Wabah Corona Mengajarkan Kita untuk Tolong Menolong
A
A
A
Dunia saat ini berduka karena pandemi wabah Covid-19 (virus Corona) yang telah merenggut banyak nyawa manusia. Tidak hanya itu, wabah ini juga telah menyempitkan ekonomi. Banyak yang kehilangan pendapatan dan tak sedikit juga yang kehilangan pekerjaan.
Di saat inilah kita dituntut untuk menghidupkan ibadah sosial. Islam mengajarkan untuk saling membantu sesama dan membahagiakan orang-orang yang terdampah musibah.
"Langkah pertama dalam mengembangkan akhlak adalah merasakan penderitaan dan kesusahan orang lain dalam bentuk solidaritas. Arang yang bersatu akan membara lebih lama, namun jika dipisah-pisah dia akan mudah mati," kata Ustaz Muchlis Al-Mughni , dai lulusan Al-Azhar Mesir dalam tausiyah singkatnya, Rabu (8/4/2020).
Dai yang juga Imam Masjid Cut Mutia Menteng Jakarta ini mengajak kaum muslimin bergandengan tangan melakukan hal sedikit dan kecil yang akhirnya manfaat untuk hal-hal yang banyak dan besar. Tembok tidak akan berdiri kokoh jika hanya terdiri dari batu saja. Seekor lebah tidak akan bisa menghasilkan sarang madu. Kelangsunghan hidup manusia tidak akan tercapai tanpa kerja sama dan tolong-menolong.
"Jika kita berkerja dengan semangat persaudaraan dan tolong menolong maka kita bisa merubah gunung menjadi emas. Tolong-menolong adalah kata yang terbentuk oleh empat huruf "KITA".
Gunung tidak membutuhkan gunung, tapi manuasia membutuhkan manusia. Tangan Allah selalu bersama jama'ah. Musibah pandemi Corona yang menimpa saudara-saudara kita adalah musibah untuk kita semua.
"Penderitaan mereka adalah penderitaan kita, solidaritas dan tolong menolong menjadi prinsip hidup kita. Rasulullah SAW pun mengingatkan, tidak termasuk umat beliau, orang yang tidak peduli dengan penderitaan saudara-saudaranya. Bahkan kita belum beriman secara sempurna manakala kita tidak bisa merasakan apa yang dirasakan saudara-saudara lainnya," kata Ustaz Muchlis.
Ya Allah tetapkanlah pahala untuk kami atas musibah yang Engkau Tetapkan, dan gantilah musibah ini dengan yang lebih baik. Aamiin.
Di saat inilah kita dituntut untuk menghidupkan ibadah sosial. Islam mengajarkan untuk saling membantu sesama dan membahagiakan orang-orang yang terdampah musibah.
"Langkah pertama dalam mengembangkan akhlak adalah merasakan penderitaan dan kesusahan orang lain dalam bentuk solidaritas. Arang yang bersatu akan membara lebih lama, namun jika dipisah-pisah dia akan mudah mati," kata Ustaz Muchlis Al-Mughni , dai lulusan Al-Azhar Mesir dalam tausiyah singkatnya, Rabu (8/4/2020).
Dai yang juga Imam Masjid Cut Mutia Menteng Jakarta ini mengajak kaum muslimin bergandengan tangan melakukan hal sedikit dan kecil yang akhirnya manfaat untuk hal-hal yang banyak dan besar. Tembok tidak akan berdiri kokoh jika hanya terdiri dari batu saja. Seekor lebah tidak akan bisa menghasilkan sarang madu. Kelangsunghan hidup manusia tidak akan tercapai tanpa kerja sama dan tolong-menolong.
"Jika kita berkerja dengan semangat persaudaraan dan tolong menolong maka kita bisa merubah gunung menjadi emas. Tolong-menolong adalah kata yang terbentuk oleh empat huruf "KITA".
Gunung tidak membutuhkan gunung, tapi manuasia membutuhkan manusia. Tangan Allah selalu bersama jama'ah. Musibah pandemi Corona yang menimpa saudara-saudara kita adalah musibah untuk kita semua.
"Penderitaan mereka adalah penderitaan kita, solidaritas dan tolong menolong menjadi prinsip hidup kita. Rasulullah SAW pun mengingatkan, tidak termasuk umat beliau, orang yang tidak peduli dengan penderitaan saudara-saudaranya. Bahkan kita belum beriman secara sempurna manakala kita tidak bisa merasakan apa yang dirasakan saudara-saudara lainnya," kata Ustaz Muchlis.
Ya Allah tetapkanlah pahala untuk kami atas musibah yang Engkau Tetapkan, dan gantilah musibah ini dengan yang lebih baik. Aamiin.
(rhs)