5 Ulama Indonesia yang Jenazahnya Masih Utuh Saat Makamnya Dibongkar
Jum'at, 04 Agustus 2023 - 00:00 WIB
Kiyai Ahmad Baidowi adalah pengasuh Madrasah Dakwatut Tauhid di Desa Batuporo Barat Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang. Beliau meninggal dunia karena menderita sakit di bulan Maulid Tahun 2017. Ketika makamnya dibongkar pada November 2020 lalu, jasadnya masih utuh.
Hal ini dibenarkan oleh putra almarhum, KH Sufyan dilansir dari Madura Indepht. Makam KH Ahmad Baidowi dipindahkan karena tanahnya ambruk setelah diguyur hujan. Saat kuburannya digali untuk dipindahkan, jasad almarhum KH Ahmad Baidowi terlihat masih utuh dan kain kafan sudah berubah warna. KH Ahmad Baidowi dikebumikan di selatan Masjid Darul Iman.
5. Muhya bin Rudia (Guru Ngaji di Subang)
Muhya bin Rudia adalah seorang guru ngaji di Dusun Cikadu, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Pembongkaran makamnya pada Januari 2022 lalu sempat menghebohkan warga Subang karena kondisi jasadnya masih utuh. Makam almarhum dipindahkan ke pemakaman Pasirnaan yang lokasinya tidak jauh dari makam sebelumnya.
Menurut penggali kubur, Ace Kosasih, kondisi jasad almarhum Muhya masih utuh saat akan dipindahkan. Kulitnya masih ada dan tulangnya juga masih menyatu. Namun memang terlihat kering tapi tidak mengeluarkan aroma busuk, justru mengeluarkan aroma harum. Almarhum Muhya telah dimakamkan lebih dari 17 tahun lamanya.
Hal ini dibenarkan oleh putra almarhum, KH Sufyan dilansir dari Madura Indepht. Makam KH Ahmad Baidowi dipindahkan karena tanahnya ambruk setelah diguyur hujan. Saat kuburannya digali untuk dipindahkan, jasad almarhum KH Ahmad Baidowi terlihat masih utuh dan kain kafan sudah berubah warna. KH Ahmad Baidowi dikebumikan di selatan Masjid Darul Iman.
5. Muhya bin Rudia (Guru Ngaji di Subang)
Muhya bin Rudia adalah seorang guru ngaji di Dusun Cikadu, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Pembongkaran makamnya pada Januari 2022 lalu sempat menghebohkan warga Subang karena kondisi jasadnya masih utuh. Makam almarhum dipindahkan ke pemakaman Pasirnaan yang lokasinya tidak jauh dari makam sebelumnya.
Menurut penggali kubur, Ace Kosasih, kondisi jasad almarhum Muhya masih utuh saat akan dipindahkan. Kulitnya masih ada dan tulangnya juga masih menyatu. Namun memang terlihat kering tapi tidak mengeluarkan aroma busuk, justru mengeluarkan aroma harum. Almarhum Muhya telah dimakamkan lebih dari 17 tahun lamanya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(rhs)