Musim Liburan, Inilah Rekreasi dan Wisata Menurut Pandangan Al Qur'an

Senin, 01 Januari 2024 - 14:45 WIB
Sedikitnya, ada tujuh ayat Al Quran yang mengaitkan langsung perintah berekreasi atau memandang alam dengan perjalanan tersebut. Foto ilustrasi/instagramseputarkudus
Di musim liburan ini, banyak kaum muslimin yang sengaja berlibur dan mengajak keluarganya untuk berekreasi ke berbagai tempat. Dan, ternyata rekreasi atau piknik ini ada dalam penjelasan Al Qur'an. Sedikitnya, ada tujuh ayat Al Quran yang mengaitkan langsung perintah berekreasi atau memandang alam dengan perjalanan tersebut.

Salah satunya firman Allah SWT sebegai berikut:

قُلۡ سِيۡرُوۡا فِى الۡاَرۡضِ ثُمَّ انْظُرُوۡا كَيۡفَ كَانَ عَاقِبَةُ الۡمُكَذِّبِيۡنَ


“Berjalanlah di bumi dan lihatlah” (QS Al-An’am : 11).

Dengan berwisata sesuai ajaran Islam , kita akan mendapatkan banyak manfaat. Seperti yang dijelaskan dalam riwayat yang didendangkan oleh Sayyidina Ali atau Imam Syafi’i, bahwa setidaknya ada 5 manfaat yang dapat diperoleh dari berwisata. Seperti dikutip dari buku Kumpulan 101 Kultum tentang Islam oleh M. Quraish Shihab, berikut bunyi riwayat tersebut:

“Tinggalkan negeri untuk meraih kejayaan dan berwisatalah karena di sana ada lima manfaat, yaitu mengenyahkan gelisah, meraih kehidupan, ilmu, adab, dan pertemanan dengan yang jaya. Kalau ada yang berkata: Dalam bepergian, ada kehinaan dan cobaan atau kesulitan menempuh jalan dan memikul beban, maka ketahuilah bahwa kematian lebih baik dari pada kehidupan di satu negeri yang hina di antara pembohong dan pengiri,” kata Imam Syafi'i.

Berdasarkan hal itu, tidak keliru jika ditegaskan bahwa agama menganjurkan setiap orang untuk menyisihkan sebagin masa hidupnya, tenaganya, pikiran, dan uangnya untuk berwisata. “Berwisatalah Anda akan menemukan ganti dari apa yang Anda tinggalkan,” kata Quraish Shihab.

Tujuan Wisata dalam Islam

Mengutip Islamqa tentang hakikat wisata, dalam Islam dikenal istilah siyaahah yang bermakna bepergian ke segenap penjuru bumi (adz-dzihaab fi al-ardh), safar atau perjalanan (travelling), dan/atau wisata (tourism).

Wisata dalam konsep Islam harus meningkatkan keimanan dengan menafakuri kebesaran Allah Subhanahu wa ta'ala. Bahkan dalam sebuah hadis Rasulullah SAW menegaskan:

“Sesunguhnya wisatanya umatku adalah berjihad di jalan Allah.” (HR. Abu Daud).

Dalam pemahaman Islam, wisata juga dikaitkan dengan ilmu dan pengetahuan. Pada masa permulaan Islam, telah ada perjalanan sangat agung dengan tujuan mencari ilmu dan menyebarkannya.

Al-Khatib Al-Bagdady menulis kitab Ar-Rihlah Fi Tolabil Hadits berisi kisah orang yang melakukan perjalanan hanya untuk mendapatkan dan mencari satu hadits.

Di antara maksud wisata dalam Islam adalah mengambil pelajaran dan peringatan. Dalam Al-Qur’an terdapat perintah untuk berjalan di muka bumi di beberapa tempat,

قُلۡ سِيۡرُوۡا فِى الۡاَرۡضِ ثُمَّ انْظُرُوۡا كَيۡفَ كَانَ عَاقِبَةُ الۡمُكَذِّبِيۡنَ


“Katakanlah: 'Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu." (QS. Al-An’am: 11)

Dalam ayat lain, “Katakanlah: 'Berjalanlah kamu (di muka) bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa.” (QS. An-Naml: 69)

Al-Qasimi rahimahullah berkata; ”Mereka berjalan dan pergi ke beberapa tempat untuk melihat berbagai peninggalan sebagai nasihat, pelajaran dan manfaat lainnya." (Mahasinu At-Ta’wil, 16/225)

Di antara maksud mulia dari wisata dalam Islam adalah berdakwah. Itulah tugas para Rasul dan para nabi dan orang-orang setelah mereka dari kalangan para shahabat.

Para sahabat Nabi Saw telah menyebar ke ujung dunia untuk mengajarkan kebaikan kepada manusia, mengajak mereka kepada Islam.

Yang terakhir dari pemahaman wisata dalam Islam adalah safar (travelling) untuk merenungi keindahan ciptaan Allah Ta’la, menikmati indahnya alam nan agung sebagai pendorong jiwa manusia untuk menguatkan keimanan terhadap keesaan Allah dan memotivasi menunaikan kewajiabn hidup. Karena refreshing jiwa perlu untuk memulai semangat kerja baru.
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَاَيُّوۡبَ اِذۡ نَادٰى رَبَّهٗۤ اَنِّىۡ مَسَّنِىَ الضُّرُّ وَاَنۡتَ اَرۡحَمُ الرّٰحِمِيۡنَ‌
Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, (Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.

(QS. Al-Anbiya Ayat 83)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More