UAS Ceritakan Sejarah Kalender Hijriyah dan Kisah Hijrah Nabi yang Menakjubkan

Rabu, 26 Agustus 2020 - 23:05 WIB
Pelan-pelan mereka naik unta selama 8 hari 8 malam. Ketika dalam perjalanan, tiba-tiba dari kejauhan tampak debu naik ke atas. Apabila debu gurun pasir naik ke atas berarti ada orang mengejar dari belakang dengan kuda yang sangat kencang.

Ketika mendekati Nabi yang saat itu naik unta, tiba-tiba kaki kuda terperosok ke dalam pasir jatuh berguling. Seumur hidup penungga kuda itu tidak pernah jatuh dari kuda karena dia adalah pembunuh bayaran namanya Suraqah bin Malik. Ketika jatuh dia berkata: "Aku belum pernah jatuh seumur hidup naik kuda. Sekali ini jatuh, maka aku yakin engkau bukan manusia biasa, apa yang ingin kau minta dariku?" kata Suraqah.

Nabi SAW berkata: "Sembunyikan berita tentang kami, dan pulanglah engkau ke Mekkah".

Akhirnya Suraqah kembali ke Mekkah dengan membawa iman. Padahal dari rumah membawa kekafiran niatnya memancung dan membunuh Nabi Muhammad SAW karena dijanjikan 100 ekor unta. Kalau 1 unta dihargai Rp70 juta, coba kalikan 100 ekor berapa uangnya.

Suraqah mendapat hidayah ketika bertemu Nabi SAW. Dia pulang membawa keimanan. Apa pelajaran dari sini? Aku berangkat ingin memancung kepala Nabi Muhammad SAW , tapi aku tinggalkan 100 ekor unta karena aku melihat kebenaran.

Singkat cerita, Nabi SAW dan Sayyidina Abu Bakar pun selamat sampai di Madinah disambut kaum Anshar dan Muhajirin. Di Madinah, Rasulullah SAW pertama kali mendirikan Masjid yang kini kita kenal dengan Masjid Nabawi.

Demikian sejarah penanggalan kalender Hijriyah dan kisah Hijrah Nabi Muhamamad SAW yang menakjubkan. Semoga dengan bergantinya tahun ini dapat membawa perubahan dan kebangkitan bagi umat. ( )

Wallahu Ta'ala A'lam
(rhs)
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Handlalah bin Ali bahwa Mihjan bin Al Adra' telah menceritakan kepadanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke dalam masjid, lalu beliau mendapati seorang laki-laki membaca tasyahud seusai shalat yang mengucapkan: Allahumma inni as'aluka Ya Allah Al Ahad As Shamad alladzii lam yalid wa lam yuulad walam yakul lahuu kufuwan ahad antaghfira lii dzunuubi innaka antal ghafuurur rakhiim (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, Dzat yang Maha Esa, Dzat yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tiada beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia, semoga Engkau mengampuni dosa-dosaku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.  Maka beliau bersabda: Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 835)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More