Ini Tokoh yang Makamnya Dimuliakan Sultan Muhammad Al-Fatih

Jum'at, 17 Juli 2020 - 05:00 WIB
Makam Abu Ayyub Al-Ansary di Turki. Foto/Ilustrasi/Ist
BEGITU memasuki Konstantinopel, Sultan Muhammad al-Fatih turun dari kudanya lalu sujud sebagai tanda syukur kepada Allah SWT. Setelah itu, ia menuju Gereja Hagia Sophia dan memerintahkan menggantinya menjadi masjid .

Selain itu, Sultan Muhammad al-Fatih juga memerintahkan untuk membangun masjid di makam sahabat yang mulia Abu Ayyub al-Anshari radhiallahuanhu, salah seorang sahabat Nabi Muhammad shallallahualaihi wa sallam yang wafat saat menyerang Konstantinopel di zaman Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan radhiallahuanhu. (

Ya, pada tahun 48 H/ 669 M, Mu’awiyah mencoba menaklukkan Konstantinopel. Ia mengirim pasukan besar pimpinan Sufyan Ibnu Auf yang ditemani Yazid ibn Mu’awiyah. Kala itu, sejumlah sahabat terkemuka dari Muhajirin dan Anshar ikut serta. Di antara mereka ada Abdullah ibn Abbas, Abdullah ibn Umar, Abdullah ibn Zubair dan Abu Ayyub al Anshari.



Derajat Mulia



Lalu, siapa sejatinya Abu Ayyub al Anshari itu, sehingga Sultan Muhammad Al-Fatih begitu menghormatinya?

Abu Ayyub adalah tokoh dari golongan Anshar . Nama dan derajatnya dimuliakan Allah di kalangan makhluk, baik di Timur mahupun di Barat. Allah telah memilih rumahnya di antara sekalian rumah kaum muslimin, untuk tempat tinggal Rasulullah ketika beliau baru tiba di Madinah sebagai Muhajirin.

Mari kita menengok jauh ke belakang, saat Rasulullah hijrah. Setibanya Rasulullah di Madinah , beliau disambut dengan hati terbuka oleh seluruh penduduk. Beliau dielu-elukan dengan kemuliaan yang belum pernah diterima seorang tamu atau utusan manapun.



Seluruh mata tertuju kepada beliau. Mereka membuka hati lebar-lebar untuk menerima kasih sayang Rasulullah.

Mereka buka pula pintu rumah masing-masing, supaya kekasih mulia yang dirindukan itu sudi bertempat tinggal di rumah mereka.

Para pemimpin Yatsrib berdiri sepanjang jalan yang akan dilalui beliau untuk kedatangannya. Masing-masing berebut meminta Rasulullah tinggal di rumahnya. Mereka menghadang dan memegang tali unta beliau untuk membawanya ke rumah mereka.



Baca juga
: Ayat-Ayat Khamr: Di Zaman Pra-Islam Sudah Ada yang Haramkan Miras

“Ya, Rasulullah! Sudilah Anda tinggal di rumah saya selama Anda menghendaki. Akomodasi dan keamanan Anda terjamin sepenuhnya,” kata mereka berharap.

Jawab Rasulullah, “Biàrkanlah unta itu berjalan ke mana dia mau, karena dia sudah mendapat perintah.”

Unta Rasulullah terus berjalan diikuti semua mata, dan diharap-harapkan seluruh hati. Bila untuk melewati sebuah

rumah, terdengar keluhan putus asa pemiliknya, karena apa yang diangan-angankannya ternyata hampa.

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
وَلَا تَكُوۡنُوۡا كَالَّذِيۡنَ تَفَرَّقُوۡا وَاخۡتَلَفُوۡا مِنۡۢ بَعۡدِ مَا جَآءَهُمُ الۡبَيِّنٰتُ‌ؕ وَاُولٰٓٮِٕكَ لَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيۡمٌۙ
Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai berai dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas. Dan Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang berat,

(QS. Ali 'Imran Ayat 105)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More