Besarnya Dosa Berdusta Atas Nama Nabi Muhammad SAW
Kamis, 13 Agustus 2020 - 17:48 WIB
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah Rasul yang diutus oleh Allah Ta'ala untuk pemberi peringatan dan pembawa kabar gembira kepada umat manusia. Lewat sabda beliau, kita diingatkan untuk tidak sekali-kali berdusta atas nama Rasulullah SAW mengingat dosanya sangat besar.
عن عَلِيُّ بْنُ رَبِيعَةَ قَالَ أَتَيْتُ الْمَسْجِدَ وَالْمُغِيرَةُ أَمِيرُ الْكُوفَةِ قَالَ فَقَالَ الْمُغِيرَةُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ فَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ (رواه مسلم)
Dari Ali bin Rabi'ah dia berkata, "Aku mendatangi sebuah masjid sedangkan pada saat itu Al-Mughirah (bin Syu'bah) menjadi gubernur Kufah. "Lalu al-Mughirah berkata, 'Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya berdusta atas namaku tidaklah sama dengan berdusta atas nama seseorang, barangsiapa berdusta atas namaku secara sengaja maka berarti dia menempati tempat duduknya dari api neraka ." (HR. Muslim, Hadits No 5). ( )
Ustaz Rikza Maulan (Direktur Institut for Islamic Studies dan Development Jakarta) menjelaskan bahwa sahabat bernama Al-Mughirah bin Syu'bah RA dahulu beliau termasuk sahabat yang sangat besar kecintaannya kepada Nabi SAW . Diriwayatkan bahwa beliau adalah sahabat yang memukul tangan Urwah bin Mas'ud At-Tsaqafi, yang berusaha untuk memegang jenggot Nabi SAW , pada peristiwa perjanjian Hudaibiyah.
Kemudian, ketika Al-Mughirah menjadi Gubernur di Kufah, beliau tetap tidak meninggalkan kewajibannya untuk menyampaikan dan meriwayatkan hadis kepada masyarakat muslim . Hal ini sekaligus menunjukkan pentingnya orang saleh dan bertakwa menjabat di jabatan publik, seperti menjadi gubernur agar kemaslahatan umat dapat terjaga dan terpelihara dengan baik.( )
Adapun dosa berdusta atas nama Nabi SAW yaitu bahwa orang yang berdusta atas nama Rasulullah SAW berarti ia telah menyiapkan tempat duduknya di dalam kobaran api neraka. Di antara bentuk berdusta atas nama Nabi SAW adalah dengan mengatakan sesuatu (ungkapan) yang bukan hadis, sebagai hadis . Atau meyakini ungkapan yang belum jelas sebagai hadits dari Nabi SAW . Karena ternyata banyak sekali ungkapan-ungkapan di masyarakat yang sebenarnya bukan hadis, seperti berikut:
"Siapa yang mengenal dirinya, maka berarti ia telah mengenal Tuhannya".
Ungkapan di atas sesungguhnya bukanlah hadis Nabi , melainkan ungkapan ulama saja yaitu Abu Sa'id Al-Khurazy. Namun betapa banyaknya para asatiz di mimbar-mimbar masjid mengatakan bahwa ungkapan itu adalah hadis Nabi .
"Karena itu hendaknya kita harus berhati-hati dalam menyampaikan satu ungkapan, agar jangan sampai mengatakan sesuatu yang bukan hadits sebagai hadis . Apalagi dosanya demikian besar dapat menjerumuskan pelakunya masuk api neraka ," kata Dai yang juga Dewan Pengawas Syariah Rumah Zakat itu.
Mudah-mudahan Allah menjaga kita dari segala kemungkaran termasuk perbuatan berdusta atas nama Nabi SAW . ( )
Wallahu Ta'ala A'lam
عن عَلِيُّ بْنُ رَبِيعَةَ قَالَ أَتَيْتُ الْمَسْجِدَ وَالْمُغِيرَةُ أَمِيرُ الْكُوفَةِ قَالَ فَقَالَ الْمُغِيرَةُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ فَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ (رواه مسلم)
Dari Ali bin Rabi'ah dia berkata, "Aku mendatangi sebuah masjid sedangkan pada saat itu Al-Mughirah (bin Syu'bah) menjadi gubernur Kufah. "Lalu al-Mughirah berkata, 'Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya berdusta atas namaku tidaklah sama dengan berdusta atas nama seseorang, barangsiapa berdusta atas namaku secara sengaja maka berarti dia menempati tempat duduknya dari api neraka ." (HR. Muslim, Hadits No 5). ( )
Ustaz Rikza Maulan (Direktur Institut for Islamic Studies dan Development Jakarta) menjelaskan bahwa sahabat bernama Al-Mughirah bin Syu'bah RA dahulu beliau termasuk sahabat yang sangat besar kecintaannya kepada Nabi SAW . Diriwayatkan bahwa beliau adalah sahabat yang memukul tangan Urwah bin Mas'ud At-Tsaqafi, yang berusaha untuk memegang jenggot Nabi SAW , pada peristiwa perjanjian Hudaibiyah.
Kemudian, ketika Al-Mughirah menjadi Gubernur di Kufah, beliau tetap tidak meninggalkan kewajibannya untuk menyampaikan dan meriwayatkan hadis kepada masyarakat muslim . Hal ini sekaligus menunjukkan pentingnya orang saleh dan bertakwa menjabat di jabatan publik, seperti menjadi gubernur agar kemaslahatan umat dapat terjaga dan terpelihara dengan baik.( )
Adapun dosa berdusta atas nama Nabi SAW yaitu bahwa orang yang berdusta atas nama Rasulullah SAW berarti ia telah menyiapkan tempat duduknya di dalam kobaran api neraka. Di antara bentuk berdusta atas nama Nabi SAW adalah dengan mengatakan sesuatu (ungkapan) yang bukan hadis, sebagai hadis . Atau meyakini ungkapan yang belum jelas sebagai hadits dari Nabi SAW . Karena ternyata banyak sekali ungkapan-ungkapan di masyarakat yang sebenarnya bukan hadis, seperti berikut:
من عرف نفسه فقد عرف ربه
"Siapa yang mengenal dirinya, maka berarti ia telah mengenal Tuhannya".
Ungkapan di atas sesungguhnya bukanlah hadis Nabi , melainkan ungkapan ulama saja yaitu Abu Sa'id Al-Khurazy. Namun betapa banyaknya para asatiz di mimbar-mimbar masjid mengatakan bahwa ungkapan itu adalah hadis Nabi .
"Karena itu hendaknya kita harus berhati-hati dalam menyampaikan satu ungkapan, agar jangan sampai mengatakan sesuatu yang bukan hadits sebagai hadis . Apalagi dosanya demikian besar dapat menjerumuskan pelakunya masuk api neraka ," kata Dai yang juga Dewan Pengawas Syariah Rumah Zakat itu.
Mudah-mudahan Allah menjaga kita dari segala kemungkaran termasuk perbuatan berdusta atas nama Nabi SAW . ( )
Wallahu Ta'ala A'lam
(rhs)