Hari ini, Tarekat Syattariyah mulai berpuasa
A
A
A
Sindonews.com - Akhirnya para tokoh agama Tarekat Syattariyah memutuskan hari ini, sebagai pertama puasa. Sementara salat tarawih mulai dilakukan di masjid-mesjid pengikut terekat yang disebarkan Syeikh Burhanuddin, di Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.
“Kita sudah menggelar rukyatul hilal di Pantai Ulakan, pada pukul 18.30 WIB. Kita sudah melihat bulan dengan mata kita sendiri, bersama dengan jamaah tarekat secara bersama-sama,” kata Ulama Syattariyah Tuanku Ali Imran saat dihubungi, kemarin.
Dia juga mengatakan, ini sudah merupakan ajaran Rasullah SAW dimana dalam ajarannya mengatakan, berpuasalah kamu jika melihat bulan. “Dalam tradisi melihat bulan sesuai dengan kepercayaan kami memakai metode hisab takwin khayam, ini menghitung bulan dan tahun, maka puasa akan kita mulai besok,” ujarnya.
Lanjut Tuanku Ali, setelah melihat bulan ini akan dilanjutkan sembayang tarawih di Masjid Syekh Burhanuddin, yang tak jauh dari lokasi kuburannya. “Kita akan salat sebanyak 20 rakaat,” ungkapnya.
Sementara itu, dalam menentukan 1 Syawal atau Lebaran, jamaah akan kembeli melihat bulan pada 29 Ramadan. “Kalau bulan tidak tampai pada tanggal tersebut, maka puasa akan dibulatkan menjadi 30 hari,” terangnya.
Saat melihat bulan, Bupati Kabupaten Padang Pariaman juga ikut menyaksikan bersama pejabat lainnya di pemerintahan kabupaten tersebut dan ratusan masyarakat pengikut aliran Syattariyah.
“Kita sudah menggelar rukyatul hilal di Pantai Ulakan, pada pukul 18.30 WIB. Kita sudah melihat bulan dengan mata kita sendiri, bersama dengan jamaah tarekat secara bersama-sama,” kata Ulama Syattariyah Tuanku Ali Imran saat dihubungi, kemarin.
Dia juga mengatakan, ini sudah merupakan ajaran Rasullah SAW dimana dalam ajarannya mengatakan, berpuasalah kamu jika melihat bulan. “Dalam tradisi melihat bulan sesuai dengan kepercayaan kami memakai metode hisab takwin khayam, ini menghitung bulan dan tahun, maka puasa akan kita mulai besok,” ujarnya.
Lanjut Tuanku Ali, setelah melihat bulan ini akan dilanjutkan sembayang tarawih di Masjid Syekh Burhanuddin, yang tak jauh dari lokasi kuburannya. “Kita akan salat sebanyak 20 rakaat,” ungkapnya.
Sementara itu, dalam menentukan 1 Syawal atau Lebaran, jamaah akan kembeli melihat bulan pada 29 Ramadan. “Kalau bulan tidak tampai pada tanggal tersebut, maka puasa akan dibulatkan menjadi 30 hari,” terangnya.
Saat melihat bulan, Bupati Kabupaten Padang Pariaman juga ikut menyaksikan bersama pejabat lainnya di pemerintahan kabupaten tersebut dan ratusan masyarakat pengikut aliran Syattariyah.
(san)