Tradisi padusan di Clereng & Glagah sepi pengunjung
A
A
A
Sindonews.com – Tradisi padusan, jelang puasa tahun ini, tidak semeriah tahun sebelumnya. Dua lokasi yang biasa menjadi tempat Padusan, Pemandian Clereng, Pengasih, dan Pantai Glagah, Temon, terlihat sepi pengunjung. Ini turut dipengaruhi kemungkinan perbedaan awal puasa.
Petugas di Pemandian Clereng mencatat, hanya aada 150 pengunjung yang mendatangi tempat itu hingga siang hari. Padahal, saat penentuan awal puasa berbarengan, tingkat kunjungan mencapai 500 orang hingga siang dan berlipat hingga 1.500 hingga malam hari.
“Yang sekarang beda, sepi sekali. Ini karena dua versi awal puasa kan sudah menyebar luas di masyarakat. Dampaknya, tingkat kunjungan turun drastis,” kata Kepala Unit Pemandian Clereng dan Produksi Air Minum PDAM Kulonprogo Santoso, Senin (8/7/2013).
Dengan kondisi seperti ini, Santoso mengaku pesimistis tingkat kunjungan bisa menyentuh angka 1.000 orang. Karena itu, pihaknya tidak memberlakukan tiket khusus melainkan seperti hari biasa. Untuk anak-anak dibebani tiket Rp3.000 dan dewasa Rp4.000.
Angka ini dibawah tarif khusus yang biasa diberlakukan saat padusan. Di mana setaiap pengunjung ditarik Rp5.000 baik anak-anak maupun dewasa. Selain itu, pengelola juga menyuguhkan hiburan bagi pengujung dengan menghadirkan organ tunggal.
“Karena sekarang harga tiket tidak naik, hiburan organ tunggal juga ditiadakan. Sponsor juga tidak berminat lagi, karena alasan itu juga,” tegasnya.
Kondisi di Pantai Glagah, tak jauh berbeda. Tidak ada kenaikan kunjungan untuk padusan secara signifikan di obyek wisata andalan tersebut. Penjaga tempat pemungutan retribusi (TPR) Pantai Glagah Cipto Riyono menyebut, angka kunjungan hanya meningkat 10 persen saja dibanding hari biasa.
Hingga pukul 13.00 WIB, Cipto mencatat hanya 300 tiket retribusi yang keluar. Dia menambahkan, kebetulan tradisi padusan kali ini berbarengan dengan liburan semesteran.
"Sejumlah pengunjung yang datang sejak tadi kebanyakan rombongan keluarga. Sepertinya datang ke sini lebih untuk memanfaatkan masa liburan," terangnya.
Petugas di Pemandian Clereng mencatat, hanya aada 150 pengunjung yang mendatangi tempat itu hingga siang hari. Padahal, saat penentuan awal puasa berbarengan, tingkat kunjungan mencapai 500 orang hingga siang dan berlipat hingga 1.500 hingga malam hari.
“Yang sekarang beda, sepi sekali. Ini karena dua versi awal puasa kan sudah menyebar luas di masyarakat. Dampaknya, tingkat kunjungan turun drastis,” kata Kepala Unit Pemandian Clereng dan Produksi Air Minum PDAM Kulonprogo Santoso, Senin (8/7/2013).
Dengan kondisi seperti ini, Santoso mengaku pesimistis tingkat kunjungan bisa menyentuh angka 1.000 orang. Karena itu, pihaknya tidak memberlakukan tiket khusus melainkan seperti hari biasa. Untuk anak-anak dibebani tiket Rp3.000 dan dewasa Rp4.000.
Angka ini dibawah tarif khusus yang biasa diberlakukan saat padusan. Di mana setaiap pengunjung ditarik Rp5.000 baik anak-anak maupun dewasa. Selain itu, pengelola juga menyuguhkan hiburan bagi pengujung dengan menghadirkan organ tunggal.
“Karena sekarang harga tiket tidak naik, hiburan organ tunggal juga ditiadakan. Sponsor juga tidak berminat lagi, karena alasan itu juga,” tegasnya.
Kondisi di Pantai Glagah, tak jauh berbeda. Tidak ada kenaikan kunjungan untuk padusan secara signifikan di obyek wisata andalan tersebut. Penjaga tempat pemungutan retribusi (TPR) Pantai Glagah Cipto Riyono menyebut, angka kunjungan hanya meningkat 10 persen saja dibanding hari biasa.
Hingga pukul 13.00 WIB, Cipto mencatat hanya 300 tiket retribusi yang keluar. Dia menambahkan, kebetulan tradisi padusan kali ini berbarengan dengan liburan semesteran.
"Sejumlah pengunjung yang datang sejak tadi kebanyakan rombongan keluarga. Sepertinya datang ke sini lebih untuk memanfaatkan masa liburan," terangnya.
(san)