Cara Unik ke Tanah Suci: Dari Jalan Kaki sampai Mengayuh Sepeda

Selasa, 09 Mei 2023 - 07:55 WIB
Banyak jalan dan cara menuju Tanah Suci. Haruskah jalan kaki? Foto/Ilustrasi: anadolu
Pria berusia 52 tahun itu bernama Envar Beganovic. Dia seorang atlet judo, 28 tahun tinggal di Austria. Kini ia berjalan menuju Tanah Suci Makkah untuk menunaikan ibadah haji . Envar Beganovic melintasi 10 negara dalam perjalannya selama 160 hari.

Ia membawa bendera setiap negara yang disinggahi: Slovakia, Kroasia, Bosnia dan Herzegovina, Serbia, Kosovo, Makedonia, Yunani, dan Turki. “Saya tidak menemui masalah selama menempuh jarak ribuan kilometer. Sebaliknya, saya menerima bantuan dan dukungan dari orang-orang di luar dugaan saya,” katanya seperti dikutip dari Anadolu, Minggu (30/4/2023).

Envar Beganovic memutuskan berangkat haji dengan berjalan kaki karena ia adalah seorang atlet dan terbiasa berjalan jauh. Dia ingin meraih penghargaan besar dengan berjalan kaki ribuan kilometer. “Almarhum ibu dan ayah saya berpesan kepada kami untuk tidak menyimpang dari agama,” katanya.



Banyak contoh umat Islam yang menjalankan ibadah haji dengan berbagai cara. Envar Beganovic hanyalah salah satunya saja.





Ghazi Chehada

Ghazi Chehada memilih mengayuh sepeda. Pengungsi asal Suriah ini nekat mengayuh sepeda berjarak ribuah kilometer. Ia dari Hamburg, Jerman , menuju Makkah untuk menunaikan umrah atau haji kecil.

Setelah 73 hari di jalan, lelaki berusia 53 tahun meninggal dunia pada 17 Februari di pinggiran Makkah. Ia dimakamkan di Kota Suci yang telah lama ingin ia kunjungi, lapor Egypt Window.



Shihab Chottur

Selanjutnya, ada juga lelaki India yang jalan kaki demi ke Tanah Suci. Dia adalah Shihab Chottur. Lelaki ini memulai perjalanannya sejauh 8.600 km dari Malappuram.

Ulama India mempersoalkan cara Shihab tersebut. Ada yang ulang yang menkritik sebagai melanggar sunah Nabi SAW. Dalilnya, "tidak baik berjalan ketika fasilitas kendaraan tersedia.

Jadi, pergi haji dengan berjalan kaki bukanlah hal yang Islami di zaman modern. “Tolong kembalilah, Shihab. Dan itu lebih baik untukmu,” kata ujar seorang ulama setempat.



Hanya saja, ulama lainnya berpandangan bahwa Islam tidak melarang pergi haji dengan berjalan kaki. “Benar bahwa lebih baik bepergian dengan kendaraan. Tetapi ketika seseorang memutuskan untuk berjalan kaki, tidak ada gunanya menghentikannya,” ujar seorang ulama sebagai mana dilansir media setempat, thehindu.com.

Shihab tidak peduli dengan polemik itu. Ia melanjutkan perjalanannya melintasi Pakistan, Iran, Irak, Kuwait, dan Arab Saudi dengan berjalan kaki.

Dia membawa bagasi ringan saat berjalan setidaknya 25 km sehari. Dia lebih suka menghabiskan malamnya di masjid. “Saya tidak membawa tenda karena ingin berjalan santai," katanya.

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
اَلۡمُنٰفِقُوۡنَ وَالۡمُنٰفِقٰتُ بَعۡضُهُمۡ مِّنۡۢ بَعۡضٍ‌ۘ يَاۡمُرُوۡنَ بِالۡمُنۡكَرِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ الۡمَعۡرُوۡفِ وَيَقۡبِضُوۡنَ اَيۡدِيَهُمۡ‌ؕ نَسُوا اللّٰهَ فَنَسِيَهُمۡ‌ؕ اِنَّ الۡمُنٰفِقِيۡنَ هُمُ الۡفٰسِقُوۡنَ
Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah sama, mereka menyuruh berbuat yang mungkar dan mencegah perbuatan yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya (kikir). Mereka telah melupakan kepada Allah, maka Allah melupakan mereka pula. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik.

(QS. At-Taubah Ayat 67)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More