Bagaimana Hubungan Antara Nafsu dengan Setan? Ini Kata Syeikh Sya'rawi
A
A
A
Mungkin banyak yang bertanya bagaimana sebenarnya hubungan antara Nafsu dan Setan? Berikut penjelasan singkat ulama besar kelahiran Mesir, Syeikh Prof Muhammad Mutawalli asy-Sya'rawi (1911-1998) sebagaimana disampaikan Al-Habib Ahmad bin Novel Jindan (Pengasuh Pesantren Al Hawthah Al Jindaniyah).
Menurut Syeikh Mutawalli Sya'rowi, Nafsu adalah ialah jiwa dalam kehidupan dunia. Begitu bayi lahir, ruh disebut Nafsu. Selama masih berupa janin dalam kandungan ibu disebut ruh.
Nafsu manusia diilhami oleh kedua kekuatan. Pertama, fujur (kejahatan). Kedua, kekuatan itu, yang baik dan yang jahat saling berlawanan.
Kekuatan kebaikan sumbernya agama, akal, dan kebijaksanaan. Sedangkan kekuatan kejahatan bersumber dari nafsu angkara murka dan godaan setan. Karenanya, melakukan perbuatan jahat itu terkadang didorong oleh nafsunya sendiri atau juga oleh bujukan dan rayuan setan.Nabi Adam dan istrinya, Hawa, melanggar larangan Allah Ta'ala karena bujuk rayu setan sehingga akhirnya nafsu kebendaannya condong untuk memperoleh apa yang dijanjikan Iblis.
Memang nafsu manusia cenderung menyenangi maksiat, misalnya, mata ingin melihat yang haram. Nafsu seperti itu cocok dengan nafsu kebendaannya. Jadi, jangan hanya menimpakan setiap pelanggaran adalah karena kesalahan setan.
Setan datang kepada manusia, menggoda dan mendorong terus agar manusia dalam melihat yang baik menjadi buruk dan sebaliknya yang buruk menjadi baik. Ia terus-menerus menggoda dengan tujuan agar seluruh manusia masuk neraka. Setan lebih banyak menggoda kepada orang-orang beriman dan yang mampu mengendalikan nafsu.
Apabila nafsu manusia sudah ditaklukkan dan dikuasai oleh setan, jika ia diajak kepada yang baik akan menentang dan menolaknya. Tetapi jika ajakan kepada yang jahat, tak kuasa untuk menolaknya. Nafsunya tak mampu lagi mencegah melakukan perbuatan jahat, walaupun mengundang bahaya buat dirinya.
Sumber:
Anda Bertanya Islam Menjawab
Karya Syeikh M Mutawalli asy-Sya'rawi
Menurut Syeikh Mutawalli Sya'rowi, Nafsu adalah ialah jiwa dalam kehidupan dunia. Begitu bayi lahir, ruh disebut Nafsu. Selama masih berupa janin dalam kandungan ibu disebut ruh.
Nafsu manusia diilhami oleh kedua kekuatan. Pertama, fujur (kejahatan). Kedua, kekuatan itu, yang baik dan yang jahat saling berlawanan.
Kekuatan kebaikan sumbernya agama, akal, dan kebijaksanaan. Sedangkan kekuatan kejahatan bersumber dari nafsu angkara murka dan godaan setan. Karenanya, melakukan perbuatan jahat itu terkadang didorong oleh nafsunya sendiri atau juga oleh bujukan dan rayuan setan.Nabi Adam dan istrinya, Hawa, melanggar larangan Allah Ta'ala karena bujuk rayu setan sehingga akhirnya nafsu kebendaannya condong untuk memperoleh apa yang dijanjikan Iblis.
Memang nafsu manusia cenderung menyenangi maksiat, misalnya, mata ingin melihat yang haram. Nafsu seperti itu cocok dengan nafsu kebendaannya. Jadi, jangan hanya menimpakan setiap pelanggaran adalah karena kesalahan setan.
Setan datang kepada manusia, menggoda dan mendorong terus agar manusia dalam melihat yang baik menjadi buruk dan sebaliknya yang buruk menjadi baik. Ia terus-menerus menggoda dengan tujuan agar seluruh manusia masuk neraka. Setan lebih banyak menggoda kepada orang-orang beriman dan yang mampu mengendalikan nafsu.
Apabila nafsu manusia sudah ditaklukkan dan dikuasai oleh setan, jika ia diajak kepada yang baik akan menentang dan menolaknya. Tetapi jika ajakan kepada yang jahat, tak kuasa untuk menolaknya. Nafsunya tak mampu lagi mencegah melakukan perbuatan jahat, walaupun mengundang bahaya buat dirinya.
Sumber:
Anda Bertanya Islam Menjawab
Karya Syeikh M Mutawalli asy-Sya'rawi
(rhs)