Profil Sekte Bektashi yang Akan Mendirikan Negara Islam di Albania Mirip Vatikan

Kamis, 26 September 2024 - 09:07 WIB
Pemimpin Sekte Bektashi saat ini, Haji Edmond Brahimaj atau Baba Mondi. Dia terpilih sejak 11 Juni 2011. Foto: DW
ALBANIA hendak mendirikan negara Islam mirip Vatikan . Perdana Menteri Albania, Edi Rama, mengatakan telah menyiapkan sebidang lahan di ibu kota Albania, Tirana. Nantinya lahan tersebut diberikan kepada pengikut sekte Bektashi untuk mendirikan negara Islam yang mirip negara Katolik Vatikan.

Lalu siapa sejatinya sekte Bektashi itu?

Bektashiyyah adalah tarekat mistik sufi yang didirikan oleh Haji Bektash Veli pada abad ke-13. Haji Bektash Veli berasal dari Nishapur di Persia (sekarang Iran ) tetapi menghabiskan sebagian besar hidupnya di Anatolia (sekarang Turki ) sebagai misionaris. Sekte ini bentuk definitifnya muncul pada abad ke-16 di Anatolia (Turki) dan menyebar ke Balkan Ottoman, khususnya Albania.



Dalam Encyclopaedia Britannica disebutkan pada awalnya Bektashiyyah merupakan salah satu dari banyak tarekat Sufi dalam Islam Sunni ortodoks. Pada abad ke-16 Tarekat Bektashi mengadopsi ajaran Syiah, termasuk penghormatan terhadap Ali bin Abi Thalib , menantu Nabi Muhammad SAW , dan dua belas imam.

Para Bektashi cukup longgar dalam menjalankan hukum-hukumIslam sehari-hari, dan baik perempuan maupun laki-laki ikut serta dalam ritual minum anggur dan menari selama upacara-upacara keagamaan.

Para Bektashi di Balkan bahkan mengadaptasi praktik-praktik Kristen seperti ritual berbagi roti dan pengakuan dosa. Tulisan-tulisan mistik Bektashi memberikan kontribusi yang kaya bagi puisi-puisi Sufi.

Bektashi memperoleh kepentingan politik pada abad ke-15, ketika ordo tersebut mendominasi Janissari , korps militer elit Ottoman yang direkrut dari negeri-negeri Kristen.

Pengaruh mereka memudar setelah tahun 1826, ketika Janissari dibubarkan, tetapi ordo tersebut mengalami kebangkitan kembali di akhir abad itu, dengan pembangunan kembali biara-biara dan maraknya kegiatan sastra di Turki dan Albania.



Pada tahun 1925, pemimpin Turki Kemal Ataturk melarang semua tarekat Sufi, menutup tekke, dan para Bektashi harus memindahkan kantor pusat mereka – Albania adalah pilihan yang jelas. Segera setelah itu, Kongres Bektashi ketiga yang diadakan di kota selatan Korca pada tahun 1929 memutuskan untuk memindahkan kantor pusat ke Tirana.

Setelah lolos dari penindasan di bawah Ataturk, Bektashi, seperti semua komunitas agama di Albania, mengalami tingkat penindasan yang lebih besar selama era komunis. Para pemimpin mereka dipenjara, beberapa dibunuh, tempat ibadah mereka ditutup, dan harta benda mereka disita. Setelah runtuhnya komunisme, komunitas Bektashi bangkit kembali dan telah pulih perlahan-lahan.

Dengan pelarangan agama di Albania pada tahun 1967, devosi Bektashi dilanjutkan oleh komunitas-komunitas di Turki, wilayah-wilayah Albania di Balkan, dan Amerika Serikat . Tradisi Bektashi telah dihidupkan kembali di Albania sejak jatuhnya komunisme di sana pada awal tahun 1990-an.

Panteisme Barat

Pemahaman agama sekte ini sangat liberal dan dekat dengan konsep panteisme Barat. Alih-alih menggunakan masjid, para penganut Bektashi bertemu dan berdoa di kuil yang disebut tekke. Bektashisme juga terkenal karena toleransinya terhadap agama lain.



Bektashisme di seluruh dunia berada di bawah otoritas seorang pemimpin, yang dikenal sebagai dedebaba (secara harfiah berarti kakek buyut) yang dipilih oleh para pemimpin lainnya.

Pemimpin saat ini adalah Haji Edmond Brahimaj atau Baba Mondi yang terpilih sejak 11 Juni 2011. Beberapa tokoh paling terkenal yang terkait dengan Bektashi adalah George Kastriot Skanderbeg, saudara-saudara Frashëri (yang paling setia adalah penyair Naim Frashëri), Ali Pasha dari Tepelena, Ismail Qemali, dan Aqif Pasha Elbasani.
(mhy)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Farwah bin Naufal Al Asyja'i dia berkata: Saya pernah bertanya kepada Aisyah tentang doa yang pernah diucapkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat memohon kepada Allah Azza wa Jalla, maka Aisyah menjawab, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berdoa: ALLAHUMMA INNI A'UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA 'AMILTU WA MIN SYARRI MAA LAM A'MAL (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatan yang telah aku lakukan dan yang belum aku lakukan).

(HR. Muslim No. 4891)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More