Ketinggian Adab Imam Syafi'i Terhadap Ahlul Bait Rasulullah

Jum'at, 14 Februari 2020 - 17:56 WIB
Ketinggian Adab Imam...
Ketinggian Adab Imam Syafi'i Terhadap Ahlul Bait Rasulullah
A A A
Ustaz Miftah El-Banjary
Pakar Ilmu Linguistik Arab dan Tafsir Al-Qur'an

Imam Syafi'i, seorang imam dan pendiri mazhab Syafiiyyah pernah mengutip satu hadis yang redaksinya berbunyi:

وَأيْمُ اللهِ، لَوْ أَنَّ فلانة بِنْتَ فلان سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا»

"Demi Allah, sekiranya Fulanah binti Fulan mencuri, niscaya aku sendiri yang akan memotong tangannya."

Orang-orang yang mendengar ucapan itu terkejut serta mempertanyakan keilmuan Imam Syafi'i . "Wahai Imam, mengapa engkau tidak menyebutkan hadis itu seutuhnya sesuai dengan redaksinya? Mengapa engkau tidak ilmiah mengutip hadis tersebut seperti demikian redaksinya?"

وَأيْمُ اللهِ، لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا»

"Demi Allah, sekiranya Fathimah binti Muhammad mencuri, niscaya aku sendiri yang akan memotong tangannya."

Imam Syafi'i mengatakan: "Hadis itu maklum sudah diketahui umum oleh kebanyakan orang. Semua orang pun sudah mengetahui siapa yang kumaksudkan dengan Fulanah binti Fulan?!"

Redaksi hadisnya benar, "Sekiranya Fathimah mencuri, niscaya akan aku potong tangannya." Akan tetapi hal itu tidak mungkin aku ucapkan.

Sebab aku menaruh penghormatan yang sangat tinggi terhadap para ahlu bait keluarga Rasulullah SAW . Meskipun hanya mengucapkan redaksi hadis, aku tidak pantas mengatakan, "Fathimah binti Muhammad mencuri".

Ada dua alasan yang mendasarinya. Pertama, hal itu tidak mungkin terjadi pada diri ahlu bait Nabi. Kedua, ucapan itu wajar saja diucapkan oleh Rasulullah sebagai ayahnya.

Begitulah tingginya adab dan etika yang dicontohkan Imam Muhamamd bin Idris Syafi'i kepada generasi selanjutnya. Beliau benar-benar memuliakan para ahli bait Rasulullah.

Kecintaan serta penghormatan Imam Syafi'i terhadap para ahlu bait Rasulullah sampai-sampai beliau pernah difitnah serta dituduh ikut terlibat gerakan Syi'ah Rafidhah. Namun, tuduhan itu ternyata tidak pernah terbukti.

Imam Syafii menjawab tuduhan fitnah atas kecintaannya terhadap pada para ahli bait Rasulullah itu dengan ungkapan syairnya yang masyhur:

إن كان رافضا حب آل محمد فليشهد الثقلان إني رافضي

"Sekiranya hanya disebabkan mencintai ahli bait Muhammad dikategorikan Rafidhi. Maka saksikanlah dengan kecintaanku pada ahlu bait, maka aku adalah Syiah Rafidhi."

Hari ini kita akan mendapati orang-orang mengkritik bahkan membantah sikap penghormatan terhadap ahli bait Rasulullah dengan melontarkan ucapan-ucapan agar tidak berlebihan menghormati dan memuliakan ahlu bait Rasulullah, disebabkan ketidakmengertian mereka terhadap siapa yang telah berjasa dalam dakwah Islam ini pertama kalinya hingga ke negeri kita?

Padahal, jika bukan para ahli bait Rasulullah darimana kita mengenal Islam? Berkah dakwah dan perjuangan para ahli bait Rasulullah kita mendapatkan cahaya dan keberkahan Islam, bukan?

Bahkan, perintah untuk mencintai serta memuliakan para ahli bait Rasulullah itu sendiri telah diajarkan oleh Al-Qur'an di dalam Surah Asyura 23:

قُل لَّا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَىٰ ۗ

"...Katakanlah wahai Muhammad, aku tidak meminta balasan kebaikan apa pun pada kalian, melainkan mengasihi keluarga (ku)." (QS Asyura: 23)

Maka, mencintai dan memuliakan ahlu bait Rasulullah sebagai bukti mencintai serta memuliakan datuknya, baginda Rasulullah Al-Musthafa shallalahu 'alaihi wa sallam.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1833 seconds (0.1#10.140)