Adab dan Amalan Menyambut Kelahiran Bayi
A
A
A
Kelahiran bayi merupakan salah satu karunia besar Allah Ta'ala untuk para orangtua. Tak bisa dilukiskan betapa bahagianya ketika sang bayi lahir ke dunia. Semua orangtua mendambakan bayinya kelak menjadi anak yang saleh/saleha, sehat, cerdas dan dilingkupi kebaikan.
Dalam menyambut kelahiran bayi, ada adab dan amalan yang harus dilakukan orangtua sebagaimana dijelaskan dalam Kitab 'Tuhfatul Habib Ala Syarhil Khatib' dan "Mughnil Muhtaj ila ma'rifati alfadhil Minhaj" Bab Aqiqah.
Amalan pertama yang disunnahkan pada bayi baru lahir adalah mengumandangkan adzan di telinga kanan dan iqomah pada telinga kiri. Kemudian mengucapkan
Salamun Zakrun (salam sejahtera anak laki-laki), Salamun An-Nisa (salam sejahtera anak perempuan).
Dalam sebuah hadis, dari Abu Rafi’: "Aku melihat Rasulullah mengumandangkan adzan di telinga Al-Hasan bin Ali ketika ibunya (Fatimah) melahirkannya". (HR Abu Daud dan At-Tirmidzi)
Dari Hasan bin Ali RA, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang anaknya baru dilahirkan, kemudian dia mengumandangkan adzan ke telinga kanannya dan iqomah di telinga kirinya, maka anak yang baru lahir itu tidak akan terkena bahaya 'ummu shibyan'.
Ummu shibyan’ adalah angin yang diembuskan kepada anak, sehingga anak (bayi) itu takut kepadanya. Ada juga yang berkata ia adalah 'qarinah', sebangsa jin.
Rahasia azan dan iqomah pada bayi menurut Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah:
1. Adzan ini untuk mengusir setan yang memang menanti-nanti kelahiran bayi ini.
2. Adzan dikumandangkan ke telinga bayi agar seruan dakwah kepada Allah dan agamanya dapat mendahului seruan jahat setan.
3. Adzan dan iqomah yang diperdengarkan akan direkam oleh bayi berkenaan yang menjadi sebahagian dari pendidikan tauhid, syariat dan akhlak.
4. Kalimah-kalimah memuji kebesaran Ilahi yang disifatkan sebagai ucapan pertama yang meresap ke dalam hati sanubari insan yang baru lahir.
5. Satu penyataan syariat Islam yang berperanan mendahului dakwah setan terkutuk dan mengekang arus nafsu syahwat.
Beberapa ulama mengatakan hadis yang berbunyi, "Aku melihat Rasulullah mengumandangkan azan di telinga al-Hasan bin Ali ketika ibunya (Fathimah) melahirkannya" adalah hadis dhoif (lemah). Namun, perlu diketahui, beramal dengan hadis dhoif pada perkara-perkara yang bukan melibatkan aqidah dan hukum halal-haram adalah dibolehkan, bahkan dianjurkan oleh jumhur ulama.
Imam Ahmad Hambali pernah mengatakan: "Aku lebih suka mengikut hadis dhoif dari pada mengikut qiyas ulama' (analogi/perumpamaan).
8 Sunnah Lainnya:
1. Dibacakan Ayat Kursi (Al-Baqarah ayat 255)
2. Dibacakan Ayat Inna Rabbakumullah (Al-A'raf ayat 54)
إِنَّ رَبَّكُمُ اللّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثاً وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلاَ لَهُ الْخَلْقُ وَالأَمْرُ تَبَارَكَ اللّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
3. Dibacakan Surah Al-Ikhlas di telinga kanan.
4. Dibacakan Muawwidzatain (Surah Al-Falaq dan An-Nas)
5. Dibacakan Doa:
لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ الْعَظِيمُ الْحَلِيمُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ ، لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ ، وَرَبُّ الْأَرْضِ ، وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيم
Laa-ilaaha-illalla-hul adhimul halim. La-ilaaha-illalla-hu rabbul arsyil adhim. La-ilaaha-illalla-hu rabbus samawati warabbul ardli warabul arsyil karim.
6. Dilanjutkan doa Nabi Yunus (Surah Al-Anbiya' ayat 87)
فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّيكُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Fanada fidh dululmati alla ilaaha illa Anta, subhaanaka inni kuntu minadh dhalimin.
7. Dibacakan Inna Anzalnahu.. (Surah Al-Qadr ayat 1-5) sebanayak 1/3/7 kali.
8. Ada juga tips dari orang tuanya Sayyidah Maryam yang berdoa saat kelahiran beliau (Surah Ali-Imran 36), yakni "Ya Allah saya mohon perlindunganMu untuk anak ini (Maryam) dan keturunannya (Nabi Isa AS), dari syaithanir rajim" yakni ayat "Inni Uidzuha bika wa dzurriyyataha minasy sayithanirrajiim". (HR Imam Bukhari).
Amalan Sunnah Lainnya:
1. Memberikan harum-haruman (za'faron, parfum bayi) di atas kepalanya.
2. Aqiqah (memotong kambing) pada hari ke-7 (misal lahir Senin, hari ke-7 adalah Ahad). Daging disedekahkan dalam keadaan matang dan sebagiannya boleh dimakan sendiri. Diusahakan agar tulang belulang kambing tidak sampai pecah, sehingga pemotongan diusakan agar tepat di persendiannya. Hal ini dengan harapan agar kondisi fisik si bayi nantinya kuat. Bumbu masakannya lebih dimaniskan karena Rasulullah menyukai masakan manis dan madu.
3. Urutannya adalah aqiqah, kemudian cukur rambut, dan pemberian nama.
4. Pencukuran rambut dilakukan setelah pemotongan kambing, sebagaimana pada haji, tahallul dilakukan setelah qurban. Rambut tadi dikumpulkan, ditimbang, dan beratnya dikonversikan ke emas atau perak. Rasulullah SAW memerintahkan Sayyidah Fathimah untuk menimbang rambut Sayyidina Husein dan bersedekah emas seberat rambut itu dan memberikan hadiah khusus (paha atau kaki kambing) kepada bidan yang menolong kelahirannya.
5. Tahnik.
Para sahabat punya kebiasaan apabila bayinya telah lahir, mereka langsung membawanya ke hadapan Rasulullah SAW. Selanjutnya beliau menyuruh untuk mengambil kurma, kemudian mengunyahnya, hingga halus, lalu mengambilnya sedikit (dari dalam mulut beliau), dan menyuapkannya ke mulut bayi, dengan cara menyentuhkannya di langit-langit mulut bayi yang akan "otomatis" menghisapnya. Di sini akan masuk 2 hal, yakni glukosa (karbohidrat) untuk kekuatan fisik dan ludah Rasulullah yang membawa berkah. Sunnah ini dilanjutkan oleh ummat Islam, dengan mentahnik bayinya kepada para ulama. Bila tak ditemui ulama (kaum shalihin) laki-laki, maka perempuanpun tidak ada masalah.
6. Memberikan Ucapan Selamat.
Berikan ucapan selamat untuk keluarga yang baru melahirkan ini:
- Barakallahu laka fil mauhubi laka wasyakartal wahiba wabalagha asyaddahu waruziqat birrahu. (Mudah-mudahan Allah melimpahkan berkah, dan anda makin mensyukuri Dzat Pemberinya. Semoga si anak ini mencapai kedewasaannya dan dikaruniai kebaikan.
- Bagi yang diberi ucapan selamat, dianjurkan menjawabnya: Barakallahu laka wabaraka alaika (Semoga kalian juga diberkahi Allah) atau Ajzalallahu tsawabaka (Semoga Allah memberimu balasan pahala yang besar). Wallahu A'lam Bish-Showab
Sumber:
Kumpulan Wirid dan Doa Pustaka Pejaten
Dalam menyambut kelahiran bayi, ada adab dan amalan yang harus dilakukan orangtua sebagaimana dijelaskan dalam Kitab 'Tuhfatul Habib Ala Syarhil Khatib' dan "Mughnil Muhtaj ila ma'rifati alfadhil Minhaj" Bab Aqiqah.
Amalan pertama yang disunnahkan pada bayi baru lahir adalah mengumandangkan adzan di telinga kanan dan iqomah pada telinga kiri. Kemudian mengucapkan
Salamun Zakrun (salam sejahtera anak laki-laki), Salamun An-Nisa (salam sejahtera anak perempuan).
Dalam sebuah hadis, dari Abu Rafi’: "Aku melihat Rasulullah mengumandangkan adzan di telinga Al-Hasan bin Ali ketika ibunya (Fatimah) melahirkannya". (HR Abu Daud dan At-Tirmidzi)
Dari Hasan bin Ali RA, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang anaknya baru dilahirkan, kemudian dia mengumandangkan adzan ke telinga kanannya dan iqomah di telinga kirinya, maka anak yang baru lahir itu tidak akan terkena bahaya 'ummu shibyan'.
Ummu shibyan’ adalah angin yang diembuskan kepada anak, sehingga anak (bayi) itu takut kepadanya. Ada juga yang berkata ia adalah 'qarinah', sebangsa jin.
Rahasia azan dan iqomah pada bayi menurut Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah:
1. Adzan ini untuk mengusir setan yang memang menanti-nanti kelahiran bayi ini.
2. Adzan dikumandangkan ke telinga bayi agar seruan dakwah kepada Allah dan agamanya dapat mendahului seruan jahat setan.
3. Adzan dan iqomah yang diperdengarkan akan direkam oleh bayi berkenaan yang menjadi sebahagian dari pendidikan tauhid, syariat dan akhlak.
4. Kalimah-kalimah memuji kebesaran Ilahi yang disifatkan sebagai ucapan pertama yang meresap ke dalam hati sanubari insan yang baru lahir.
5. Satu penyataan syariat Islam yang berperanan mendahului dakwah setan terkutuk dan mengekang arus nafsu syahwat.
Beberapa ulama mengatakan hadis yang berbunyi, "Aku melihat Rasulullah mengumandangkan azan di telinga al-Hasan bin Ali ketika ibunya (Fathimah) melahirkannya" adalah hadis dhoif (lemah). Namun, perlu diketahui, beramal dengan hadis dhoif pada perkara-perkara yang bukan melibatkan aqidah dan hukum halal-haram adalah dibolehkan, bahkan dianjurkan oleh jumhur ulama.
Imam Ahmad Hambali pernah mengatakan: "Aku lebih suka mengikut hadis dhoif dari pada mengikut qiyas ulama' (analogi/perumpamaan).
8 Sunnah Lainnya:
1. Dibacakan Ayat Kursi (Al-Baqarah ayat 255)
2. Dibacakan Ayat Inna Rabbakumullah (Al-A'raf ayat 54)
إِنَّ رَبَّكُمُ اللّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثاً وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلاَ لَهُ الْخَلْقُ وَالأَمْرُ تَبَارَكَ اللّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
3. Dibacakan Surah Al-Ikhlas di telinga kanan.
4. Dibacakan Muawwidzatain (Surah Al-Falaq dan An-Nas)
5. Dibacakan Doa:
لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ الْعَظِيمُ الْحَلِيمُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ ، لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ ، وَرَبُّ الْأَرْضِ ، وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيم
Laa-ilaaha-illalla-hul adhimul halim. La-ilaaha-illalla-hu rabbul arsyil adhim. La-ilaaha-illalla-hu rabbus samawati warabbul ardli warabul arsyil karim.
6. Dilanjutkan doa Nabi Yunus (Surah Al-Anbiya' ayat 87)
فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّيكُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Fanada fidh dululmati alla ilaaha illa Anta, subhaanaka inni kuntu minadh dhalimin.
7. Dibacakan Inna Anzalnahu.. (Surah Al-Qadr ayat 1-5) sebanayak 1/3/7 kali.
8. Ada juga tips dari orang tuanya Sayyidah Maryam yang berdoa saat kelahiran beliau (Surah Ali-Imran 36), yakni "Ya Allah saya mohon perlindunganMu untuk anak ini (Maryam) dan keturunannya (Nabi Isa AS), dari syaithanir rajim" yakni ayat "Inni Uidzuha bika wa dzurriyyataha minasy sayithanirrajiim". (HR Imam Bukhari).
Amalan Sunnah Lainnya:
1. Memberikan harum-haruman (za'faron, parfum bayi) di atas kepalanya.
2. Aqiqah (memotong kambing) pada hari ke-7 (misal lahir Senin, hari ke-7 adalah Ahad). Daging disedekahkan dalam keadaan matang dan sebagiannya boleh dimakan sendiri. Diusahakan agar tulang belulang kambing tidak sampai pecah, sehingga pemotongan diusakan agar tepat di persendiannya. Hal ini dengan harapan agar kondisi fisik si bayi nantinya kuat. Bumbu masakannya lebih dimaniskan karena Rasulullah menyukai masakan manis dan madu.
3. Urutannya adalah aqiqah, kemudian cukur rambut, dan pemberian nama.
4. Pencukuran rambut dilakukan setelah pemotongan kambing, sebagaimana pada haji, tahallul dilakukan setelah qurban. Rambut tadi dikumpulkan, ditimbang, dan beratnya dikonversikan ke emas atau perak. Rasulullah SAW memerintahkan Sayyidah Fathimah untuk menimbang rambut Sayyidina Husein dan bersedekah emas seberat rambut itu dan memberikan hadiah khusus (paha atau kaki kambing) kepada bidan yang menolong kelahirannya.
5. Tahnik.
Para sahabat punya kebiasaan apabila bayinya telah lahir, mereka langsung membawanya ke hadapan Rasulullah SAW. Selanjutnya beliau menyuruh untuk mengambil kurma, kemudian mengunyahnya, hingga halus, lalu mengambilnya sedikit (dari dalam mulut beliau), dan menyuapkannya ke mulut bayi, dengan cara menyentuhkannya di langit-langit mulut bayi yang akan "otomatis" menghisapnya. Di sini akan masuk 2 hal, yakni glukosa (karbohidrat) untuk kekuatan fisik dan ludah Rasulullah yang membawa berkah. Sunnah ini dilanjutkan oleh ummat Islam, dengan mentahnik bayinya kepada para ulama. Bila tak ditemui ulama (kaum shalihin) laki-laki, maka perempuanpun tidak ada masalah.
6. Memberikan Ucapan Selamat.
Berikan ucapan selamat untuk keluarga yang baru melahirkan ini:
- Barakallahu laka fil mauhubi laka wasyakartal wahiba wabalagha asyaddahu waruziqat birrahu. (Mudah-mudahan Allah melimpahkan berkah, dan anda makin mensyukuri Dzat Pemberinya. Semoga si anak ini mencapai kedewasaannya dan dikaruniai kebaikan.
- Bagi yang diberi ucapan selamat, dianjurkan menjawabnya: Barakallahu laka wabaraka alaika (Semoga kalian juga diberkahi Allah) atau Ajzalallahu tsawabaka (Semoga Allah memberimu balasan pahala yang besar). Wallahu A'lam Bish-Showab
Sumber:
Kumpulan Wirid dan Doa Pustaka Pejaten
(rhs)