Syaikh Imran Nazar Hosein: Umat Kristen Layak Mendapatkan Pertolongan Tuhan
Kamis, 18 April 2024 - 13:50 WIB
* Yang bersama-sama dengan Sang Bapak dan Sang Putra dicintai dan diagungkan,
* Yang berbicara melalui para Nabi...
Inti dari perpecahan ini yaitu keputusan Gereja Barat untuk "mengedit" pernyataan keimanan Nicaea tanpa mendapatkan persetujuan dari Gereja Timur. Gereja Barat memutuskan untuk menambahkan kata-kata dan Sang Putra dalam teks pernyataan keimanan tadi.
Dalam konsep tritunggal Ketuhanan, Rûm Konstantinopel memutuskan untuk memberikan keutamaan yang lebih besar kepada Sang Bapak, sedangkan Rûm Barat memutuskan untuk meninggikan Sang Putra dalam konsep tritunggal Ketuhanan ke posisi yang setara dengan Sang Bapak. Sehingga, perpecahan antara Timur dan Barat ini muncul karena persoalan-persoalan yang berkaitan langsung dengan perjuangan kebenaran, terutama dengan konsep ketuhanan.
Syaikh Imran pun berkesimpulan ketika Al-Qur'an menggunakan kata-kata sebelum dan sesudah untuk menubuatkan dua kemenangan Rûm dalam Al-Qur'an yang merujuk pada kemenangan sebelum perpecahan besar, dan kemenangan yang lain akan terjadi sesudah Perpecahan Besar yang mana umat Islam akan bergembira pada dua kemenangan Rûm tersebut.
Kemenangan pertama yang terjadi di masa hidup Nabi Muhammad SAW dan beliau pun merayakannya serta menyadari kemenangan tersebut diperoleh karena pertolongan Allah.
Hal ini menunjukkan bahwa Allah dan Nabi Muhammad mengakui Rûm di masa itu sebagai umat dari Yesus as dan arti dari pengakuan tersebut diberikan tidak terlepas pada kenyataan Rûm yang menyembah Tuhan Tri Tunggal.
Pada saat itu keimanan mereka kepada Yesus as sebagai anak Tuhan, penyembahan kepada Yesus sebagai orang ketiga dari tuhan Trinitas, tidak menjadi penghalang bagi umat Islam untuk merayakan kemenangan tersebut.
Hal ini tidak menjadi penghalang pula bagi Allah untuk menolong umat Kristen tersebut dalam mencapai kemenangan.
Dampak dari analisis tersebut meyakinkan Syaikh Imran akan kemenangan kedua di masa yang akan datang, yang diberikan Allah kepada salah satu kaum Rûm yang muncul setelah perpecahan besar antara Rûm Barat dan Rûm Timur kepada kaum yang diakui tuhan sebagai umat Yesus yang menyembah Tuhan Tri Tunggal.
Ajaran resmi tentang Trinitas terus dirumuskan sejak pertemuan para uskup pada Konsili Nicea (325 M) dan Konsili Konstantinopel I (381 M) ataupun Konsili Efesus (413 M).
Hal ini menunjukkan sudah adanya ajaran Trinitas yang di anut Bangsa Rûm sebelum kemenangan Bangsa Rûm melawan Persia pada tahun 622 M.
Banyak orang mengakui adanya perpecahan atau skisma besar antara Timur dan Barat pada tahun 1054 tersebut. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya mengenai adanya perpecahan besar antara Rûm Barat dan Rûm Timur, Syaikh Imran mencoba untuk mencari petunjuk dalam Al-Qur'an yang berkenaan dengan topik ini.
* Yang berbicara melalui para Nabi...
Inti dari perpecahan ini yaitu keputusan Gereja Barat untuk "mengedit" pernyataan keimanan Nicaea tanpa mendapatkan persetujuan dari Gereja Timur. Gereja Barat memutuskan untuk menambahkan kata-kata dan Sang Putra dalam teks pernyataan keimanan tadi.
Dalam konsep tritunggal Ketuhanan, Rûm Konstantinopel memutuskan untuk memberikan keutamaan yang lebih besar kepada Sang Bapak, sedangkan Rûm Barat memutuskan untuk meninggikan Sang Putra dalam konsep tritunggal Ketuhanan ke posisi yang setara dengan Sang Bapak. Sehingga, perpecahan antara Timur dan Barat ini muncul karena persoalan-persoalan yang berkaitan langsung dengan perjuangan kebenaran, terutama dengan konsep ketuhanan.
Syaikh Imran pun berkesimpulan ketika Al-Qur'an menggunakan kata-kata sebelum dan sesudah untuk menubuatkan dua kemenangan Rûm dalam Al-Qur'an yang merujuk pada kemenangan sebelum perpecahan besar, dan kemenangan yang lain akan terjadi sesudah Perpecahan Besar yang mana umat Islam akan bergembira pada dua kemenangan Rûm tersebut.
Kemenangan pertama yang terjadi di masa hidup Nabi Muhammad SAW dan beliau pun merayakannya serta menyadari kemenangan tersebut diperoleh karena pertolongan Allah.
Hal ini menunjukkan bahwa Allah dan Nabi Muhammad mengakui Rûm di masa itu sebagai umat dari Yesus as dan arti dari pengakuan tersebut diberikan tidak terlepas pada kenyataan Rûm yang menyembah Tuhan Tri Tunggal.
Pada saat itu keimanan mereka kepada Yesus as sebagai anak Tuhan, penyembahan kepada Yesus sebagai orang ketiga dari tuhan Trinitas, tidak menjadi penghalang bagi umat Islam untuk merayakan kemenangan tersebut.
Hal ini tidak menjadi penghalang pula bagi Allah untuk menolong umat Kristen tersebut dalam mencapai kemenangan.
Dampak dari analisis tersebut meyakinkan Syaikh Imran akan kemenangan kedua di masa yang akan datang, yang diberikan Allah kepada salah satu kaum Rûm yang muncul setelah perpecahan besar antara Rûm Barat dan Rûm Timur kepada kaum yang diakui tuhan sebagai umat Yesus yang menyembah Tuhan Tri Tunggal.
Ajaran resmi tentang Trinitas terus dirumuskan sejak pertemuan para uskup pada Konsili Nicea (325 M) dan Konsili Konstantinopel I (381 M) ataupun Konsili Efesus (413 M).
Hal ini menunjukkan sudah adanya ajaran Trinitas yang di anut Bangsa Rûm sebelum kemenangan Bangsa Rûm melawan Persia pada tahun 622 M.
Banyak orang mengakui adanya perpecahan atau skisma besar antara Timur dan Barat pada tahun 1054 tersebut. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya mengenai adanya perpecahan besar antara Rûm Barat dan Rûm Timur, Syaikh Imran mencoba untuk mencari petunjuk dalam Al-Qur'an yang berkenaan dengan topik ini.
(mhy)
Lihat Juga :