Dokter UEA Tawarkan Tips Mempersiapkan Anak untuk Berpuasa: Bisa Ditiru!

Rabu, 06 Maret 2024 - 05:15 WIB
Bagi anak-anak, puasa Ramadan pertama akan menjadi pengalaman yang mengasyikkan. Ilustrasi: SINDOnews
Kendati anak-anak belum diwajibkan berpuasa di bulan Ramadan , tak sedikit anak berusia antara 8 dan 10 tahun yang menjalankan puasa Ramadan di Uni Emirat Arab (UEA)dan negara lain, termasuk Indonesia .

Bagi anak-anak, puasa Ramadan pertama akan menjadi pengalaman yang mengasyikkan. Namun, wajar jika para orang tua merasa sedikit gugup dan cemas dalam mengatur jam puasa anak .

Para dokter di UEA menjelaskan untuk mempersiapkan periode spiritual ini, orang tua dapat mulai merencanakannya beberapa hari sebelumnya.



"Orang tua dapat mendorong anak-anak untuk memulai dengan bereksperimen dengan periode puasa singkat, seperti melewatkan makan selama lima hingga enam jam, untuk mengukur toleransi," kata Dr Jobby Jacob, dokter spesialis anak, Rumah Sakit Medeor, Dubai sebagaimana dilansir Gulf News.

“Tidak apa-apa jika mereka tidak memenuhi target awal puasanya. Tingkatkan durasinya secara bertahap selama beberapa hari," sarannya.

Perencanaan Makan

Di sisi lain, Dr Osama Elsayed Rezk Elassy mengingatkan kebutuhan nutrisi anak harus tercukupi karena mereka sedang dalam masa pertumbuhan. "Oleh karena itu, rencana makan berbuka dan sahur harus dipikirkan dengan cermat," ujar asisten profesor klinis, konsultan dan kepala divisi, Pusat Pediatri dan Neonatologi, Rumah Sakit Universitas Thumbay itu.

Perencanaan ke depan dapat membantu meringankan masalah seperti dehidrasi dan asupan kalori yang buruk karena tubuh membutuhkan lebih banyak kalori, protein, dan nutrisi penting tertentu selama masa kanak-kanak, jelasnya.

“Dianjurkan untuk mengikuti pola makan sehat saat makan dan mengonsumsi lebih banyak air dan serat. Hal ini dapat diperoleh dengan mengonsumsi makanan yang bergizi tinggi dan mengandung mikronutrien yang cukup, terutama vitamin dan mineral yang terdapat dalam makanan,” kata Dr Elassy.



"Hidrasi sangat penting," tambah Dr Jacob. “Anak-anak harus minum banyak air di luar puasa untuk menjaga tingkat energi dan mencegah dehidrasi. Usahakan meminum air secara perlahan setelah berbuka agar tetap seimbang.”

Ia juga menyoroti perlunya fokus pada makanan bergizi untuk sahur dan berbuka puasa guna mempertahankan tingkat energi. “Orang tua harus mengonsumsi beragam buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein untuk menjaga anak-anak merasa kenyang dan bergizi selama periode puasa.”

Makanan yang Harus Dihindari

Para dokter menyarankan anak-anak untuk menghindari makanan manis, junk food, dan minuman berkarbonasi untuk mencegah rasa lapar dan kembung. Sebaliknya, mereka sebaiknya memilih karbohidrat kompleks daripada kalori kosong.

“Saat berbuka puasa, anak-anak biasanya menantikan makanan asin dan gorengan. Hal-hal ini harus dihindari atau diganti dengan pilihan yang lebih sehat karena dapat menyebabkan makan berlebihan dan rasa lesu secara umum. Makanan tinggi nutrisi, seperti biji-bijian, buah-buahan, sayuran, daging tanpa lemak, dan produk susu menyediakan vitamin, mineral, dan energi penting. Nutrisi ini memastikan anak-anak tetap sehat dan aktif sepanjang puasa dengan mendukung fungsi, pertumbuhan, dan perkembangan sistem kekebalan tubuh,” kata Dr Elassy.

Manajemen Tidur

"Tidur yang cukup juga sama pentingnya bagi kesejahteraan anak-anak," kata Dr Jacob.



Ini penting untuk perkembangan fisik dan kognitif anak. Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur pada anak-anak dapat berdampak pada pembelajaran, memori, suasana hati, dan perilaku.

Anak usia 8 hingga 10 tahun biasanya membutuhkan 9 hingga 11 jam tidur setiap malam untuk mendukung tumbuh kembang yang optimal.

“Sebelum Ramadan dimulai, penting untuk membuat jadwal tidur yang selaras dengan rutinitas anak Anda dan memungkinkan istirahat yang cukup selama jam puasa,” kata Dr Elassy.

“Tetapkan waktu tidur yang teratur untuk mereka, sebaiknya sekitar jam 9 malam untuk menjamin mereka mendapatkan tidur yang cukup setiap malam. Ajak mereka untuk bersantai dan tidur setelah berbuka puasa selama kurang lebih empat jam, hingga pukul 03.30, agar mereka dapat bersiap untuk sahur dan salat Subuh. Mereka dapat tidur selama dua jam setelah sahur, hingga sekitar jam 5 pagi untuk mengganti waktu tidur yang hilang.”
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Yang pertama kali yang dihisab (dihitung) dari perbuatan seorang hamba pada hari Kiamat adalah shalatnya. Jika sempurna ia beruntung dan jika tidak sempurna, maka Allah Azza wa Jalla berfirman, Lihatlah apakah hamba-Ku mempunyai amalan shalat sunnah? Bila didapati ia memiliki amalan shalat sunnah, maka Dia berfirman Lengkapilah shalat wajibnya yang kurang dengan shalat sunnahnya

(HR. Nasa'i No. 463)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More