Tobat Nabi Adam dan Nabi Musa Menurut Al-Qur'an
Selasa, 07 Maret 2023 - 18:48 WIB
Al-Qur'an telah mengungkap tentang tobat para nabi dan orang-orang yang saleh atas perbuatan salah mereka. Syaikh Yusuf al Qardhawi dalam bukunya berjudul "at Taubat Ila Allah" antara lain mencontohkan tobat dua nabi, yakni Nabi Adam dan Nabi Musa .
Nabi Adam as, digambarkan gagal dalam ujian iradah (mengekang hawa nafsu). "Namun secepatnya Nabi Adam mencuci dan membersihkan dirinya dari bekas-bekas dosa itu, dengan tobat dan istigfar," ujar Syaikh al-Qardhawi.
Allah SWT berfirman:
"Dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia. Kemudian Tuhannya memilihnya maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk." ( QS Thaaha : 121-122)
Allah SWT menguji Nabi Adam dengan memberikan kebebasan baginya untuk memakan seluruh pohon surga sesuka hatinya, bersama isterinya dan melarang memakan suatu pohon. Namun, Nabi Adam melanggar larangan itu.
Di sini tampak Nabi Adam tidak dapat menahan keinginan pribadinya, serta melupakan larangan Rabbnya dengan dipengaruhi bujuk rayu setan dan tipu dayanya, sehingga dia pun memakannya dan dia pun terjatuh dalam kemaksiatan.
Nabi Musa
Selanjutnya, Al-Qur'an juga menceritakan kepada kita tentang tobat Nabi Musa.
Allah telah memilih Musa untuk membawa risalah-Nya dan menerima kalam-Nya. Allah SWT juga menurunkan taurat kepadanya, menjadikannya sebagai salah satu ulul azmi dari sekian rasul, serta membekalinya dengan sembilan ayat-ayat penjelas.
Hanya saja, Nabi Musa telah melakukan dosa sebelum mendapatkan risalah. Yaitu karena menuruti permintaan seseorang dari kaumnya yang sedang bertengkar dengan kaum Firaun untuk membantunya, maka kemudian Musa memukulnya dan orang itupun tewas seketika.
"Musa berkata: Ini adalah perbuatan setan sesungguhnya setan adalah musuh yang menyesatkan, lagi nyata (permusuhannya). Musa mendo'a: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri, karena itu ampunilah aku. Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." ( QS al Qashash : 15-16)
Nabi Musa juga telah melakukan kesalahan setelah menerima risalah, ketika beliau berkata:
"Berkatalah Musa: Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku melihat kepada Engkau. Tuhan berfirman: Kamu sekali-kali tidak sanggup melihatKu, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sedia kala) niscaya kamu dapat melihatKu. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh, dan Musapun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman." ( QS al A'raaf : 143)
Di sini, Allah SWT berfirman:
"Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) kamu dari manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku. Sebab itu berpegan teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur." ( QS al A'raaf : 144)
Ketika Musa kembali kepada kaumnya setelah beliau melakukan munajat kepada Rabbnya selama empat puluh malam, dan mendapati kaumnya telah menyembah anak sapi yang dibuat oleh Samiri, dan menjadikan anak sapi itu sebagai tuhan yang disembah, maka amarah beliaupun segera meledak. Dan bersabda: "alangkah buruknya perlakuan kalian sepeninggalku".
Kemudian beliau melemparkan lembaran-lembaran yang terdapat di dalamnya Taurat kalam Allah. Beliau melemparkan lembaran itu ke tanah, padahal di dalamnya terdapat firman-firman Allah.
Kemudian menarik kepala saudaranya, Harun, kepadanya, padahal ia juga adalah rasul sepertinya jua. Dan saudaranya itu berkata kepadanya: "Wahai saudara seibuku, mengapa engkau tarik jenggot dan kepalaku, karena kaum kita itu menganggap aku lemah, dan mereka hampir membunuhku, maka janganlah engkau jadikan musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah jadikan aku dari kelompok orang yang zalim.
Di sini Musa menyadari kemarahannya itu, meskipun marahnya itu karena Allah SWT.
"Musa berdo'a: Ya Tuhanku, ampunilah aku dan sauadaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para penyayang." ( QS al A'raaf : 151)
Nabi Adam as, digambarkan gagal dalam ujian iradah (mengekang hawa nafsu). "Namun secepatnya Nabi Adam mencuci dan membersihkan dirinya dari bekas-bekas dosa itu, dengan tobat dan istigfar," ujar Syaikh al-Qardhawi.
Allah SWT berfirman:
"Dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia. Kemudian Tuhannya memilihnya maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk." ( QS Thaaha : 121-122)
Allah SWT menguji Nabi Adam dengan memberikan kebebasan baginya untuk memakan seluruh pohon surga sesuka hatinya, bersama isterinya dan melarang memakan suatu pohon. Namun, Nabi Adam melanggar larangan itu.
Di sini tampak Nabi Adam tidak dapat menahan keinginan pribadinya, serta melupakan larangan Rabbnya dengan dipengaruhi bujuk rayu setan dan tipu dayanya, sehingga dia pun memakannya dan dia pun terjatuh dalam kemaksiatan.
Nabi Musa
Selanjutnya, Al-Qur'an juga menceritakan kepada kita tentang tobat Nabi Musa.
Allah telah memilih Musa untuk membawa risalah-Nya dan menerima kalam-Nya. Allah SWT juga menurunkan taurat kepadanya, menjadikannya sebagai salah satu ulul azmi dari sekian rasul, serta membekalinya dengan sembilan ayat-ayat penjelas.
Hanya saja, Nabi Musa telah melakukan dosa sebelum mendapatkan risalah. Yaitu karena menuruti permintaan seseorang dari kaumnya yang sedang bertengkar dengan kaum Firaun untuk membantunya, maka kemudian Musa memukulnya dan orang itupun tewas seketika.
"Musa berkata: Ini adalah perbuatan setan sesungguhnya setan adalah musuh yang menyesatkan, lagi nyata (permusuhannya). Musa mendo'a: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri, karena itu ampunilah aku. Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." ( QS al Qashash : 15-16)
Nabi Musa juga telah melakukan kesalahan setelah menerima risalah, ketika beliau berkata:
"Berkatalah Musa: Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku melihat kepada Engkau. Tuhan berfirman: Kamu sekali-kali tidak sanggup melihatKu, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sedia kala) niscaya kamu dapat melihatKu. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh, dan Musapun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman." ( QS al A'raaf : 143)
Di sini, Allah SWT berfirman:
"Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) kamu dari manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku. Sebab itu berpegan teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur." ( QS al A'raaf : 144)
Ketika Musa kembali kepada kaumnya setelah beliau melakukan munajat kepada Rabbnya selama empat puluh malam, dan mendapati kaumnya telah menyembah anak sapi yang dibuat oleh Samiri, dan menjadikan anak sapi itu sebagai tuhan yang disembah, maka amarah beliaupun segera meledak. Dan bersabda: "alangkah buruknya perlakuan kalian sepeninggalku".
Kemudian beliau melemparkan lembaran-lembaran yang terdapat di dalamnya Taurat kalam Allah. Beliau melemparkan lembaran itu ke tanah, padahal di dalamnya terdapat firman-firman Allah.
Kemudian menarik kepala saudaranya, Harun, kepadanya, padahal ia juga adalah rasul sepertinya jua. Dan saudaranya itu berkata kepadanya: "Wahai saudara seibuku, mengapa engkau tarik jenggot dan kepalaku, karena kaum kita itu menganggap aku lemah, dan mereka hampir membunuhku, maka janganlah engkau jadikan musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah jadikan aku dari kelompok orang yang zalim.
Di sini Musa menyadari kemarahannya itu, meskipun marahnya itu karena Allah SWT.
"Musa berdo'a: Ya Tuhanku, ampunilah aku dan sauadaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para penyayang." ( QS al A'raaf : 151)
(mhy)