3 Cara Memulai Ibadah Haji (Bagian 2)
A
A
A
Imam Shamsi Ali
Presiden Nusantara Foundation
Pembimbing haji Nusantara USA
Disebutkan terdahulu bahwa Ihram menjadi salah satu rukun dari haji. Terkadang orang salah memahami jika ihram itu adalah memakai dua potong kain tak berjahit. Padahal, kain itu hanya kelengkapan dari Ihram.
Ihram itu ditentukan oleh niatnya. Karenanya jangan tertipu dengan pakaian. Lalu, setelah itu lupa yang mendasar dari ihram. Yaitu melafazkan niat ibadah, baik umrah maupun haji.
Thawaf
Rukun Kedua dari haji itu adalah Thawaf. Thawaf artinya keliling. Yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali dengan niat ibadah karena Allah SWT. Hal ini diperintahkan dalam Alqur'an: "Dan hendaklah mereka mengelilingi rumah tua (Ka'bah) itu".
Walaupun cara melakukannya sama semua, sebenarnya ada beberapa macam thawaf. Perbedaannya ditentukan oleh tujuan atau niat melakukannya.
Ada yang disebut Thawaf Qudum atau Thawaf Selamat datang bagi yang melakukan haji Ifrad. Thawaf yang dilakukan pertama kali memasuki masjidil haram. Bukan untuk tujuan umrah. Bukan pula untuk haji. Tapi sekedar Thawaf Selamat datang ke Tanah Haram.
Ada Thawaf-thawaf sunnah biasa. Perlu diketahui bahwa Masjidil Haram itu memiliki beberapa pengecualian. Salah satu di antaranya adalah jika di masjid-masjid lain jika masuk di dalamnya disunnahkan salat tahiyatul masjid (penghormatan kepada masjid), maka di Masjidil Haram bukan sholat. Tapi melakukan Thawaf sebagai pengganti tahiyatul masjid.
Thawaf-thawaf sunnah juga bisa dilakukan kapan saja jika memungkinkan dan ada waktu untuk itu. Setelah salat-salat wajib misalnya. Daripada diam dan tidak melakukan ibadah, diganti dengan thawaf sunnah.
Intinya Thawaf sunnah itu kapan saja jika ada di Masjidil Haram dan ingin melakukannya untuk mendapatkan pahala Allah SWT.
Thawaf rukun umrah adalah Thawaf yang dilakukan dalam rangkaian ibadah umrah di saat melakukan ibadah umrah.
Sementara tawaf haji yang dikenal dengan sebutan "Thawaf ifadhoh" adalah satu dari rukun penting ibadah haji. Thawaf ifadhoh sebagai salah satu rukun haji umumnya dilakukan setelah selesai melempar Jumrah Aqabah.
Dan yang terakhir adalah Thawaf wada'. Thawaf yang dilakukan sebagai ungkapan selamat tinggal ini dilakukan di saat akan meninggalkan Tanah Haram kembali ke kampung masing-masing.
Untuk sahnya Thawaf, orang yang Thawaf harus dalam keadaan wudhu. Karena sesungguhnya Thawaf itu sama statusnya dengan salat. Hanya saja ketika Thawaf boleh berbicara (yang baik-baik). Sementara ketika salat tidak diperkenankan berbicara.
Tujuh Putaran
Tadi disebutkan bahwa semua macam thawaf tadi dilakukan dengan cara yang sama. Bedanya ada pada niat masing-masing.
Thawaf dimulai dari sudut Ka'bah di mana Hajar Aswad tertempel. Umumnya sudut ini dikenal sebagai sudut pertama. Thawaf dimulai dengan mencium Hajar Aswad (jika memungkinkan). Atau sekadar angkat tangan ke arah Hajar Aswad dan cium tangan sebagai gantinya.
Mulailah berjalan sambil membaca doa, dzikir, baca Quran, tasbih, dan lain-lain. Diperbolehkan berbicara tentunya yang baik-baik saja.
Demikian putaran dilakukan hingga sampai ke sudut keempat, yang dikenal dengan nama "Rukun Yamani". Antara sudut ini dan sudut pertama (Hajar Aswad) doa yang disunnahkan adalah: "Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil Akhirati hasanah wa qinaa adzabannar".
Demikian putaran demi putaran dilakukan hingga berakhir pada putaran ketujuh. Satu yang saya ingin koreksi dari jamaah haji atau umrah adalah ketika Thawaf biasanya berteriak-teriak membaca doa dalam bahasa Arab. Ada dua masalahnya.
Pertama, khususnya yang non Arab yang seringkali bacaannya tidak benar. Ketika yang mendengar itu paham bahasa Arab maka pasti akan terasa geli.
Kedua, tanpa disadari membaca doa atau dzikir dengan teriak-tariak itu mengganggu orang lain.
Karenanya bagi saya, lebih baik membaca doa dengan suara kecil, bahkan dalam hati saja. Jika hafal doa dalam bahasa bagus. Tapi jika tidak, doa itu dalam bahasa apa saja boleh. Toh semua bahasa adalah ciptaan Allah SWT.
Setelah selesai putaran ketujuh orang yang Thawaf disunnahkan salat sunnah di belakang Maqam Ibrahim AS. Maqam itu artinya tempat berdiri ketika Ibrahim meninggikan Ka'bah. Bukan kuburannya.
Pada rakaat pertama dibaca Al-Fatihah dan Al-Kafirun. Dan pada rakaat Kedua dibaca Al-Fatihah dan Al-Ikhlas.
Setelah salat dilanjutkan dengan membaca doa, yang disunnahkan di Multazam. Doa di Multazam ini tidak ditolak, sabda Rasulullah SAW.
Multazam itu adalah tempat di antara pintu Ka'bah dan Hajar Aswad. Tapi untuk kembali ke sana berdoa hampir tidak Mungkin saking ramainya, khususnya di musim haji. Maka doa cukup dilakukan saja di tempat di mana salat sunnah thawaf dilakukan.
Biasanya Thawaf itu diakhiri dengan meminum air Zamzam. Selain memang pasti cukup kehausan karena melakukan Thawaf yang melelahkan, khususnya di musim haji. Juga minum air zamzam merupakan sunnah, syifa (obat), bahkan tujuannya tergantung keinginan yang meminumnya.
Rasulullah SAW bersabda: "air zamzam itu manfaatnya untuk tujuan apa saja bagi yang meminumnya". Sa’i (bersambung..) [Baca Juga: 3 Cara Memulai Ibadah Haji (Bagian 1)]
Presiden Nusantara Foundation
Pembimbing haji Nusantara USA
Disebutkan terdahulu bahwa Ihram menjadi salah satu rukun dari haji. Terkadang orang salah memahami jika ihram itu adalah memakai dua potong kain tak berjahit. Padahal, kain itu hanya kelengkapan dari Ihram.
Ihram itu ditentukan oleh niatnya. Karenanya jangan tertipu dengan pakaian. Lalu, setelah itu lupa yang mendasar dari ihram. Yaitu melafazkan niat ibadah, baik umrah maupun haji.
Thawaf
Rukun Kedua dari haji itu adalah Thawaf. Thawaf artinya keliling. Yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali dengan niat ibadah karena Allah SWT. Hal ini diperintahkan dalam Alqur'an: "Dan hendaklah mereka mengelilingi rumah tua (Ka'bah) itu".
Walaupun cara melakukannya sama semua, sebenarnya ada beberapa macam thawaf. Perbedaannya ditentukan oleh tujuan atau niat melakukannya.
Ada yang disebut Thawaf Qudum atau Thawaf Selamat datang bagi yang melakukan haji Ifrad. Thawaf yang dilakukan pertama kali memasuki masjidil haram. Bukan untuk tujuan umrah. Bukan pula untuk haji. Tapi sekedar Thawaf Selamat datang ke Tanah Haram.
Ada Thawaf-thawaf sunnah biasa. Perlu diketahui bahwa Masjidil Haram itu memiliki beberapa pengecualian. Salah satu di antaranya adalah jika di masjid-masjid lain jika masuk di dalamnya disunnahkan salat tahiyatul masjid (penghormatan kepada masjid), maka di Masjidil Haram bukan sholat. Tapi melakukan Thawaf sebagai pengganti tahiyatul masjid.
Thawaf-thawaf sunnah juga bisa dilakukan kapan saja jika memungkinkan dan ada waktu untuk itu. Setelah salat-salat wajib misalnya. Daripada diam dan tidak melakukan ibadah, diganti dengan thawaf sunnah.
Intinya Thawaf sunnah itu kapan saja jika ada di Masjidil Haram dan ingin melakukannya untuk mendapatkan pahala Allah SWT.
Thawaf rukun umrah adalah Thawaf yang dilakukan dalam rangkaian ibadah umrah di saat melakukan ibadah umrah.
Sementara tawaf haji yang dikenal dengan sebutan "Thawaf ifadhoh" adalah satu dari rukun penting ibadah haji. Thawaf ifadhoh sebagai salah satu rukun haji umumnya dilakukan setelah selesai melempar Jumrah Aqabah.
Dan yang terakhir adalah Thawaf wada'. Thawaf yang dilakukan sebagai ungkapan selamat tinggal ini dilakukan di saat akan meninggalkan Tanah Haram kembali ke kampung masing-masing.
Untuk sahnya Thawaf, orang yang Thawaf harus dalam keadaan wudhu. Karena sesungguhnya Thawaf itu sama statusnya dengan salat. Hanya saja ketika Thawaf boleh berbicara (yang baik-baik). Sementara ketika salat tidak diperkenankan berbicara.
Tujuh Putaran
Tadi disebutkan bahwa semua macam thawaf tadi dilakukan dengan cara yang sama. Bedanya ada pada niat masing-masing.
Thawaf dimulai dari sudut Ka'bah di mana Hajar Aswad tertempel. Umumnya sudut ini dikenal sebagai sudut pertama. Thawaf dimulai dengan mencium Hajar Aswad (jika memungkinkan). Atau sekadar angkat tangan ke arah Hajar Aswad dan cium tangan sebagai gantinya.
Mulailah berjalan sambil membaca doa, dzikir, baca Quran, tasbih, dan lain-lain. Diperbolehkan berbicara tentunya yang baik-baik saja.
Demikian putaran dilakukan hingga sampai ke sudut keempat, yang dikenal dengan nama "Rukun Yamani". Antara sudut ini dan sudut pertama (Hajar Aswad) doa yang disunnahkan adalah: "Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil Akhirati hasanah wa qinaa adzabannar".
Demikian putaran demi putaran dilakukan hingga berakhir pada putaran ketujuh. Satu yang saya ingin koreksi dari jamaah haji atau umrah adalah ketika Thawaf biasanya berteriak-teriak membaca doa dalam bahasa Arab. Ada dua masalahnya.
Pertama, khususnya yang non Arab yang seringkali bacaannya tidak benar. Ketika yang mendengar itu paham bahasa Arab maka pasti akan terasa geli.
Kedua, tanpa disadari membaca doa atau dzikir dengan teriak-tariak itu mengganggu orang lain.
Karenanya bagi saya, lebih baik membaca doa dengan suara kecil, bahkan dalam hati saja. Jika hafal doa dalam bahasa bagus. Tapi jika tidak, doa itu dalam bahasa apa saja boleh. Toh semua bahasa adalah ciptaan Allah SWT.
Setelah selesai putaran ketujuh orang yang Thawaf disunnahkan salat sunnah di belakang Maqam Ibrahim AS. Maqam itu artinya tempat berdiri ketika Ibrahim meninggikan Ka'bah. Bukan kuburannya.
Pada rakaat pertama dibaca Al-Fatihah dan Al-Kafirun. Dan pada rakaat Kedua dibaca Al-Fatihah dan Al-Ikhlas.
Setelah salat dilanjutkan dengan membaca doa, yang disunnahkan di Multazam. Doa di Multazam ini tidak ditolak, sabda Rasulullah SAW.
Multazam itu adalah tempat di antara pintu Ka'bah dan Hajar Aswad. Tapi untuk kembali ke sana berdoa hampir tidak Mungkin saking ramainya, khususnya di musim haji. Maka doa cukup dilakukan saja di tempat di mana salat sunnah thawaf dilakukan.
Biasanya Thawaf itu diakhiri dengan meminum air Zamzam. Selain memang pasti cukup kehausan karena melakukan Thawaf yang melelahkan, khususnya di musim haji. Juga minum air zamzam merupakan sunnah, syifa (obat), bahkan tujuannya tergantung keinginan yang meminumnya.
Rasulullah SAW bersabda: "air zamzam itu manfaatnya untuk tujuan apa saja bagi yang meminumnya". Sa’i (bersambung..) [Baca Juga: 3 Cara Memulai Ibadah Haji (Bagian 1)]
(rhs)