Belajar dari Sejarah, Satu-satunya Cara Menghentikan Invasi Israel
Minggu, 05 November 2023 - 22:31 WIB
Bukan sekadar cinta dunia dan takut mati, lebih jauh dari itu, umat Islam justru berpecah belah. Satu dengan yang lain saling mencela dan menghujat, masing-masing kelompok merasa paling benar. Yang tidak ikut paham dan aliran mereka, dicap ahli bid'ah, sesat, bukan ahli sunnah, teroris dan khawarij.
Kabar Gembira
Kelemahan umat Islam hari ini bisa jadi bagian dari Nubuwah Nabi sebagaimana Hadis di atas. Nabi mengabarkan umat Islam di masa itu jumlahnya cukup banyak, namun ditimpa penyakit Wahn. Inilah yang menyebabkan umat Islam tidak bersatu di samping banyaknya perseteruan politik di internal umat Islam sendiri.
Adapun kabar gembira bagi umat Islam dan sebaliknya menjadi kabar menakutkan bagi kaum Zionis Israel adalah Hadis tentang akhir nasib umat Yahudi di akhir zaman. Berikut Nubuwah Nabi ﷺ yang artinya: "Kiamat tidak akan terjadi sehingga kaum Muslimin memerangi Yahudi, lalu kaum Muslimin akan membunuh mereka sampai-sampai setiap orang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, tetapi batu dan pohon itu berkata: "Wahai Muslim, wahai hamba Allah, ini ada orang Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuhlah dia." Kecuali (pohon) Gharqad karena ia adalah pohon Yahudi." (HR Al-Bukhari, Muslim)
Jika membaca Hadis di atas, umat Yahudi kelak akan binasa dan ini merupakan janji Allah melalui lisan Nabi Muhammad ﷺ. Kapan hal itu terjadi? Hanya Allah Yang Maha Tahu. Namun demikian, bukan berarti umat Islam hari ini hanya diam saja dan tidak mau tahu urusan Palestina.
Belajar dari Sejarah
Mari kita buka sekilas lembaran sejarah bagaimana gagahnya para sahabat Nabi di masa lalu menembus gurun pasir membawa panji-panji Islam ke Afrika, Eropa dan Asia. Begitu pula Khalifah dan Sultan terbaik Islam yang membebaskan Baitul Maqdis Palestina dari kekuasaan Yahudi maupun Nasrani.
Kewibawaan Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu ketika menerima kunci Baitul Maqdis dari penguasa tertinggi umat Kristiani, kini tidak ada lagi. Keberanian Musa bin Nushair dan Thariq bin Ziyad ketika membakar perahu mereka sendiri, agar prajuritnya tidak punya pilihan lain selain maju menembus tanah Spanyol, kini hanya sebuah mimpi masa silam.
Kehebatan Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi ketika merebut Al-Aqsha dari tangan-tangan berdarah penguasa salib Eropa, kini hanya tinggal lagu kenangan.
Kegagahan Sultan Muhammad Al-Fatih (The Conqueror) ketika menggempur Konstantinopel tinggal sejarah. Umat Islam hari ini mendambakan sosok-sosok pejuang seperti mereka. Semoga Allah mempersatukan hati umat Islam di dunia, dan memberi pertolongan kepada umat muslim dan pejuang di Palestina.
Kabar Gembira
Kelemahan umat Islam hari ini bisa jadi bagian dari Nubuwah Nabi sebagaimana Hadis di atas. Nabi mengabarkan umat Islam di masa itu jumlahnya cukup banyak, namun ditimpa penyakit Wahn. Inilah yang menyebabkan umat Islam tidak bersatu di samping banyaknya perseteruan politik di internal umat Islam sendiri.
Adapun kabar gembira bagi umat Islam dan sebaliknya menjadi kabar menakutkan bagi kaum Zionis Israel adalah Hadis tentang akhir nasib umat Yahudi di akhir zaman. Berikut Nubuwah Nabi ﷺ yang artinya: "Kiamat tidak akan terjadi sehingga kaum Muslimin memerangi Yahudi, lalu kaum Muslimin akan membunuh mereka sampai-sampai setiap orang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, tetapi batu dan pohon itu berkata: "Wahai Muslim, wahai hamba Allah, ini ada orang Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuhlah dia." Kecuali (pohon) Gharqad karena ia adalah pohon Yahudi." (HR Al-Bukhari, Muslim)
Jika membaca Hadis di atas, umat Yahudi kelak akan binasa dan ini merupakan janji Allah melalui lisan Nabi Muhammad ﷺ. Kapan hal itu terjadi? Hanya Allah Yang Maha Tahu. Namun demikian, bukan berarti umat Islam hari ini hanya diam saja dan tidak mau tahu urusan Palestina.
Belajar dari Sejarah
Mari kita buka sekilas lembaran sejarah bagaimana gagahnya para sahabat Nabi di masa lalu menembus gurun pasir membawa panji-panji Islam ke Afrika, Eropa dan Asia. Begitu pula Khalifah dan Sultan terbaik Islam yang membebaskan Baitul Maqdis Palestina dari kekuasaan Yahudi maupun Nasrani.
Kewibawaan Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu ketika menerima kunci Baitul Maqdis dari penguasa tertinggi umat Kristiani, kini tidak ada lagi. Keberanian Musa bin Nushair dan Thariq bin Ziyad ketika membakar perahu mereka sendiri, agar prajuritnya tidak punya pilihan lain selain maju menembus tanah Spanyol, kini hanya sebuah mimpi masa silam.
Kehebatan Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi ketika merebut Al-Aqsha dari tangan-tangan berdarah penguasa salib Eropa, kini hanya tinggal lagu kenangan.
Kegagahan Sultan Muhammad Al-Fatih (The Conqueror) ketika menggempur Konstantinopel tinggal sejarah. Umat Islam hari ini mendambakan sosok-sosok pejuang seperti mereka. Semoga Allah mempersatukan hati umat Islam di dunia, dan memberi pertolongan kepada umat muslim dan pejuang di Palestina.
(rhs)