Derbent, Gerbang Masuknya Islam ke Rusia pada Tahun 642 Masehi (2)

Sabtu, 25 Januari 2020 - 07:32 WIB
Derbent, Gerbang Masuknya Islam ke Rusia pada Tahun 642 Masehi (2)
Derbent, Gerbang Masuknya Islam ke Rusia pada Tahun 642 Masehi (2)
A A A
Fauzi Bustami
WNI yang tinggal di Rusia

Djuma Mosque, Masjid Tertua di Rusia

Salah satu monumen penting sekaligus bukti keberadaan Islam yang telah masuk di Derbent pada masa awal Islam, selain Makam para sahabat di Kickhyar, adalah Masjid Jum'a atau Djum'a Mosque yang diyakini sebagai masjid tertua di Rusia. Masjid ini diperkirakan dibangun pada tahun 733 M, atau bahkan lebih awal.

Sebagaimana umumnya masjid-masjid yang dibangun pada zaman dahulu, di dalam kawasan masjid juga dibangun madrasah, tempat pengajaran agama Islam, serta beberapa rumah tempat para pemimpin umat bertempat tinggal. Menurut catatan sejarah, pada tahun 733 Masehi, di Derbent dibangun tujuh masjid. Setiap kecamatan (Magal) memiliki satu masjid. Satu masjid yang digunakan untuk salat Jum'at disebut Al-Masjid Al-Djamii atau yang kemudian disebut Djuma Mosque. Masjid ini merupakan tempat utama Islamisasi di kawasan tersebut.

Pada masanya, Masjid Jum'a merupakan bangunan terbesar di Kota Derbent. Panjangnya dari barat ke timur 68 meter dan dari utara ke selatan 28 meter. Masjid ini memiliki kubah yang tingginya 17 meter dengan luas halaman 2475 meter persegi. Bagian tengah masjid terbagi tiga bagian. Luas bagian tengah 6,3 meter, dan sisi-sisinya 4 meter. Bagian tengah masjid dipisahkan oleh kolom persegi berukuran 97 kali 87 cm.

Bangunan ini telah mengalami beberapa kali perbaikan akibat bencana alam, meskipun secara umum tetap utuh. Di depan Masjid terpampang prasasti yang menyebutkan bahwa bangunan ini diperbaiki oleh Tajuddin, kontraktor dari Baku, Azebaijan pada tahun 770 paska terjadinya gempa bumi.

Pada umumnya, umat Muslim di Rusia pengikut Sunni, dan hanya sedikit yang menganut Shiah. Hal ini berbeda dengan Masjid Juma yang merupakan masjid Shiah. Meskipun demikian, Nabil Nasirov, Imam Masjid Juma mengatakan kepada penulis bahwa selama ratusan tahun, masjid ini digunakan bersama antara pengikut Sunni dan Shiah, khususnya pada saat shalat Jum'at dan tidak pernah ada masalah karena perbedaan paham tersebut.

Dalam perjalanan sejarahnya, Djuma Mosque pernah mengalami masa-masa yang buruk, khususnya pada masa berkuasanya Uni Soviet. Pada tahun 1930-an masjid ini ditutup oleh rezim Komunis. Pada 1938 hingga 1943, masjid ini juga sempat dijadikan penjara oleh Dinas Polisi Rahasia Uni Soviet (NKVD). Masjid ini kemudian dibuka kembali pada tahun 1943, sebagai upaya pemerintah mencari dukungan rakyat dalam perang melawan agresi Nazi Jerman saat itu. Sejak saat itu, masjid ini tidak pernah ditutup lagi.

Saat penulis melakukan kunjungan pada Januari 2020, Masjid ini sedang dalam proses renovasi yang dilakukan atas biaya UNESCO (United Nations Education, Social and Cultural Organization), yang pada tahun 2003 telah menetapkan Derbent sebagai World Heritage Site. Menurut Nabil Nasirov, renovasi tersebut bertujuan untuk mengembalikan arsitektur masjid hingga sesuai dengan masjid yang dibangun pada abad kedelapan. [Baca Juga Derbent, Gerbang Masuknya Islam ke Rusia pada 642 Masehi (1)]

(Bersambung)
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3884 seconds (0.1#10.140)