Ustaz Arrazy Hasyim Tanggapi Hadis-hadis Bulan Rajab
A
A
A
Dai kelahiran Payakumbuh Sumatera Barat Dr Arrazy Hasyim menjelaskan hakikat dan makna hadis-hadis terkait bulan Rajab saat ceramah di Masjid An-Nabawi, Tangerang.
Kata Beliau, beramal dengan hadis dhaif (lemah) itu diperbolehkan dengan sejumlah ketentuan. Seperti doa berikut:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Allahumma Bariklana fii Rojaba wa Sya'bana wa Ballighna RomadhonArtinya: Duhai Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya'ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.
"Hadis ini memang sifatnya dhaif, namun bisa diamalkan dan dibaca. Maka kalau ada imam yang baca ini silakan diaminkan," kata Dai yang juga dosen di Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Ahlus sunnah wal jama'ah sepakat bahwa boleh mengamalkan hadis dhaif jika:
1. Tidak meyakini kalau itu dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, dan itu dari ulama.
2. Hadisnya dikuatkan dengan hadis yang hasan dan sahih.
3. Tingkat kedhaifannya tidak parah.
Ulama Salaf sepakat bahwa boleh mengamalkan hadis dhaif sebagai fadhail amal (keutamaan beramal), namun hanya dijadikan amal, bukan sebagai hujjah.
Terkait bid'ah itu pengertian yang dibawa Salafi bagus, namun tidak diikuti pengikutnya. Padahal, Ibnu Taimiyah mengatakan bid'ah itu yang tidak sesuai dengan dalil Al-Qur'an, Hadits, Ijma', Qiyas.
Yang punya hak otoritas mengatakan ini bid'ah bukan ahli hadis, tapi ahli fiqih karena bid'ah termasuk ranah hukum syari'at. "Kita sekarang masih berdebat soal Yasinan, Maulid, Sayyidina, Qunut, dan yang lainnya. Padahal kalau faham ilmu Fiqih, maka persoalan ini akan selesai," terang Ustaz Arrazy Hasyim.
Ustaz Arrazy Hasyim mengatakan, jika ingin bulan Ramadhan berhasil, maka mulailah tanam semangat ibadahmu di bulan Rajab. Latih mulai dari malam ini, bangun salat Tahajud dan amalkan zikir ini:
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
"Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim". (QS. Al-Anbiya': 87)
Nanti ketika di bulan Sya'ban ganti lagi zikirnya. Kalau ingin menjadi Wali Allah itu maharnya cuma satu, yaitu bangun salat Tahajjud. Kalau ingin dapat Lailatul Qadar beramallah tengah malam jam 12 ketika orang tidur. Sebab saat itu Allah melihat hati yang masih hidup.
Kata Beliau, beramal dengan hadis dhaif (lemah) itu diperbolehkan dengan sejumlah ketentuan. Seperti doa berikut:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Allahumma Bariklana fii Rojaba wa Sya'bana wa Ballighna RomadhonArtinya: Duhai Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya'ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.
"Hadis ini memang sifatnya dhaif, namun bisa diamalkan dan dibaca. Maka kalau ada imam yang baca ini silakan diaminkan," kata Dai yang juga dosen di Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Ahlus sunnah wal jama'ah sepakat bahwa boleh mengamalkan hadis dhaif jika:
1. Tidak meyakini kalau itu dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, dan itu dari ulama.
2. Hadisnya dikuatkan dengan hadis yang hasan dan sahih.
3. Tingkat kedhaifannya tidak parah.
Ulama Salaf sepakat bahwa boleh mengamalkan hadis dhaif sebagai fadhail amal (keutamaan beramal), namun hanya dijadikan amal, bukan sebagai hujjah.
Terkait bid'ah itu pengertian yang dibawa Salafi bagus, namun tidak diikuti pengikutnya. Padahal, Ibnu Taimiyah mengatakan bid'ah itu yang tidak sesuai dengan dalil Al-Qur'an, Hadits, Ijma', Qiyas.
Yang punya hak otoritas mengatakan ini bid'ah bukan ahli hadis, tapi ahli fiqih karena bid'ah termasuk ranah hukum syari'at. "Kita sekarang masih berdebat soal Yasinan, Maulid, Sayyidina, Qunut, dan yang lainnya. Padahal kalau faham ilmu Fiqih, maka persoalan ini akan selesai," terang Ustaz Arrazy Hasyim.
Ustaz Arrazy Hasyim mengatakan, jika ingin bulan Ramadhan berhasil, maka mulailah tanam semangat ibadahmu di bulan Rajab. Latih mulai dari malam ini, bangun salat Tahajud dan amalkan zikir ini:
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
"Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim". (QS. Al-Anbiya': 87)
Nanti ketika di bulan Sya'ban ganti lagi zikirnya. Kalau ingin menjadi Wali Allah itu maharnya cuma satu, yaitu bangun salat Tahajjud. Kalau ingin dapat Lailatul Qadar beramallah tengah malam jam 12 ketika orang tidur. Sebab saat itu Allah melihat hati yang masih hidup.
(rhs)