7 Fadhilah Surat An-Nisa Ayat 1-25, Salah Satunya Menekankan Kesatuan Manusia

Rabu, 13 November 2024 - 16:09 WIB
Sementara anak perempuan dan anak-anak kecil tidak menerima bagian. Sebagai respons, Allah SWT menurunkan ayat yang mengatur pembagian warisan secara adil, yaitu: "Bagi anak laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya." (An-Nisa: 7), dan seterusnya hingga akhir ayat.

makna ayat "Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat" (An-Nisa: 8) adalah jika pada saat pembagian warisan, ada kerabat yang hadir namun tidak termasuk dalam ahli waris. Dalam hal ini, kerabat tersebut dapat diberikan bagian dari warisan sebagai hadiah.

Adapun ayat "Anak yatim dan orang miskin" (An-Nisa: 8) mengindikasikan bahwa mereka juga berhak menerima bagian dari harta warisan, meskipun tidak menjadi ahli waris. Pembagian ini wajib dilakukan sesuai dengan ajaran awal Islam, yang mengatur hak-hak mereka dengan adil.

Adapun ayat selanjutnya dimana tafsiran tersebut menjelaskan hal lebih lanjut terhadap hukum pewarisan harta.

5. Kebebasan dalam Menikah bagi yang Kurang Mampu

Bagi yang tidak mampu menikahi wanita merdeka, Surah An-Nisa memberikan keringanan untuk menikahi budak dengan syarat-syarat tertentu, menandakan pentingnya keadilan dan penghormatan terhadap keimanan.

Hal ini ditunjukan dalam tafsiran Ibnu Katsir terhadap ayat 25 surah An-Nisa, Dalam Surah An-Nisa ayat 25, Allah ﷻ berfirman: “Dan barang siapa di antara kalian (orang merdeka) yang tidak mempunyai cukup biaya untuk mengawini wanita merdeka lagi beriman.”

Ayat ini menekankan bahwa seseorang yang tidak mampu secara finansial untuk menikahi wanita merdeka dan beriman diperbolehkan menikahi wanita budak jika ia merasa suka kepadanya. Ibnu Wahb mengutip pendapat Abdul Jabbar dari Rabi'ah, yang menjelaskan bahwa "thaulan" diartikan sebagai kesukaan, yang berarti pria tersebut dapat menikahi budak perempuan yang disukainya.

Namun, pendapat ini mendapat kritik dari Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Jarir yang menanggapi negatif terhadap penafsiran tersebut. Hal ini menggambarkan bagaimana Islam memberikan solusi dalam situasi tertentu, dengan tetap menjaga prinsip moral dan etika yang luhur dalam kehidupan sosial (An-Nisa: 25).

6. Perintah Menjaga Kesucian Diri

Ayat ini mengingatkan pentingnya menjaga kesucian diri dalam pernikahan, menolak zina dan hubungan yang tidak sah, yang membantu membangun masyarakat yang saleh dan bertakwa.

Hal ini ditunjukan dalam tafsiran pada ayat ke 24 An-Nisa. Allah SWT berfirman dalam Surah An-Nisa ayat 24: “Dan (diharamkan juga kalian mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kalian miliki.”

Ayat ini menjelaskan bahwa wanita yang telah terikat pernikahan tidak boleh dinikahi, karena kehormatannya telah terpelihara. Namun, ada pengecualian bagi budak perempuan yang dimiliki melalui tawanan perang.

Bagi mereka, diperbolehkan untuk menggauli setelah memastikan bahwa mereka telah menjalani proses istibra' (pembersihan rahim) terlebih dahulu.

Hal ini mengacu pada aturan yang diturunkan dalam konteks tersebut, untuk menjaga kehormatan dan moralitas dalam interaksi sosial pada zaman itu.

Sehingga tafsiran tersebut menjelaskan para umatnya untuk menjaga kesucian diri atau membersihkan diri seperti dijelaskan pada proses istibra.

7. Pentingnya Menjaga Harta dan Kehormatan

Terakhir Surah An-Nisa ayat 1-25 menjelaskan kepada umat muslim untuk mengelola harta dengan baik dan menjaga kehormatan, termasuk dalam hal penggunaan harta, adalah hal yang ditekankan dalam surah ini, sebagai bagian dari kewajiban moral setiap Muslim.

Hal tersebut dijelaskan pada tafsiran ayat 1, 3, dan 7-14 dalam surah An-Nisa. Tafsiran tersebut secara garis besar membicarakan tentang pentingnya menjaga hubungan dengan keluarga dan kerabat serta menghormati hak-hak mereka, kewajiban nafkah bagi laki-laki kepada wanitanya, serta pengaturan warisan bagi keluarganya.

Dengan garis besar tersebut menunjukan bagaimana Allah SWT menginginkan umatnya untuk menjaga harta dan kehormatan bagi kesejahteraan keluarga umat tersebut.

Surah An-Nisa ayat 1-25 menyuguhkan banyak pelajaran penting yang relevan dalam kehidupan sehari-hari, terutama mengenai keadilan, kesatuan umat manusia, dan perlindungan terhadap hak-hak individu, khususnya hak wanita dan anak-anak.

Ayat-ayat tersebut mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga hubungan harmonis antar sesama, memelihara ketakwaan kepada Allah, serta mengutamakan keadilan dalam setiap aspek kehidupan.MG/ Raffirabbani Panatamahdi Adizaputra

Baca juga: Keutamaan Surah An-Nisa dan Kandungannya
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
اَلَمۡ يَاۡنِ لِلَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اَنۡ تَخۡشَعَ قُلُوۡبُهُمۡ لِذِكۡرِ اللّٰهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الۡحَـقِّۙ وَلَا يَكُوۡنُوۡا كَالَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡكِتٰبَ مِنۡ قَبۡلُ فَطَالَ عَلَيۡهِمُ الۡاَمَدُ فَقَسَتۡ قُلُوۡبُهُمۡ‌ؕ وَكَثِيۡرٌ مِّنۡهُمۡ فٰسِقُوۡنَ
Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka), dan janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang fasik.

(QS. Al-Hadid Ayat 16)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More