
    Wa minhum mai yu 'minu bihii wa minhum mal laa yu'minu bih; wa Rabbuka a'lamu bilmufsidiin
    40. Dan di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya (Al-Qur'an), dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Sedangkan Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.
  • وَاِنۡ كَذَّبُوۡكَ فَقُلْ لِّىۡ عَمَلِىۡ وَلَـكُمۡ عَمَلُكُمۡ‌ۚ اَنۡـتُمۡ بَرِيۡٓــُٔوۡنَ مِمَّاۤ اَعۡمَلُ وَاَنَا بَرِىۡٓءٌ مِّمَّا تَعۡمَلُوۡنَ
    Wa in kazzabuuka faqul lii 'amalii wa lakum 'amalukum antum bariii'uuna mimmaaa a'malu wa ana bariii'um mimmaa ta'maluun
    41. Dan jika mereka (tetap) mendustakanmu (Muhammad), maka katakanlah, "Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan."
  • وَمِنۡهُمۡ مَّنۡ يَّسۡتَمِعُوۡنَ اِلَيۡكَ‌ؕ اَفَاَنۡتَ تُسۡمِعُ الصُّمَّ وَلَوۡ كَانُوۡا لَا يَعۡقِلُوۡنَ‏
    Wa minhum mai yastami'uuna iliak; afa anta tusmi'us summa wa law kaanuu la ya'qiluun
    42. Dan di antara mereka ada yang mendengarkan engkau (Muhammad). Tetapi apakah engkau dapat menjadikan orang yang tuli itu mendengar walaupun mereka tidak mengerti?
  • وَمِنۡهُمۡ مَّنۡ يَّنۡظُرُ اِلَيۡكَ‌ ؕ اَفَاَنۡتَ تَهۡدِى الۡعُمۡىَ وَ لَوۡ كَانُوۡا لَا يُبۡصِرُوۡنَ‏
    Wa minhum mai yanzuru ilaik; afa anta tahdil 'umya wa law kaanuu laa yubsiruun
    43. Dan di antara mereka ada yang melihat kepada engkau. Tetapi apakah engkau dapat memberi petunjuk kepada orang yang buta, walaupun mereka tidak memperhatikan?
  • اِنَّ اللّٰهَ لَا يَظۡلِمُ النَّاسَ شَيۡــًٔا وَّلٰـكِنَّ النَّاسَ اَنۡفُسَهُمۡ يَظۡلِمُوۡنَ
    Innal laaha laa yazlimun naasa shai'anw wa laakin nannaasa anfusahum yazlimuun
    44. Sesungguhnya Allah tidak menzhalimi manusia sedikit pun, tetapi manusia itulah yang menzhalimi dirinya sendiri.
  • وَيَوۡمَ يَحۡشُرُهُمۡ كَاَنۡ لَّمۡ يَلۡبَثُوۡۤا اِلَّا سَاعَةً مِّنَ النَّهَارِ يَتَعَارَفُوۡنَ بَيۡنَهُمۡ‌ؕ قَدۡ خَسِرَ الَّذِيۡنَ كَذَّبُوۡا بِلِقَآءِ اللّٰهِ وَمَا كَانُوۡا مُهۡتَدِيۡنَ
    Wa Yawma yahshuruhum ka al lam yalbasuuu illaa saa'atam minan nahaari yata'aarafuuna bainahum; qad khasiral laziina kazzabuu biliqooa'il laahi wa maa kaanuu muhtadiin
    45. Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa) seakan-akan tidak pernah berdiam (di dunia) kecuali sesaat saja pada siang hari, (pada waktu) mereka saling berkenalan. Sungguh rugi orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk.
  • وَاِمَّا نُرِيَـنَّكَ بَعۡضَ الَّذِىۡ نَعِدُهُمۡ اَوۡ نَـتَوَفَّيَنَّكَ فَاِلَيۡنَا مَرۡجِعُهُمۡ ثُمَّ اللّٰهُ شَهِيۡدٌ عَلٰى مَا يَفۡعَلُوۡنَ
    Wa imma nuriyannaka ba'dal lazii na'iduhum aw natawaffayannaka fa ilainaa marji'uhum summal laahu shahiidun 'alaa maa yaf'aluun
    46. Dan jika Kami perlihatkan kepadamu (Muhammad) sebagian dari (siksaan) yang Kami janjikan kepada mereka, (tentulah engkau akan melihatnya) atau (jika) Kami wafatkan engkau (sebelum itu), maka kepada Kami (jualah) mereka kembali, dan Allah menjadi saksi atas apa yang mereka kerjakan.
  • وَلِكُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوۡلٌ‌ ۚ فَاِذَا جَآءَ رَسُوۡلُهُمۡ قُضِىَ بَيۡنَهُمۡ بِالۡقِسۡطِ وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُوۡنَ
    Wa likulli ummatir Rasuulun fa izaa jaaa'a Rasuuluhum qudiya bainahum bilqisti wa hum laa yuzlamuun
    47. Dan setiap umat (mempunyai) rasul. Maka apabila rasul mereka telah datang, diberlakukanlah hukum bagi mereka dengan adil dan (sedikit pun) tidak dizhalimi.
  • وَيَقُوۡلُوۡنَ مَتٰى هٰذَا الۡوَعۡدُ اِنۡ كُنۡتُمۡ صٰدِقِيۡنَ
    Wa yaquuluuna mataa haazal wa'du in kuntum saadiqiin
    48. Dan mereka mengatakan, "Bilakah (datangnya) ancaman itu, jika kamu orang-orang yang benar?"
  • قُلْ لَّاۤ اَمۡلِكُ لِنَفۡسِىۡ ضَرًّا وَّلَا نَفۡعًا اِلَّا مَا شَآءَ اللّٰهُؕ لِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌ‌ؕ اِذَا جَآءَ اَجَلُهُمۡ فَلَا يَسۡتَـاخِرُوۡنَ سَاعَةً‌ وَّلَا يَسۡتَقۡدِمُوۡنَ‏
    Qul laaa amliku linafsii darranw wa laa naf'an illaa maa shaaa'al laah; likulli ummatin ajalun izaa jaaa'a ajaluhum falaaa yastaakhiruuna saa'a tanw wa laa yastaqdimuun
    49. Katakanlah (Muhammad), "Aku tidak kuasa menolak mudarat maupun mendatangkan manfaat kepada diriku, kecuali apa yang Allah kehendaki." Bagi setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.
  • قُلۡ اَرَءَيۡتُمۡ اِنۡ اَتٰٮكُمۡ عَذَابُهٗ بَيَاتًا اَوۡ نَهَارًا مَّاذَا يَسۡتَعۡجِلُ مِنۡهُ الۡمُجۡرِمُوۡنَ
    Qul ara'aitum in ataakum 'azaabuhuu bayaatan aw nahaaram maazaa yasta'jilu minhul mujrimuun
    50. Katakanlah, "Terangkanlah kepadaku, jika datang kepada kamu siksaan-Nya pada waktu malam atau siang hari, manakah yang diminta untuk disegerakan orang-orang yang berdosa itu?"
  • اَثُمَّ اِذَا مَا وَقَعَ اٰمَنۡتُمۡ بِهٖؕ اٰۤلْــٴٰـنَ وَقَدۡ كُنۡتُمۡ بِهٖ تَسۡتَعۡجِلُوۡنَ‏
    Asumma izaa maa waqa'a aamantum bih; aaal'aana wa qad kuntum bihii tasta'jiluun
    51. Kemudian apakah setelah azab itu terjadi, kamu baru mempercayainya? Apakah (baru) sekarang, padahal sebelumnya kamu selalu meminta agar disegerakan?
  • ثُمَّ قِيۡلَ لِلَّذِيۡنَ ظَلَمُوۡا ذُوۡقُوۡا عَذَابَ الۡخُـلۡدِ‌ۚ هَلۡ تُجۡزَوۡنَ اِلَّا بِمَا كُنۡتُمۡ تَكۡسِبُوۡنَ
    Summa qiila lillaziina zalamuu zuuquu 'azaabal khuld hal tujzawna illaa bimaa kuntum taksibuun
    52. Kemudian dikatakan kepada orang-orang yang zhalim itu, "Rasakanlah olehmu siksaan yang kekal. Kamu tidak diberi balasan, melainkan (sesuai) dengan apa yang telah kamu lakukan."
  • وَيَسۡتَنۡۢبِـُٔوۡنَكَ اَحَقٌّ هُوَ‌ ؕ قُلۡ اِىۡ وَرَبِّىۡۤ اِنَّهٗ لَحَقٌّ ؔ‌ؕ وَمَاۤ اَنۡتُمۡ بِمُعۡجِزِيۡنَ
    Wa yastambi'uunaka ahaqqun huwa qul ii wa Rabbiii innahuu lahaqq; wa maaa antum bimu'jiziin
    53. Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad), "Benarkah (azab yang dijanjikan) itu?" Katakanlah, "Ya, demi Tuhanku, sesungguhnya (azab) itu pasti benar dan kamu sekali-kali tidak dapat menghindar."
Bacaan Doa Nisfu Syaban...
Bacaan Doa Nisfu Syaban Setelah Yasin

Bacaan doa Nisfu Syaban setelah baca Yasin ini akan melengkapi doa amalan yang dianjurkan pada malam Nisfu Syaban yakni anjuran membaca surat Yasin sebanyak 3 kali.

Ustaz Abdul Somad :...
Ustaz Abdul Somad : Menyikapi Bijak Perbedaan Pendapat Tentang Nisfu Syaban

Penentuan waktu Nisfu Syaban dapat dihitung dengan dua metode utama, yaitu menggunakan ilmu falak (hisab) dan rukyah. Masing-masing metode memiliki perbedaan dalam menentukan kapan tepatnya malam Nisfu Syaban terjadi

Hukum Nisfu Syaban Menurut...
Hukum Nisfu Syaban Menurut Ustaz Khalid Basalamah, Benarkah Bidah?

Tentang amalan Nisfu Syaban masih banyak diperdebatkan, benarkah sesuai dengan ajaran Islam? Apakah amalan-amalan khusus tersebut merupakan bidah?

Bacaan Tahmid dan Takbir...
Bacaan Tahmid dan Takbir Nisfu Syaban, Amalkan untuk Malam Nisfu Syaban

Bacaan tahmid dan takbir di malam Nisfu Syaban penting diketahui. Terlebih bagi umat Muslim yang ingin meraih keutamaan malam istimewa di bulan Syaban tersebut.

KH Ali Masykur Musa...
KH Ali Masykur Musa Terima SK Kepengurusan JATMAN 2025-2030 dari PBNU

Pengurus Jamiyah Ahlith Thariqah Al-Mutabarah An-Nahdliyah (JATMAN) menerima Surat Keputusan (SK) Kepengurusan JATMAN Masa Khidmah 2025-2030 dari PBNU.