Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail, Asal Usul Kurban Iduladha

Rabu, 28 Juni 2023 - 13:20 WIB
Sejarah kurban tidak lepas dari kisah Nabi Ibrahim alaihissalam dan putranya Nabi Ismail alaihissalam, dari kedua nabi dan rasul inilah cikal bakal ibadah kurban diperintahkan Allah SWT. Foto ilustrasi/ist
Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail menjadi asal muasal adanya perayaan Iduladha. Perayaan ini akan dilaksanakan setiap satu tahun sekali yang ditandai dengan adanya penyembelihan hewan kurban.

Dalam kalender masehi, Iduladha pada tahun 2023 ini akan jatuh pada hari Kamis (29/6/2023). Hari besar keagamaan bagi umat Islam ini diperingati setiap tanggal 10 Zulhijjah.

Iduladha atau yang biasa dikenal dengan Idul Kurban ini tentu memiliki sejarah panjang. Peristiwa kurban sendiri akan selalu berkaitan dengan kisah zaman Nabi Ibrahim dan Ismail yang senantiasa taat kepada perintah Allah SWT.

Asal Usul Pelaksanaan Kurban di Hari Raya Idul Adha

Asal mula kurban dilaksanakan berawal dari lahirnya nabi Ismail AS. Dalam kisahnya bahwa Nabi Ibrahim AS tidak memiliki anak hingga di masa tuanya, lalu beliau pun berdoa kepada Allah SWT.

“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” Doa tersebut tercantum dalam QS Ash-Shaffat (37) ayat yang ke-100.

Perintah untuk mengorbankan Nabi Ismail AS turun melalui wahyu. Wahyu tersebut pun turun kepada Nabi Ibrahim bertepatan dengan usia Nabi Ismail yang sudah mencapai fase dewasa.

Dalam mimpi tersebut Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih sang putra. Dengan berat hati, Nabi Ibrahim pun menyampaikan isi mimpinya kepada Ismail untuk melaksanakan perintah Allah SWT tersebut.

Nabi Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu “maka pikirkanlah apa pendapatmu? Ismail menjawab: Wahai Bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (QS Ash-Shafat ayat 102)

Tanpa ragu, Nabi Ismail pun meminta sang ayah untuk mematuhi dan mengerjakan perintah Allah. Ismail pun berjanji kepada sang ayah akan menjadi seorang yang sabar dalam menjalani perintah itu.

Kemuliaan dari sifat Nabi Ismail tersebut mendapatkan pujian oleh Allah dalam surat Maryam ayat yang ke-54. Berikut artinya.

“Dan ceritakanlah (Hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi.” (QS Maryam (19) ayat 54)

Nabi Ibrahim lalu membaringkan anaknya dan bersiap untuk melakukan penyembelihan. Tak ada rasa takut, Nabi Ismail pun bersiap dan menaati seluruh perintah sang ayah. Baik Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail nampak menunjukkan keteguhan, ketaatan dalam menjalankan perintah itu.

Melansir dari laman Baznas, ketika Nabi Ibrahim akan mengayunkan parang, Allah SWT pun langsung menggantikan tubuh Nabi Ismail dengan sembelihan yang besar. Hewan tersebut berupa seekor domba jantan dari Surga, berwarna putih, bermata bagus dan bertanduk. Kejadian itu tentu menjadi mukjizat dari Allah dan perintah penyembelihan Nabi Ismail merupakan sebuah ujian bagi Nabi Ibrahim dan sang putra untuk melihat sejauh mana keduanya taat kepada sang pencipta.

Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail menjadi asal mula sunnah berkurban bagi umat Islam setiap Hari Raya Idul Adha. Ibadah kurban akan selalu ditandai dengan bentuk kepasrahan kepada Allah SWT. Perintah untuk melaksanakan kurban telah tercantum dalam Al-Quran Surat Al-Kautsar ayat 1-2. Ayat tersebut berbunyi:

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ, فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ


“Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.” (QS Al-Kautsar (108) : ayat 1-2).



Wallahu A'lam
(wid)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apabila Berbuka Puasa, beliau mengucapkan:  DZAHABAZH ZHAMAA'U WABTALLATIL 'URUUQU WA TSABATIL AJRU IN SYAA-ALLAAH (Telah hilang dahaga, dan telah basah tenggorokan, dan telah tetap pahala insya Allah).

(HR. Sunan Abu Dawud No. 2010)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More