Salat Mencegah Perbuatan Keji dan Munkar, Begini Penjelasannya
Rabu, 14 Juni 2023 - 12:49 WIB
Akhlak termasuk amal (aktivitas), jika tanpa ilmu, maka tidak mungkin bisa mengetahui antara amalan yang baik dan yang buruk. Tidak disebut sebagai orang yang berilmu, kecuali ia mengamalkan ilmunya.
Aktivitas buruk yang remeh, akan berdampak besar. Aktivitas baik yang remeh, juga akan berdampak besar. Proses itu tergantung bagaimana jiwa mengelola agar badan tidak melalukan hal buruk.
Dua cara agar yang remeh menjadi besar adalah iṣrār dan muwāzhabah (dilakukan secara terus-menerus dan menekuni). Perbuatan kecil dan remeh bagai tetesan air di atas batu. Meskipun kecil jika terus-menerus maka tetap akan meninggalkan bekas, sehingga jangan sampai tetesan tersebut selalu buruk. Ketika telah menetes, maka segera sumbat agar tidak menyisakan lubang.
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Āli ’Imrān: 135)
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda mengenai kontinuitas,
“Tidak dianggap sebagai dosa kecil jika dilakukan terus-menerus, dan tidak dicatat sebagai dosa besar jika dibarengi istigfar.” (Ibnu Rajab al-Hanbali, hadits marfuk dengan sanad dha’if).
‘Aisyah radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Sebaik-baik amalan adalah yang kontinu, meski sedikit.” (HR. Muslim no. 783).
Ada pokok penting yang tidak boleh ditinggalkan oleh seorang muslim. Salah satunya yang paling penting adalah salat fardhu. Sebaik apa pun seorang manusia atau seburuk apa pun ia dalam pandangan sosial, shalat harus tetap dikerjakan. Meski kadang bermaksiat, harus tetap menjaga shalat.
Hasan al-Baṣri mengatakan, “Wahai manusia, apa yang kamu anggap penting dalam hidupmu jika shalat saja kamu remehkan.”
Meski sudah sering mengaji, tetap harus menjaga salat. Barometer perbaikan berawal dari perbaikan salat. Salat bisa melatih jiwa agar terbiasa baik sehingga kelak ketika shalat sudah rutin dijalankan, jiwa tidak terlalu sulit untuk diarahkan menuju kebaikan.
Wallahu A'lam
Aktivitas buruk yang remeh, akan berdampak besar. Aktivitas baik yang remeh, juga akan berdampak besar. Proses itu tergantung bagaimana jiwa mengelola agar badan tidak melalukan hal buruk.
Dua cara agar yang remeh menjadi besar adalah iṣrār dan muwāzhabah (dilakukan secara terus-menerus dan menekuni). Perbuatan kecil dan remeh bagai tetesan air di atas batu. Meskipun kecil jika terus-menerus maka tetap akan meninggalkan bekas, sehingga jangan sampai tetesan tersebut selalu buruk. Ketika telah menetes, maka segera sumbat agar tidak menyisakan lubang.
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Āli ’Imrān: 135)
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda mengenai kontinuitas,
لاَ صَغِيْرَةَ مَعَ الإِصْرَارِ وَلَا كَبِيْرَةَ مَعَ الاِسْتِغْفَارِ
“Tidak dianggap sebagai dosa kecil jika dilakukan terus-menerus, dan tidak dicatat sebagai dosa besar jika dibarengi istigfar.” (Ibnu Rajab al-Hanbali, hadits marfuk dengan sanad dha’if).
‘Aisyah radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
“Sebaik-baik amalan adalah yang kontinu, meski sedikit.” (HR. Muslim no. 783).
Ada pokok penting yang tidak boleh ditinggalkan oleh seorang muslim. Salah satunya yang paling penting adalah salat fardhu. Sebaik apa pun seorang manusia atau seburuk apa pun ia dalam pandangan sosial, shalat harus tetap dikerjakan. Meski kadang bermaksiat, harus tetap menjaga shalat.
Hasan al-Baṣri mengatakan, “Wahai manusia, apa yang kamu anggap penting dalam hidupmu jika shalat saja kamu remehkan.”
Meski sudah sering mengaji, tetap harus menjaga salat. Barometer perbaikan berawal dari perbaikan salat. Salat bisa melatih jiwa agar terbiasa baik sehingga kelak ketika shalat sudah rutin dijalankan, jiwa tidak terlalu sulit untuk diarahkan menuju kebaikan.
Wallahu A'lam
(wid)