Topik Terkait: Humor Sufi
Hikmah
Sabtu, 16 Januari 2021 - 12:57 WIB
Ketika masih muda, Nashruddin pergi ke sebuah desa. Di sana, dia sakit keras. Orang-orang desa pun mengerumuninya dan berkata padanya, Jika engkau mati, apakah engkau memiliki ahli waris?
Hikmah
Minggu, 24 Januari 2021 - 13:54 WIB
Maka Nashruddin pun berkicau dan menirukan suara burung bulbul. Mendengar suara Nashruddin itu, pemilik kebun tertawa dan bertanya, Begitukah burung bulbul berkicau?
Hikmah
Sabtu, 19 Desember 2020 - 13:22 WIB
Nashruddin menundukkan kepalanya dan berkata, Kasihan mereka orang-orang bodoh itu... Bulan yang lama itu bersembunyi karena musim hujan dan dia sedang membuat kilat.
Hikmah
Minggu, 03 Januari 2021 - 10:59 WIB
Ketika Nashruddin berada di luar kota, tersiar berita bahwa dia telah meninggal. Dia lalu segera membaringkan tubuhnya di atas tanah, menunggu orang mengangkat jenazahnya.
Hikmah
Minggu, 20 Desember 2020 - 06:05 WIB
Nashruddin pergi ke taman miliknya itu untuk mencari bangkai yang telah dipanahnya semalam, namun dia tidak mendapatkannya. Dia hanya melihat sebuah jubah tebal yang koyak di bagian pusarnya.
Hikmah
Sabtu, 21 November 2020 - 07:06 WIB
Angin kencang telah mempermainkanku ia membawaku ke sana kemari dan aku pun berusaha berpegangan pada apapun yang dapat kupegang, sehingga tanganku menarik buah dan sayuran ini.
Hikmah
Selasa, 15 Desember 2020 - 14:52 WIB
Tetangga itu lalu berkata padanya, Wahai Syaikh, suara keledaimu telah menggema ke seluruh penjuru dunia, namun engkau tidak mengakui keberadaannya.
Hikmah
Jum'at, 08 Januari 2021 - 14:54 WIB
Saat Nashruddin berjalan-jalan bersama sekelompok pemuda, mereka bersepakat untuk mencuri sepatunya. Salah seorang di antara mereka berkata kepada Nashruddin, Siapa yang dapat menaiki pohon ini?
Hikmah
Senin, 23 November 2020 - 14:43 WIB
Dia lalu berusaha meniru sang ayah guna meringankan beban pekerjaan ayahnya itu. Karenanya, dia pun memasukkan batu ke dalam pot tersebut sebanyak-banyaknya hingga penuh.
Hikmah
Selasa, 08 Desember 2020 - 09:37 WIB
Hati Nashruddin kini tenang dan lega. Dia pun turun...Sambil melihat ke kantung itu, dia berkata, Hanya manusia yang bisa berubah menjadi burung saja yang dapat mengambil uang itu.
Hikmah
Rabu, 23 Desember 2020 - 06:41 WIB
Orang-orang meminta kepada Nashruddin untuk membacakan talqin untuk almarhum. Nashruddin menolak lalu bilang, dia tidak akan mendengarkan omonganku.
Hikmah
Jum'at, 20 November 2020 - 09:22 WIB
Aku adalah penghuni kuburan ini dan aku sudah bosan tinggal di sini. Aku telah meminta izin kepada Tuhanku untuk keluar sebentar dan pergi jalan-jalan. Tuhanku telah memberiku izin.
Hikmah
Minggu, 10 Januari 2021 - 15:31 WIB
Nashruddin menjawab, Aku sudah biasa menggunakan lembu ini untuk balapan sejak sepuluh tahun lalu dan lembu ini mampu berlari melebihi kecepatan burung.
Hikmah
Jum'at, 20 Januari 2023 - 10:53 WIB
Pesan moral dalam kisah ini: Adalah menggelikan anggapan bahwa suatu hal mengikuti sesuatu yang lain anggapan itu menghambat kemajuan selanjutnya.
Hikmah
Rabu, 09 Desember 2020 - 06:44 WIB
Ucapan Nashruddin itu terdengar Taimulank sehingga dia tersentak dan kaget lalu berkata padanya, Hai, dalam keadaan seperti ini, mengapa engkau malah bersyukur?
Hikmah
Rabu, 10 Februari 2021 - 21:39 WIB
Nashruddin melihat-lihat bakal rumahnya itu. Tiba-tiba, dia buang angin. Sembari menunjuk sebuah tempat, dia berkata, Dan di sini kita akan bangun kamar kecil.
Hikmah
Jum'at, 04 Desember 2020 - 09:30 WIB
Mereka tertawa bahagia atas jawaban Nashruddin yang begitu cepat dan memuaskan. Mereka kagum pada kecerdasan dan kehalusan budi pekerti Nashruddin.
Hikmah
Sabtu, 09 Januari 2021 - 15:39 WIB
Suatu saat, Nashruddin melepas bajunya dan duduk berbaring di atas kuburan. Tiba-tiba, angin tertiup dengan kencang sehingga pakaiannya terbawa angin entah ke mana.
Hikmah
Kamis, 19 November 2020 - 06:16 WIB
Setelah keluar dari kamar mandi, dia segera menuju masjid jami dan langsung naik ke atas menara. Kemudian dia melantunkan beberapa lagu pujian yang biasa dilantunkan pada saat azan zuhur.
Hikmah
Jum'at, 05 Februari 2021 - 19:03 WIB
Hai miskin, kamu tak dapat pergi karena kamu sudah mati... Penduduk desa ini akan memandikan dan mengafanimu sesuai dengan kedudukanmu. Kamu adalah sesepuh dan teman kakek-kakek kami.