Membaca Al-Qur'an, Lebih Baik Suara Keras Atau Pelan?

Kamis, 23 Januari 2020 - 15:24 WIB
Membaca Al-Quran, Lebih Baik Suara Keras Atau Pelan?
Membaca Al-Qur'an, Lebih Baik Suara Keras Atau Pelan?
A A A
Banyak Hadis Nabi menerangkan keutamaan (fadhillah) membaca Al-Qur'an. Salah satunya hadis yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari dari Utsman RA, Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baiknya kamu adalah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya".

Pertanyaannya, mana yang lebih baik ketika membaca Al-Qur'an , apakah bersuara keras atau bersuara pelan? Para ulama memberi gambaran seperti orang yang bersedekah dengan terang-terangan itu lebih baik jika hal itu dapat menimbulkan semangat bersedekah kepada orang lain atau untuk suatu kebaikan. Namun, pada kesempatan yang lain, bersedekah dengan sembunyi-sembunyi itu lebih baik jika dikhawatirkan menimbulkan riya atau dianggap merendahkan orang lain.

Demikian halnya membaca Al-Qur'an . Kadangkala dengan suara keras itu lebih baik daripada dengan suara perlahan. Jika bacaan itu menyebabkan orang lain bergairah membaca Al-Qur'an dan menyebabkan pahala bagi orang yang mendengarnya. Dan pada saat yang lain, membaca dengan perlahan itu lebih baik jika dapat mengganggu orang lain, atau dikhawatirkan riya atau karena lainnya.

Oleh karena itu, baik membaca dengan suara keras atau pelahan, keduanya mempunyai keutamaan masing-masing. Kadangkala membaca dengan suara keras itu lebih sesuai, dan kadangkala membaca dengan suara pelahan lebih sesuai.

Banyak yang berdalil bahwa membaca dengan suara pelahan itu lebih baik, berdasarkan hadis sedekah yang disebutkan di atas. Imam Baihaqi menulis dalam Kitab Asy-Syu'abu sebuah hadis dari Aisyah RA, (sebagai ulama melemakan hadits ini), "Amalan yang dikerjakan dengan sembunyi-sembunyi tujuh kali lipat lebih baik daripada amalan dengan terang-terangan."

Jabir RA meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) bersabda, "Janganlah membaca Al-Qur'an terlalu keras sehingga tercampur suara yang satu dengan suara yang lain."

Dikisahkan, Umar bin Abdul Aziz RA pernah melihat seseorang yang membaca Al-Qur'an dengan suara keras di dalam masjid Nabawi, maka ia menghentikannya. Tetapi orang yang membaca itu menentangnya. Kemudian Umar bin Abdul Aziz berkata: "Jika kamu membacanya karena Allah, maka bacalah dengan perlahan. Namun jika kamu membacanya karena manusia, maka bacaanmu tidak ada gunanya."

Selain itu, Nabi SAW juga memerintahkan agar membaca Al-Qur'an dengan suara keras. Dalam Syarah Ihya juga ditulis mengenai kedua cara tersebut, baik dalam riwayat hadis ataupun atsar sahabat.
عَنْ عُقْبَةَ بِن عَامِرٍ رَضىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّىَ الله عليهِ وَسَلَّمَ الجَاهِرُ بِالْقُرْآنِ كَالْجاهِرِ بِالصَّدَقَةِ وَالُمُسِرِّ بِالصَّدَقَةِ. (رواه الترمذي وابو داوود والنسائي والحاكم وقال صحيح على شرط البخارى)


Dari Uqpah bin Amir RA berkata bahwa Rasulullah bersabda, "Orang yang membaca Al-Qur'an dengan suara keras adalah seumpama orang yang memberikan sedekahnya secara terang-terangan. Dan orang yang membaca Al-Qur'an dengan suara perlahan adalah seumpama orang yang memberikan sedekahnya secara sembunyi-sembunyi." (HR. Tirmidzi, Abu Daud, An-Nasa'i dan Hakim).

Wallahu A'lam Bisshowab
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2998 seconds (0.1#10.140)