10 Contoh Kultum Ramadan Singkat 5-7 Menit: Cocok untuk Tarawih, Subuh, dan Buka Puasa
Senin, 03 Maret 2025 - 17:47 WIB
Artinya: Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.
Ayat ini menekankan pentingnya berbakti kepada orang tua sebagai bagian dari akhlak mulia. Selama Ramadan, momen kebersamaan dengan keluarga seringkali lebih intens, sehingga kesempatan untuk menunjukkan bakti dan kasih sayang kepada orang tua semakin terbuka lebar.
Selain itu, Surah Al-Isra juga menekankan pentingnya menjaga lisan. Dalam ayat 53, Allah SWT berfirman:
Artinya: Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka.
Menjaga ucapan agar tetap baik dan tidak menyinggung perasaan orang lain adalah bagian dari akhlak terpuji yang harus dijaga, terutama saat berpuasa. Puasa bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak baik.
Ramadan adalah waktu yang tepat untuk merenungkan kembali peristiwa Isra' Mi'raj dan mengambil hikmah darinya. Dengan meneladani akhlak mulia yang diajarkan dalam Surah Al-Isra, kita dapat meningkatkan kualitas ibadah dan hubungan sosial selama bulan suci ini.
Semoga kita semua dapat mengamalkan nilai-nilai akhlak yang diajarkan dalam Al-Qur'an dan menjadikan Ramadan sebagai momentum untuk memperbaiki diri menuju pribadi yang lebih baik.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk kembali bertemu dengan bulan suci Ramadan, bulan penuh berkah, rahmat, dan ampunan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Mu
Hadirin yang dirahmati Allah SWT,
Menjaga keteguhan iman merupakan salah satu hal penting bagi kita umat islam. Dalam Al-Qur’an surah Al-Kahfi mengisahkan tentang Ashabul Kahfi, sekelompok pemuda beriman yang menghadapi tekanan dari penguasa zalim yang menyembah berhala. Untuk menjaga keimanan mereka, para pemuda ini memilih bersembunyi di sebuah gua, di mana Allah SWT menidurkan mereka selama 309 tahun.
Kisah ini menekankan pentingnya keteguhan iman, terutama saat menghadapi cobaan. Selama bulan Ramadan, umat Muslim diajak untuk meneladani keteguhan iman Ashabul Kahfi dengan meningkatkan kualitas ibadah dan menjaga diri dari perbuatan yang dapat merusak pahala puasa.
Sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S Al-Kahf ayat 18 yang berbunyi:
Artinya: Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; dan Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka menjulurkan kedua lengannya di muka gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka, tentulah kamu akan berpaling melarikan diri dari mereka, dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka.
Ayat ini menggambarkan kondisi para pemuda Ashabul Kahfi saat berada di dalam gua. Meskipun mereka tertidur lelap, penampilan mereka seolah-olah terjaga, sehingga siapa pun yang melihatnya akan merasa takut. Allah membolak-balikkan tubuh mereka ke kanan dan ke kiri untuk menjaga kondisi fisik mereka selama tidur panjang tersebut.
Selain itu, kisah Ashabul Kahfi juga mengajarkan bahwa Allah SWT selalu melindungi hamba-Nya yang beriman dan bertawakal kepada-Nya. Hal ini memberikan motivasi bagi umat Muslim untuk tetap teguh dalam keimanan dan selalu mengandalkan pertolongan Allah dalam setiap situasi.
Dengan merenungi kisah Ashabul Kahfi, kita diingatkan untuk selalu menjaga keteguhan iman dan meningkatkan kualitas ibadah, terutama selama bulan suci Ramadan.
Ayat ini menekankan pentingnya berbakti kepada orang tua sebagai bagian dari akhlak mulia. Selama Ramadan, momen kebersamaan dengan keluarga seringkali lebih intens, sehingga kesempatan untuk menunjukkan bakti dan kasih sayang kepada orang tua semakin terbuka lebar.
Selain itu, Surah Al-Isra juga menekankan pentingnya menjaga lisan. Dalam ayat 53, Allah SWT berfirman:
وَقُلْ لِّعِبَادِيْ يَقُوْلُوا الَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ كَانَ لِلْاِنْسَانِ عَدُوًّا مُّبِيْنًا
Artinya: Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka.
Menjaga ucapan agar tetap baik dan tidak menyinggung perasaan orang lain adalah bagian dari akhlak terpuji yang harus dijaga, terutama saat berpuasa. Puasa bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak baik.
Ramadan adalah waktu yang tepat untuk merenungkan kembali peristiwa Isra' Mi'raj dan mengambil hikmah darinya. Dengan meneladani akhlak mulia yang diajarkan dalam Surah Al-Isra, kita dapat meningkatkan kualitas ibadah dan hubungan sosial selama bulan suci ini.
Semoga kita semua dapat mengamalkan nilai-nilai akhlak yang diajarkan dalam Al-Qur'an dan menjadikan Ramadan sebagai momentum untuk memperbaiki diri menuju pribadi yang lebih baik.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
3. Kultum 3 Menjaga Keteguhan Iman
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk kembali bertemu dengan bulan suci Ramadan, bulan penuh berkah, rahmat, dan ampunan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Mu
Hadirin yang dirahmati Allah SWT,
Menjaga keteguhan iman merupakan salah satu hal penting bagi kita umat islam. Dalam Al-Qur’an surah Al-Kahfi mengisahkan tentang Ashabul Kahfi, sekelompok pemuda beriman yang menghadapi tekanan dari penguasa zalim yang menyembah berhala. Untuk menjaga keimanan mereka, para pemuda ini memilih bersembunyi di sebuah gua, di mana Allah SWT menidurkan mereka selama 309 tahun.
Kisah ini menekankan pentingnya keteguhan iman, terutama saat menghadapi cobaan. Selama bulan Ramadan, umat Muslim diajak untuk meneladani keteguhan iman Ashabul Kahfi dengan meningkatkan kualitas ibadah dan menjaga diri dari perbuatan yang dapat merusak pahala puasa.
Sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S Al-Kahf ayat 18 yang berbunyi:
وَتَحْسَبُهُمْ اَيْقَاظًا وَّهُمْ رُقُوْدٌۖ وَّنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِيْنِ وَذَاتَ الشِّمَالِۖ وَكَلْبُهُمْ بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيْدِۗ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَّلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا
Artinya: Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; dan Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka menjulurkan kedua lengannya di muka gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka, tentulah kamu akan berpaling melarikan diri dari mereka, dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka.
Ayat ini menggambarkan kondisi para pemuda Ashabul Kahfi saat berada di dalam gua. Meskipun mereka tertidur lelap, penampilan mereka seolah-olah terjaga, sehingga siapa pun yang melihatnya akan merasa takut. Allah membolak-balikkan tubuh mereka ke kanan dan ke kiri untuk menjaga kondisi fisik mereka selama tidur panjang tersebut.
Selain itu, kisah Ashabul Kahfi juga mengajarkan bahwa Allah SWT selalu melindungi hamba-Nya yang beriman dan bertawakal kepada-Nya. Hal ini memberikan motivasi bagi umat Muslim untuk tetap teguh dalam keimanan dan selalu mengandalkan pertolongan Allah dalam setiap situasi.
Dengan merenungi kisah Ashabul Kahfi, kita diingatkan untuk selalu menjaga keteguhan iman dan meningkatkan kualitas ibadah, terutama selama bulan suci Ramadan.
Lihat Juga :