Biografi Imam Syafi'i, Imam Mazhab yang Nasabnya Tersambung dengan Rasulullah (1)
Sabtu, 22 Agustus 2020 - 21:37 WIB
Imam Syafi'i (150-204 Hijriyah) nama aslinya Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i . Namun kita biasa memanggilnya Imam Asy-Syafi'i. Beliau mendapat julukan Nashih Al-Hadits (pembela Sunnah Nabi).
Syeikh Ahmad Al-Misri (Dai asal Mesir) menyampaikan biografi Imam Syafi'i saat kajian di Masjid Raya Al-Ittihad Tebet, Jakarta Selatan, belum lama ini. Mayoritas di Indonesia adalah pengikut Mazhab Syafi'i . Kenapa di Indonesia mayoritas bermazhab Syafi'i? Kata Syeikh Ahmad, karena dulu orang yang pertama mengajarkan ilmu fiqih Mazhab Syafi'i di Indonesia dibawa oleh pedagang dari Yaman yang juga bermazhab Syafi'i .
"Mayoritas penduduk Yaman dan Mesir itu mengikuti Mazhab Syafi'i. Karena itu kita perlu mengetahui siapa urunya, murid-muridnya karena tak kenal maka tak sayang," kata Dai yang kini bermukim di Srengseng Jakarta Barat itu.( )
Imam asy-Syafi'i radhiyallaahu 'anhu, kalau disebut demikian jangan langsung 'menuduh'. Kalau disebut radhiyallahu 'anhu artinya dua, yang pertama artinya bisa Allah telah meridhai para sahabat. Kalau untuk para ulama bentuknya doa semoga Allah Ta'ala meridhai.
Nasab Imam Syafi'i
Nama beliau Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syafi' bin As-Sa'ib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin al-Muththalib bin Abdul Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adbab. Nasabnya bertemu dengan kakeknya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yakni Abdul Manaf.
Dari nasab itu, Al-Muththalib bin Abdi Manaf, kakek Muhammad bin Idris asy-Syafi'i adalah saudara kandung Hasyim bin Abdi Manaf, kakek Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam. Kemudian juga saudara kandung Abdul Mutthalib bin Hasyim, kakek Nabi Muhammad SAW bernama syifa dinikahi oleh Ubaid bin Abdi Yazid, sehingga melahirkan anak bernama as-Sa'ib, ayahnya Syafi’.
Kepada Syafi’ bin as-Sa'ib radhiyallaahu 'anhuma inilah bayi yatim tersebut dinisbahkan nasabnya sehingga terkenal dengan nama Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i al-Muththalibi. Dengan demikian nasab yatim ini sangat dekat dengan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Bahkan karena Hasyim bin Abdi Manaf, yang kemudian melahirkan Bani Hasyim, adalah saudara kandung dengan Mutthalib bin Abdi Manaf yang melahirkan Bani Muththalib. Beliau orang Arab dari Quraisy dan itu tidak dimiliki oleh Imam lain baik itu Imam Malik bin Anas, Imam Abu Hanifah, maupun Imam Ahmad bin Hanbal. Maka nasabnya bertemu dengan nasabnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melalui kakeknya.
Ayah Imam Syafi'i bernama Idris bin Abbas. Ibunda Imam asy-Syafi'i bernama Fatimah binti Abdillah al-Azdiyyah. Beliau lahir di siang hari terakhir bulan Rajab 150 Hijriyah. Itu tahun wafatnya ulama pendiri Mazhab Hanafi, Imam Abu Hanifah.
Kebanyakan ahli sejarah berpendapat bahwa Imam Syafi'i lahir di Gaza, Palestina. Namun di antara pendapat ini terdapat pula yang menyatakan bahwa dia lahir di Asqalan, sebuah kota yang berjarak sekitar tiga farsakh dari Gaza.
Ada ulama yang mengatakan, malam hari wafatnya Imam Abu Hanifah adalah hari lahirnya Imam Syafi'i . Tempat lahir Imam Asy-Syafi'i ada 4 pendapat :
1. Gaza.
2. Asqalan.
3. Yaman.
4. Mina.
Setelah Imam Asy-Syafi'i lahir di Gaza, tidak lama kemudian dibawa ke Asqalan. Kemudian dibawa ke Makkah. Imam Syafi'i permulaannya sama dengan ulama lain yaitu menghafal Al-Qur'an . Usia 7 tahun sudah Khatam Kitabullah.
"Kalau di zaman Now bukan penghafal Al-Qur'an tapi disebut ulama. Musibah sekarang tidak hafal Al-Qur'an disebut ulama. Lebih musibah lagi tidak bisa baca Al-Qur'an jadi Da'i. Lihatlah ulama dalam kitabnya pasti disebutkan penuntut ilmu dan penghafal Al-Qur'an ," kata Syeikh Ahmad.
Imam Syafi'i umur 7 tahun sudah hafal Al-Qur'an . Beliau belajar Bahasa Arab umur 9 atau 10 tahun. Beliau mempelajari ilmu Fiqih kepada ulama-ulama di zaman beliau. Kemudian belajar kepada Imam Malik bin Anas, lalu belajar kepada murid Imam Abu Hanifah, dan belajar di Yaman. ( )
Istri Imam Syafi'i bernama Hamdah binti Nafi' bin Anbasah bin Amru bin Utsman bin Affan, dan Istri Beliau satu lagi bernama Dananir. Kemudian punya istri berkebangsaan Utsmaniyah. Beliau dikaruniai 2 anak laki-laki dan 2 anak perempuan. Yaitu Abu Utsman Muhammad bin Muhammad bin Idris Asy-Syafi'; Abu Al-Hasan bin Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i. Dua anak perempuan yaitu Fatimah dan Zainab. Beliau menghafal Muwatha' Imam Malik bin Anas pada usia 10 tahun.
Di usianya yang masih kecil, Imam Asy-Syafi'i menjadi Yatim karena sang ayah kembali ke rahmat Allah. Perlu diketahui, jika usianya di atas 10 tahun, tidak lagi disebut anak Yatim melainkan Fuqara atau dhuafa.
Karena menyandang status anak Yatim yang kurang mampu, Imam Syafi'i tidak punya uang untuk memneli Kitab. Beliau terpaksa meminjam buku buat dihafal, bukan untuk dibaca. Jika ingin mendidik anak, semakin ia mendapat kesulitan maka kesuksesan terbuka lebar. Jika dikasih kelonggaran maka akan sulit berhasil. Makanya setiap anak punya metode berbeda-beda. Yang penting harus sungguh-sungguh saat belajar.
Imam Syafi'i meminjam Kitab Muwatha' karya Imam Malik . yang isinya 2.000 Hadis lebih. Masya Allah, dalam 9 malam beliau hafal. Kata Imam Syafi'i : "Saya sengaja pinjam Kitab Muwatha' dari orang di Makkah, dan saya menghafalnya dalam 9 malam di luar kepala". Sampai disebutkan Imam Syafi'i kalau belajar, halaman sebelahnya ditutup karena kalau tidak ditutup, langsung hafal. Imam Syafi'i meskipun hidup miskin, beliau tetap didukung ibunya. ( )
(bersambung)
Syeikh Ahmad Al-Misri (Dai asal Mesir) menyampaikan biografi Imam Syafi'i saat kajian di Masjid Raya Al-Ittihad Tebet, Jakarta Selatan, belum lama ini. Mayoritas di Indonesia adalah pengikut Mazhab Syafi'i . Kenapa di Indonesia mayoritas bermazhab Syafi'i? Kata Syeikh Ahmad, karena dulu orang yang pertama mengajarkan ilmu fiqih Mazhab Syafi'i di Indonesia dibawa oleh pedagang dari Yaman yang juga bermazhab Syafi'i .
"Mayoritas penduduk Yaman dan Mesir itu mengikuti Mazhab Syafi'i. Karena itu kita perlu mengetahui siapa urunya, murid-muridnya karena tak kenal maka tak sayang," kata Dai yang kini bermukim di Srengseng Jakarta Barat itu.( )
Imam asy-Syafi'i radhiyallaahu 'anhu, kalau disebut demikian jangan langsung 'menuduh'. Kalau disebut radhiyallahu 'anhu artinya dua, yang pertama artinya bisa Allah telah meridhai para sahabat. Kalau untuk para ulama bentuknya doa semoga Allah Ta'ala meridhai.
Nasab Imam Syafi'i
Nama beliau Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syafi' bin As-Sa'ib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin al-Muththalib bin Abdul Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adbab. Nasabnya bertemu dengan kakeknya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yakni Abdul Manaf.
Dari nasab itu, Al-Muththalib bin Abdi Manaf, kakek Muhammad bin Idris asy-Syafi'i adalah saudara kandung Hasyim bin Abdi Manaf, kakek Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam. Kemudian juga saudara kandung Abdul Mutthalib bin Hasyim, kakek Nabi Muhammad SAW bernama syifa dinikahi oleh Ubaid bin Abdi Yazid, sehingga melahirkan anak bernama as-Sa'ib, ayahnya Syafi’.
Kepada Syafi’ bin as-Sa'ib radhiyallaahu 'anhuma inilah bayi yatim tersebut dinisbahkan nasabnya sehingga terkenal dengan nama Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i al-Muththalibi. Dengan demikian nasab yatim ini sangat dekat dengan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Bahkan karena Hasyim bin Abdi Manaf, yang kemudian melahirkan Bani Hasyim, adalah saudara kandung dengan Mutthalib bin Abdi Manaf yang melahirkan Bani Muththalib. Beliau orang Arab dari Quraisy dan itu tidak dimiliki oleh Imam lain baik itu Imam Malik bin Anas, Imam Abu Hanifah, maupun Imam Ahmad bin Hanbal. Maka nasabnya bertemu dengan nasabnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melalui kakeknya.
Ayah Imam Syafi'i bernama Idris bin Abbas. Ibunda Imam asy-Syafi'i bernama Fatimah binti Abdillah al-Azdiyyah. Beliau lahir di siang hari terakhir bulan Rajab 150 Hijriyah. Itu tahun wafatnya ulama pendiri Mazhab Hanafi, Imam Abu Hanifah.
Kebanyakan ahli sejarah berpendapat bahwa Imam Syafi'i lahir di Gaza, Palestina. Namun di antara pendapat ini terdapat pula yang menyatakan bahwa dia lahir di Asqalan, sebuah kota yang berjarak sekitar tiga farsakh dari Gaza.
Ada ulama yang mengatakan, malam hari wafatnya Imam Abu Hanifah adalah hari lahirnya Imam Syafi'i . Tempat lahir Imam Asy-Syafi'i ada 4 pendapat :
1. Gaza.
2. Asqalan.
3. Yaman.
4. Mina.
Setelah Imam Asy-Syafi'i lahir di Gaza, tidak lama kemudian dibawa ke Asqalan. Kemudian dibawa ke Makkah. Imam Syafi'i permulaannya sama dengan ulama lain yaitu menghafal Al-Qur'an . Usia 7 tahun sudah Khatam Kitabullah.
"Kalau di zaman Now bukan penghafal Al-Qur'an tapi disebut ulama. Musibah sekarang tidak hafal Al-Qur'an disebut ulama. Lebih musibah lagi tidak bisa baca Al-Qur'an jadi Da'i. Lihatlah ulama dalam kitabnya pasti disebutkan penuntut ilmu dan penghafal Al-Qur'an ," kata Syeikh Ahmad.
Imam Syafi'i umur 7 tahun sudah hafal Al-Qur'an . Beliau belajar Bahasa Arab umur 9 atau 10 tahun. Beliau mempelajari ilmu Fiqih kepada ulama-ulama di zaman beliau. Kemudian belajar kepada Imam Malik bin Anas, lalu belajar kepada murid Imam Abu Hanifah, dan belajar di Yaman. ( )
Istri Imam Syafi'i bernama Hamdah binti Nafi' bin Anbasah bin Amru bin Utsman bin Affan, dan Istri Beliau satu lagi bernama Dananir. Kemudian punya istri berkebangsaan Utsmaniyah. Beliau dikaruniai 2 anak laki-laki dan 2 anak perempuan. Yaitu Abu Utsman Muhammad bin Muhammad bin Idris Asy-Syafi'; Abu Al-Hasan bin Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i. Dua anak perempuan yaitu Fatimah dan Zainab. Beliau menghafal Muwatha' Imam Malik bin Anas pada usia 10 tahun.
Di usianya yang masih kecil, Imam Asy-Syafi'i menjadi Yatim karena sang ayah kembali ke rahmat Allah. Perlu diketahui, jika usianya di atas 10 tahun, tidak lagi disebut anak Yatim melainkan Fuqara atau dhuafa.
Karena menyandang status anak Yatim yang kurang mampu, Imam Syafi'i tidak punya uang untuk memneli Kitab. Beliau terpaksa meminjam buku buat dihafal, bukan untuk dibaca. Jika ingin mendidik anak, semakin ia mendapat kesulitan maka kesuksesan terbuka lebar. Jika dikasih kelonggaran maka akan sulit berhasil. Makanya setiap anak punya metode berbeda-beda. Yang penting harus sungguh-sungguh saat belajar.
Imam Syafi'i meminjam Kitab Muwatha' karya Imam Malik . yang isinya 2.000 Hadis lebih. Masya Allah, dalam 9 malam beliau hafal. Kata Imam Syafi'i : "Saya sengaja pinjam Kitab Muwatha' dari orang di Makkah, dan saya menghafalnya dalam 9 malam di luar kepala". Sampai disebutkan Imam Syafi'i kalau belajar, halaman sebelahnya ditutup karena kalau tidak ditutup, langsung hafal. Imam Syafi'i meskipun hidup miskin, beliau tetap didukung ibunya. ( )
(bersambung)
(rhs)