Fanatik Prosedural

Senin, 14 Oktober 2024 - 11:15 WIB
Apakah benar bahwa tanpa panduan kita tidak bisa bekerja? Ilustrasi: AI
Oleh: Muhammad Irfanudin Kurniawan, Dosen Universitas Darunnajah

DALAMdunia kerja, ada sebuah fenomena yang sering terjadi di berbagai lembaga: beberapa orang yang merasa tidak bisa produktif karena alasan belum ada aturan, panduan, atau SOP (Standard Operating Procedure) yang jelas untuk setiap tugas. Mereka berpendapat bahwa tanpa panduan yang terperinci, mereka tidak bisa melakukan pekerjaan dengan baik.

Nah, izinkan saya menyentil sedikit kebiasaan ini melalui sebuah dialog inspiratif antara Ali bin Abi Thalib dan kaum Khawarij , kelompak yang dikenal sangat tekstual dalam menjalankan syariat Islam yang bisa kita jadikan pelajaran di lingkungan kerja kita.

Ali bin Abi Thalib, ketika menghadapi kaum Khawarij yang memperdebatkan penggunaan Al-Qur'an secara literal, berkata:

"وهذا القرآن إنما هو خط مسطور بين دفتين لا ينطق. إنما يتكلم به الرجال"


Artinya: "Dan Al-Qur'an ini tidak lain hanyalah teks tertulis yang diapit dua sampul. Al-Qur'an tidak bisa bicara sendiri. Manusialah yang berbicara melaluinya."

Ungkapan Ali bin Abi Thalib tentang Al-Qur'an mengandung dua kata kunci yang menarik untuk dianalisis secara semantik, yaitu ينطق (yanṭiqu) dan يتكلم (yatakallamu). Kedua kata ini memiliki makna dasar yang berkaitan dengan "berbicara", namun penggunaannya dalam konteks ungkapan tersebut mengandung nuansa makna yang berbeda.

Kata ينطق (yanṭiqu) berasal dari akar kata نطق (naṭaqa) yang secara harfiah berarti "berbicara" atau "mengucapkan". Dalam konteks ungkapan Ali bin Abi Thalib, penggunaan kata ini dalam bentuk negasi (لا ينطق) menunjukkan bahwa Al-Qur'an sebagai teks tertulis tidak memiliki kemampuan untuk berbicara atau mengucapkan dirinya sendiri secara literal.

Makna semantik yang lebih dalam dari penggunaan kata ini menyiratkan bahwa Al-Qur'an, meskipun mengandung firman Allah, tidak memiliki agency atau kemampuan aktif untuk menyampaikan pesannya tanpa perantara manusia. Ini menegaskan sifat Al-Qur'an sebagai teks yang memerlukan interpretasi dan pemahaman manusia.

Sedangkan Kata يتكلم (yatakallamu) berasal dari akar kata كلم (kalama) yang juga berarti "berbicara" atau "berkata-kata". Namun, penggunaan bentuk yatakallamu dalam ungkapan ini mengandung makna yang lebih aktif dan interaktif dibandingkan dengan yanṭiqu.

Dalam konteks ungkapan Ali bin Abi Thalib, penggunaan kata يتكلم به الرجال (yatakallamu bihi al-rijāl) menekankan peran aktif manusia dalam memahami dan menafsirkan Al-Qur'an. Ini mengindikasikan bahwa makna Al-Qur'an tidak bersifat statis, melainkan dinamis dan tergantung pada interaksi antara teks dan pembacanya.

Dalam kontek kelembagaan ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil. Bahwasanya aturan, panduan, atau SOP di tempat kerja mungkin sudah tertulis atau belum terwujud sepenuhnya. Namun, sama seperti Al-Qur'an yang tidak bisa berbicara tanpa interpretasi dari manusia, demikian pula aturan di lembaga kita. Aturan itu, sejelas apapun ditulis, tetap membutuhkan kreativitas dan inisiatif dari kita sebagai pelaku. Aturan hanyalah teks yang diam, dan manusialah yang menghidupkannya dengan tindakan!

"Belum Ada SOP, Jadi Gak Bisa Kerja Nih"

Kita sering mendengar alasan ini. Padahal, apakah benar bahwa tanpa panduan kita tidak bisa bekerja? Mari kita bayangkan jika kita hidup pada masa Ali bin Abi Thalib, tanpa teknologi canggih, tanpa SOP yang diketik rapi dan disimpan di drive. Apakah orang-orang di zaman tersebut berhenti bekerja? Tentu tidak!

Ali tidak menyuruh para pengikutnya berhenti menegakkan kebaikan hanya karena teks-teks Al-Qur'an tidak mengeluarkan suara sendiri. Sebaliknya, ia menantang mereka untuk berpikir, memahami, dan bertindak berdasarkan makna yang lebih dalam. Begitu juga dengan kita.

Kreativitas dan Inisiatif: Dua Kunci Produktivitas

Di lembaga tempat Anda bekerja, mungkin belum ada panduan tugas yang super detil, tetapi itu bukan alasan untuk tidak produktif. Kreativitas dan inisiatif adalah dua hal yang tidak memerlukan SOP tertulis. Anda bisa menggunakan akal sehat, pengalaman, dan keterampilan Anda untuk mengerjakan tugas-tugas harian.

Mari kita bercermin dari pernyataan Ali tadi. Dalam bekerja, kita dihadapkan pada situasi yang mungkin tidak selalu memiliki aturan tertulis yang jelas. Namun, aturan itu tidak harus menjadi penentu apakah kita bisa bekerja atau tidak. Kadang, kita perlu berbicara dan bertindak melalui aturan itu, menerjemahkannya ke dalam tindakan nyata.

Apa yang Bisa Dilakukan?

1. Cari Solusi Sendiri: Daripada menunggu panduan lengkap, cobalah mencari tahu sendiri bagaimana tugas seharusnya diselesaikan. Berkonsultasilah dengan rekan kerja atau atasan.

2. Buat SOP Sederhana: Jika memang belum ada SOP resmi, cobalah membuat panduan sederhana untuk diri Anda sendiri. Ini bisa menjadi dasar bagi lembaga untuk mengembangkan SOP yang lebih komprehensif di masa depan.

3. Ambil Inisiatif: Jangan menunggu semuanya tersaji di depan mata. Ambil langkah pertama dan tunjukkan bahwa Anda mampu bekerja dengan atau tanpa panduan terperinci.

4. Belajar dari Pengalaman: Pengalaman adalah guru terbaik. Jika Anda pernah melakukan tugas serupa di masa lalu, gunakan pengetahuan itu untuk menyelesaikan tugas Anda saat ini.

Lembaga Butuh Anda, Bukan Sekedar Aturan

Pada akhirnya, yang dibutuhkan oleh lembaga bukanlah pekerja yang hanya bisa bekerja ketika ada aturan detil. Lembaga membutuhkan orang yang mampu berpikir kreatif, mengambil inisiatif, dan menghidupkan aturan yang ada dengan tindakan nyata. Aturan hanyalah teks yang tertulis, sama seperti Al-Qur'an yang disebutkan oleh Ali bin Abi Thalib. Tanpa tindakan nyata dari manusianya, aturan tersebut tidak akan berarti apa-apa.

Jadi, mari kita berhenti menggunakan "belum ada aturan" sebagai alasan. Jadilah orang yang berbicara melalui aturan, yang menghidupkan aturan dengan tindakan. Karena seperti halnya Al-Qur'an yang tidak bisa bicara sendiri, begitu pula aturan di tempat kerja. Kita, manusialah yang harus menjadikannya bermakna dan efektif.

Jangan tunggu aturan sempurna, karena produktivitas Anda adalah cerminan inisiatif dan tanggung jawab Anda, bukan sekadar seberapa jelas SOP ditulis! (*)
(mhy)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Allah 'azza wajalla telah berfirman: Setiap amal anak Adam adalah teruntuk baginya kecuali puasa. Puasa itu adalah bagi-Ku, dan Akulah yang akan memberinya pahala.  Dan puasa itu adalah perisai. Apabila kamu puasa, maka janganlah kamu merusak puasamu dengan rafats, dan jangan pula menghina orang. Apabila kamu dihina orang atau pun diserang, maka katakanlah, 'Sesungguhnya saya sedang berpuasa.'  Demi Allah, yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat kelak daripada wanginya kesturi. Dan bagi mereka yang berpuasa ada dua kebahagiaan. Ia merasa senang saat berbuka lantaran puasanya, dan senang pula saat berjumpa dengan Rabbnya juga karena puasanya.

(HR. Muslim No. 1944)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More