Kisah Sultan Abdul Hamid II Hadapi Konspirasi Freemasonry dan Utsmani Baru
Jum'at, 31 Juli 2020 - 12:43 WIB
Maka tidak aneh, saat gerakan ini baru saja berhasil menumbangkan pemerintahan Sultan Abdul Hamid II, mereka langsung menduduki jabatan tinggi dalam pemerintahan. Orang-orang Yahudi tersebut, selalu mendatangi orang-orang yang terlibat dalam organisasi itu dengan memboyong semua keinginan mereka, dengan syarat hendaknya mereka mengaku bahwa Palestina adalah tanah air orang-orang Yahudi.
Niyazi Barkas menyebutkan nama Yahudi Muiz Kuhin yang disifati oleh Rene Belo sebagai berikut;
Pertama, sesungguhnya Kuhin adalah peletak pemikiran nasionalisme Thurani di dalam pemerintahan Utsmani.
Kedua, sesungguhnya buku Muiz dianggap sebagai "Kitab Suci" dalam kebijakan politik gerakan Thurani.
Muiz-Yahudi ini demikian aktif dalam mengenalkan gerakan Kesatuan dan Pembangunan di media-media Eropa, karena dia memiliki kemampuan bahasa lbrani dan Turki serta beberapa bahasa barat lainnya. Awalnya dia memulai tulisannya dalam sebuah makalah berbahasa Perancis yang beriudul "Bangsa Turki Mencari Ruh Kebangsaan."
Kuhin memiliki andil yang sangat besar dalam merencanakan politik rasisme Thurani yang menjadi jalan hidup organisasi Persatuan dan Pembangunan. Kebijakan politik ini merupakan kebijakan yang telah menyesakkan bangsa-bangsa Utsmani dan telah menimbulkan permusuhan di kalangan mereka.
Yahudi ini tidak henti-hentinya dan tidak pernah lelah dalam menyebarkan pemikiran nasionalisme Turki untuk mencabik-cabik pemerintahan Utsmani.
Dia menulis tiga buku yang kemudian dijadikan "bibel" oleh organisasi Persatuan dan Pembangunan. Judul buku ialah; "Keuntungan Apa yang Akan Diperoleh Turki dari Perang Ini", "Thuran dan Politik Turkiisasi." Penulisnya juga telah memberikan andil dalam penulisan pemikiran Kemalisme daam bukunya "Kemalisme", dan Spirit Turki yang banyak mengembangkan semangat rasisme Turki.
Gerakan Persatuan dan Pembangunan ini telah mendorong semangat nasionalisme Turki di bawah mimpi-mimpi Thuraninya. Mereka menyerukan pada apa yang disebut dengan nation, undang-undang dan kebebasan. Semua paham ini merupakan paham yang sangat asing dalam pemerintahan Utsmani. Di dalamnya tergabung sejumlah pemuda terpelajar Turki ditambah dengan Yahudi Dunamah. Sedangkan tujuan utama mereka adalah untuk menjungkalkan pemerintahan Sultan Abdul Hamid II.(Baca juga: Sujud Syukur Dunia Islam Sambut Kemenangan Al-Fatih, Hagia Sophia Jadi Masjid )
Niyazi Barkas menyebutkan nama Yahudi Muiz Kuhin yang disifati oleh Rene Belo sebagai berikut;
Pertama, sesungguhnya Kuhin adalah peletak pemikiran nasionalisme Thurani di dalam pemerintahan Utsmani.
Kedua, sesungguhnya buku Muiz dianggap sebagai "Kitab Suci" dalam kebijakan politik gerakan Thurani.
Muiz-Yahudi ini demikian aktif dalam mengenalkan gerakan Kesatuan dan Pembangunan di media-media Eropa, karena dia memiliki kemampuan bahasa lbrani dan Turki serta beberapa bahasa barat lainnya. Awalnya dia memulai tulisannya dalam sebuah makalah berbahasa Perancis yang beriudul "Bangsa Turki Mencari Ruh Kebangsaan."
Kuhin memiliki andil yang sangat besar dalam merencanakan politik rasisme Thurani yang menjadi jalan hidup organisasi Persatuan dan Pembangunan. Kebijakan politik ini merupakan kebijakan yang telah menyesakkan bangsa-bangsa Utsmani dan telah menimbulkan permusuhan di kalangan mereka.
Baca Juga
Yahudi ini tidak henti-hentinya dan tidak pernah lelah dalam menyebarkan pemikiran nasionalisme Turki untuk mencabik-cabik pemerintahan Utsmani.
Dia menulis tiga buku yang kemudian dijadikan "bibel" oleh organisasi Persatuan dan Pembangunan. Judul buku ialah; "Keuntungan Apa yang Akan Diperoleh Turki dari Perang Ini", "Thuran dan Politik Turkiisasi." Penulisnya juga telah memberikan andil dalam penulisan pemikiran Kemalisme daam bukunya "Kemalisme", dan Spirit Turki yang banyak mengembangkan semangat rasisme Turki.
Gerakan Persatuan dan Pembangunan ini telah mendorong semangat nasionalisme Turki di bawah mimpi-mimpi Thuraninya. Mereka menyerukan pada apa yang disebut dengan nation, undang-undang dan kebebasan. Semua paham ini merupakan paham yang sangat asing dalam pemerintahan Utsmani. Di dalamnya tergabung sejumlah pemuda terpelajar Turki ditambah dengan Yahudi Dunamah. Sedangkan tujuan utama mereka adalah untuk menjungkalkan pemerintahan Sultan Abdul Hamid II.(Baca juga: Sujud Syukur Dunia Islam Sambut Kemenangan Al-Fatih, Hagia Sophia Jadi Masjid )
(mhy)