Kala Sampai di Samudera, Anda Tidak Akan Berbicara tentang Arus Sungai

Minggu, 09 Agustus 2020 - 12:44 WIB
Nasruddin Hoja. Foto/Ilustrasi/Ist
JUDUL di atas digunakan Idries Shah sebagai pembuka tulisannya tentang Mullah Nashruddin . Kalimat tersebut merupakan kutipan dari Hakim Sanai, The Walled Garden of Truth. ( )

Idries Shah dalam The Sufis yang diterjemahkan M. Hidayatullah dan Roudlon, S.Ag. menjadi Mahkota Sufi : Menembus Dunia Ekstra Dimensi, menyebut Mullah (guru) Nashruddin adalah sosok klasik yang dirancang oleh para darwis; sebagian untuk tujuan pemberhentian (jeda) karena situasi-situasi sesaat di mana di dalamnya keadaan-keadaan tertentu dari jiwa dibuat jelas.

Kisah-kisah Nashruddin, dikenal secara menyeluruh di Timur Tengah dalam manuskrip The Subtleties of the Incomparable Nasrudin. Ini merupakan satu dari sejumlah pencapaian ganjil (ajaib) di dalam sejarah metafisika. Namun, secara dangkal kisah-kisah Nashruddin lebih sering dikenal sebagai kisah humor atau bahan lelucon. ( )

Kisah-kisah itu diceritakan kembali tanpa henti di warung-warung teh dan di rombongan-rombongan pertunjukan, di rumah-rumah dan di siaran-siaran radio Asia. Tetapi dalam cerita Nashruddin itu inheren untuk dipahami adanya kedalaman makna. Terdapat lelucon, moral dan kelebihan lainnya yang membawa kesadaran sedikit lebih jauh menuju proses penyadaran dari kekuatan spiritual yang potensial.





Karena Sufisme merupakan sesuatu yang dijalani dan juga dipahami, cerita Nashruddin tidak bisa menghasilkan pencerahan utuh kepada dirinya sendiri. Di sisi lain, ia menjembatani celah antara kehidupan duniawi dan suatu perubahan bentuk kesadaran dalam cara yang tidak bisa dicapai oleh bentuk kesusastraan lainnya.

Manuskrip "Kepelikan" (the Subtleties) belum pernah dihadirkan secara utuh bagi pembaca Barat. Kemungkinan, menurut Idries, karena cerita-cerita tersebut tidak bisa diterjemahkan secara tepat oleh non-Sufi, atau dipelajari di luar konteksnya, dan mempertahankan dampak esensialnya. Di Timur, kumpulan cerita tersebut rata-rata digunakan untuk maksud kajian semata oleh para Sufi pemula.



Lelucon-lelucon dari kumpulan tersebut secara individual telah menyebar ke hampir setiap kepustakaan dunia. Dan sejumlah lelucon tertentu dari perhatian skolastik telah dilekatkan pada cerita-cerita tersebut. Dalam penilaian ini sebagian sebagai sebuah contoh gelombang kebudayaan, atau untuk mendukung argumen-argumen yang menguntungkan identitas-dasar humor di mana saja. Tetapi jika karena daya tarik humor perenialnya cerita-cerita itu telah membuktikan kekuatannya, maka hal ini secara menyeluruh merupakan hal kedua bagi tujuan kumpulan cerita tersebut, yang dimaksudkan untuk menyediakan suatu dasar bagi tersedianya sikap Sufi terhadap kehidupan, dan memungkinkan pada pencapaian penyadaran Sufisme dan pengalaman mistis.



Legenda Nashruddin (the Legend of Nasrudin), yang dibubuhkan pada manuskrip the Subtleties dan paling tidak berasal dari abad ketiga belas, sebagian dimaksudkan untuk memperkenalkan Nashruddin.

Penyebaran humor Nashruddin tidak bisa dihalangi, ia bisa masuk melalui pola-pola pemikiran yang dihasilkan manusia melalui kebiasaan dan rancangan.

Menurut Idries Shah, dalam sebagian sistem pemikiran yang utuh, Nashruddin ada pada begitu banyak makna yang dalam sehingga (keberadaan) dirinya tidak bisa dimusnahkan. Sebagai tolak ukur kebenaran, hal ini mungkin bisa dilihat pada fakta bahwa organisasi-organisasi yang beragam dan asing seperti the British Society for the Promotion of Christian Knowledge (S.P.C.K) (Perkumpulan Inggris yang bergerak dalam Penyiaran Pengetahuan Kristiani) dan juga pada pemerintah Soviet, keduanya telah memanfaatkan Nashruddin.



The S.P.C.K. telah menerbitkan beberapa cerita (Nashruddin) dengan judul cerita-cerita tentang Khoja [Khwaja] (Tales of the Khoja); sementara orang-orang Rusia (mungkin dengan prinsip "Jika Anda tidak bisa mengalahkan mereka, maka bergabunglah dengan mereka") telah membuat film tentang Nashruddin dengan judul The Adventures of Nasrudin.

Bahkan orang-orang Yunani, yang menerima beberapa hal dari orang Turki, menganggap Nashruddin sebagai bagian dari warisan kebudayaannya. Pemerintah sekular Turki, melalui departemen penerangannya, telah menerbitkan sebuah kumpulan lelucon metafisis yang dinisbatkan kepada tokoh yang dianggap sebagai guru Muslim ini yang merupakan tipe-ideal mistik Sufi, meskipun Tarekat-tarekat Sufi ditindas melalui Undang-undang di Republik Turki.



Tak ada seorang pun tahu siapa sebenarnya Nashruddin itu, kapan dan di mana ia hidup. Idries Shah mengatakan adalah pesan, dan bukan orangnya, yang penting bagi para sufi. Hal ini tidak menghalangi masyarakat untuk memberikan suatu sejarah yang fiktif, dan bahkan sebuah makam.

Para sarjana -- berlawanan dengan orang yang terlalu formal dimana dalam cerita-ceritanya seringkali memunculkan Nashruddin sebagai pemenang -- bahkan telah mencoba menjadikan manuskrip the Subtleties ke dalam serpihan-serpihan terpisah dengan harapan menemukan bahan biografis yang memadai.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِنۡ تَـنۡصُرُوا اللّٰهَ يَنۡصُرۡكُمۡ وَيُثَبِّتۡ اَقۡدَامَكُمۡ
Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.

(QS. Muhammad Ayat 7)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More