Setan Sangat Menyukai Praktik Doa kepada Selain Allah Taala
Jum'at, 01 Desember 2023 - 11:31 WIB
Imam dan Khatib Masjid Nabawi , Dr Abdul Muhsin bin Muhammad Al-Qasim, dalam bukunya berjudul " Doa " mengatakan doa adalah ibadah mulia dan pembeda antara seorang yang bertauhid dengan yang tidak. Doa merupakan celah paling rawan, yang melaluinya setan dengan mudahnya dapat menghancurkan agama seseorang.
Ibnul Qayyim - rahimahullah- dalam "Madaarij as-Saalikin" berkata, “Meminta hajat, pertolongan, dan berharap kepada orang yang sudah mati, merupakan pokok kesyirikan yang ada di dunia.”
Seorang muslim adalah pribadi yang memurnikan tujuan hati, ibadah, dan interaksinya hanya kepada Allah semata. Di samping itu, dia tidak mencampuradukkan antara Allah dengan makhlukNya dalam pengetahuan, niat, keinginan, dan kecintaannya.
Oleh karena itu, ia benar-benar memahami porsi seluruh hak sesuai kedudukan masing-masing, sehingga ia tidak memalingkan hak yang seharusnya untuk Allah kepada yang lain, karena ibadah, doa, rasa takut, dan pengharapan adalah murni hak Allah, meskipun orang-orang saleh juga memiliki hak untuk dicintai, dipatuhi, dan dijaga kehormatannya.
Allah berfirman:
"Maka, hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam sesuai) fitrah (dari) Allah yang telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah (tersebut). Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." [ QS. Ar-Ruum : 30]
Ibnul Qayyim - rahimahullah- dalam "Madaarij as-Saalikin" berkata, “Meminta hajat, pertolongan, dan berharap kepada orang yang sudah mati, merupakan pokok kesyirikan yang ada di dunia.”
Seorang muslim adalah pribadi yang memurnikan tujuan hati, ibadah, dan interaksinya hanya kepada Allah semata. Di samping itu, dia tidak mencampuradukkan antara Allah dengan makhlukNya dalam pengetahuan, niat, keinginan, dan kecintaannya.
Oleh karena itu, ia benar-benar memahami porsi seluruh hak sesuai kedudukan masing-masing, sehingga ia tidak memalingkan hak yang seharusnya untuk Allah kepada yang lain, karena ibadah, doa, rasa takut, dan pengharapan adalah murni hak Allah, meskipun orang-orang saleh juga memiliki hak untuk dicintai, dipatuhi, dan dijaga kehormatannya.
Allah berfirman:
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
"Maka, hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam sesuai) fitrah (dari) Allah yang telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah (tersebut). Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." [ QS. Ar-Ruum : 30]
(mhy)