Wabah Corona, Gus Baha: Jangan Takut dan Gelisah Berlebihan
A
A
A
RAIS Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU), KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, mengingatkan agar umat Islam tidak gelisah dan takut yang berlebihan dalam menghadapi wabah virus corona. Di sisi lain, Gus Baha juga mengingatkan agar seimbang dalam menyikapi Covid-19 ini.
"Saya berharap selain kita ikhtiar medis, kita harus memperbanyak istighfar . Bagaimana pun semua itu dari Allah subhanahu wa ta'ala," kata Gus Baha. "Kita menghormati negara dengan ikhtiarnya, tapi saya mohon sekali kita juga istighfar karena semua itu ditentukan oleh Allah," katanya di sela-sela mengisi acara haul ke-30 KH Ahmad Siddiq di Pesantren Assidiqi Putra Jember, Jawa Timur.
Sementara itu, saluran Youtube Aswaja Dewata juga menyiarkan pengajian Gus Baha pada Haul Ke-3 KH Hasyim Muzadi, di Pondok Pesantren Al Hikam Debok Jabar beberapa waktu lalu. Dalam menyikapi virus corona , kata Gus Baha, sebagai seorang muslim, harus memiliki keyakinan bahwa ajal manusia sudah ditentukan oleh Allah. Dalam hal ini, Gus Baha memberi contoh tentang kisah Sayyidina Ali.
“ Sayyidina Ali itu pernah dalam ancaman pembunuhan. Karena beliau musuhnya banyak. Jika mau salat, Sayyidina Ali ya tetep biasa salat. Tanpa dikawal,” tuturnya.
Gus Baha lalu menjelaskan ketika Sayyidina Ali ditanya kenapa tidak takut kematian, padahal yang ingin membunuh banyak. “Jawabnya Sayyidina Ali itu unik, Khisny Ajaly. Saya masih hafal ta’birnya. Khisny utawi benteng ingsun (Khisny atau benteng saya). Iku ajaly, jatah ajal,” ujarnya.
Menurut Gus Baha, kisah tentang Sayyidina Ali tersebut menjadi prinsip bagi kita sebagai seorang muslim agar tidak terlalu gelisah dan takut yang berlebihan. Karena semua manusia sudah memiliki jatah kematian. Namun demikian, sebagai manusia yang diharuskan berikhtiar atau berusaha, wajib pula melakukan upaya agar terhindar dari wabah.
Maksudnya, bukan berarti ketika yakin dan pasrah kepada takdir, lantas lalai, acuh tak acuh dan sembarangan membiarkan wabah itu terus menyebar dan sampai menjadi mudharat bagi kita. Selain yakin pada takdir juga harus diiringi dengan ikhtiar.
Sebagaimana Gus Baha menyampaikan, “Tapi bukan berarti kamu nggak berusaha. Ya usahalah. Memakai masker, tapi nggak usah diimani berlebihan."
"Saya berharap selain kita ikhtiar medis, kita harus memperbanyak istighfar . Bagaimana pun semua itu dari Allah subhanahu wa ta'ala," kata Gus Baha. "Kita menghormati negara dengan ikhtiarnya, tapi saya mohon sekali kita juga istighfar karena semua itu ditentukan oleh Allah," katanya di sela-sela mengisi acara haul ke-30 KH Ahmad Siddiq di Pesantren Assidiqi Putra Jember, Jawa Timur.
Sementara itu, saluran Youtube Aswaja Dewata juga menyiarkan pengajian Gus Baha pada Haul Ke-3 KH Hasyim Muzadi, di Pondok Pesantren Al Hikam Debok Jabar beberapa waktu lalu. Dalam menyikapi virus corona , kata Gus Baha, sebagai seorang muslim, harus memiliki keyakinan bahwa ajal manusia sudah ditentukan oleh Allah. Dalam hal ini, Gus Baha memberi contoh tentang kisah Sayyidina Ali.
“ Sayyidina Ali itu pernah dalam ancaman pembunuhan. Karena beliau musuhnya banyak. Jika mau salat, Sayyidina Ali ya tetep biasa salat. Tanpa dikawal,” tuturnya.
Gus Baha lalu menjelaskan ketika Sayyidina Ali ditanya kenapa tidak takut kematian, padahal yang ingin membunuh banyak. “Jawabnya Sayyidina Ali itu unik, Khisny Ajaly. Saya masih hafal ta’birnya. Khisny utawi benteng ingsun (Khisny atau benteng saya). Iku ajaly, jatah ajal,” ujarnya.
Menurut Gus Baha, kisah tentang Sayyidina Ali tersebut menjadi prinsip bagi kita sebagai seorang muslim agar tidak terlalu gelisah dan takut yang berlebihan. Karena semua manusia sudah memiliki jatah kematian. Namun demikian, sebagai manusia yang diharuskan berikhtiar atau berusaha, wajib pula melakukan upaya agar terhindar dari wabah.
Maksudnya, bukan berarti ketika yakin dan pasrah kepada takdir, lantas lalai, acuh tak acuh dan sembarangan membiarkan wabah itu terus menyebar dan sampai menjadi mudharat bagi kita. Selain yakin pada takdir juga harus diiringi dengan ikhtiar.
Sebagaimana Gus Baha menyampaikan, “Tapi bukan berarti kamu nggak berusaha. Ya usahalah. Memakai masker, tapi nggak usah diimani berlebihan."
(mhy)