Perdebatan antara Hudhud dan Burung-Burung

Kamis, 20 Agustus 2020 - 06:52 WIB
Mahmud dan Ayaz

Ayaz kena ganggu pengaruh jahat, dan harus meninggalkan istana Sultan Mahmud. Dalam putus asa ia pun jadi kehilangan semangat dan berbaring di ranjangnya, menangis. Ketika Mahmud mendengar ini, berkatalah ia pada salah seorang abdinya, "Pergilah menemui Ayaz dan sampaikan kata-kataku ini, 'Aku tahu bahwa kau sedih, tetapi aku juga dalam keadaan demikian. Meskipun badanku jauh darimu, namun jiwaku dekat. O kau yang mencintaiku, aku tak meninggalkanmu sejenak pun. Pengaruh jahat sungguh telah merugikan dengan mengganggu orang yang begitu menawan'." Tambahnya lagi pada abdinya, "Pergilah segera, pergilah bagai api, pergilah bagai air yang menyerbu, pergilah bagai kilat mendahului guntur! " ( )

Si abdi pun berangkatlah bagai angin dan sebentar pun sampai ke tempat Ayaz. Tetapi didapatinya Sultan telah ada di sana, duduk di muka hambanya. Dan gemetar si abdi pun berkata dalam hatinya, "Malangnya mengabdi raja ini; pastilah aku akan dibunuh hari ini." Kemudian sembahnya pada Sultan, "Dapat hamba pastikan pada Tuanku bahwa hamba tidak berhenti sejenak pun duduk-duduk atau berdiri; bagaimanakah maka Tuanku sudah ada di sini lebih dulu dari hamba? Percayakah Tuanku kepada hamba? Bila hamba telah berbuat lalai, bagaimana pun hamba akui kesalahan hamba. "

"Kau bukan Mahram," kata Mahmud, "maka bagaimana mungkin kau akan dapat pergi seperti aku? Aku datang secara gaib. Ketika aku menanyakan kabar Ayaz itu, jiwaku sudah bersama dia." ( )
(mhy)
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya para pelukis pada hari kiamat akan disiksa. Dikatakan kepada mereka, Hidupkanlah apa yang telah engkau ciptakan.

(HR. Ibnu Majah No. 2142)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More