10 Contoh Kultum Ramadan Singkat 5-7 Menit: Cocok untuk Tarawih, Subuh, dan Buka Puasa
Senin, 03 Maret 2025 - 17:47 WIB
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk kembali bertemu dengan bulan suci Ramadan, bulan penuh berkah, rahmat, dan ampunan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Mu
Hadirin yang berbahagia,
Sebagaimana tertulis dalam Al-Qur’an dan firman Allah bahwa puasa Ramadan adalah wajib bagi mereka yang beriman. Namun, bagaimana jika kita mengalami suatu kondisi tertentu yang mengakibatkan kita tidak bisa menunaikan kewajiban kita sebagai umat muslim yang beriman dan bertakwa? Dalam hal ini kita diwajibkan membayar atau mengganti puasa Ramadan yang tidak kita laksanakan setelah bulan Ramadan Selesai. Sebagaimana dalam surah Al-Baqarah ayat 184 memberikan ketentuan mengenai keringanan (rukhshah) bagi umat Islam yang tidak dapat melaksanakan puasa Ramadan karena kondisi tertentu, seperti sakit atau dalam perjalanan. Ayat ini menegaskan bahwa Islam adalah agama yang memudahkan umatnya dalam beribadah, tanpa memberatkan mereka yang berada dalam situasi sulit.
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Ayat ini menekankan kewajiban berpuasa bagi umat Islam, serupa dengan kewajiban yang diberikan kepada umat-umat sebelumnya, dengan tujuan meningkatkan ketakwaan. Puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kualitas spiritual.
Islam memberikan keringanan bagi mereka yang tidak mampu melaksanakan puasa karena alasan kesehatan atau sedang dalam perjalanan. Mereka diperbolehkan untuk tidak berpuasa selama kondisi tersebut, dengan kewajiban menggantinya di hari lain sebanyak hari yang ditinggalkan. Hal ini menunjukkan fleksibilitas dan kemudahan dalam ajaran Islam, sesuai dengan firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 185:
6. Kultum 6 Kewajiban Membayar Hutang Puasa Ramadan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk kembali bertemu dengan bulan suci Ramadan, bulan penuh berkah, rahmat, dan ampunan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Mu
Hadirin yang berbahagia,
Sebagaimana tertulis dalam Al-Qur’an dan firman Allah bahwa puasa Ramadan adalah wajib bagi mereka yang beriman. Namun, bagaimana jika kita mengalami suatu kondisi tertentu yang mengakibatkan kita tidak bisa menunaikan kewajiban kita sebagai umat muslim yang beriman dan bertakwa? Dalam hal ini kita diwajibkan membayar atau mengganti puasa Ramadan yang tidak kita laksanakan setelah bulan Ramadan Selesai. Sebagaimana dalam surah Al-Baqarah ayat 184 memberikan ketentuan mengenai keringanan (rukhshah) bagi umat Islam yang tidak dapat melaksanakan puasa Ramadan karena kondisi tertentu, seperti sakit atau dalam perjalanan. Ayat ini menegaskan bahwa Islam adalah agama yang memudahkan umatnya dalam beribadah, tanpa memberatkan mereka yang berada dalam situasi sulit.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Ayat ini menekankan kewajiban berpuasa bagi umat Islam, serupa dengan kewajiban yang diberikan kepada umat-umat sebelumnya, dengan tujuan meningkatkan ketakwaan. Puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kualitas spiritual.
Islam memberikan keringanan bagi mereka yang tidak mampu melaksanakan puasa karena alasan kesehatan atau sedang dalam perjalanan. Mereka diperbolehkan untuk tidak berpuasa selama kondisi tersebut, dengan kewajiban menggantinya di hari lain sebanyak hari yang ditinggalkan. Hal ini menunjukkan fleksibilitas dan kemudahan dalam ajaran Islam, sesuai dengan firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 185:
يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ[arabClose
Artinya: Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
Surah Al-Baqarah ayat 184 menegaskan kewajiban puasa bagi umat Islam dengan tujuan mencapai ketakwaan. Namun, bagi mereka yang mengalami kondisi tertentu seperti sakit atau dalam perjalanan, Islam memberikan keringanan untuk tidak berpuasa dan menggantinya di hari lain sebagaimana tercantum dalam surah Al Baqarah ayat 185. Hal ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang penuh kasih sayang dan tidak memberatkan umatnya dalam menjalankan ibadah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Hadirin yang dirahmati Allah, Surah Ad-Dhuha, surah ke-93 dalam Al-Qur'an, terdiri dari 11 ayat yang diturunkan di Makkah. Surah ini memberikan penghiburan kepada Nabi Muhammad SAW serta mengajarkan umat Islam untuk memperhatikan kaum dhuafa, termasuk anak yatim, dan untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah.
Dalam ayat 9 hingga 11 dari Surah Ad-Dhuha yang berbunyi:
Artinya: Maka terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah kamu menghardiknya. Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur). Maka dari ayat tersebut ada beberapa poin penting yang harus kita perhatikan
Artinya: Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
Surah Al-Baqarah ayat 184 menegaskan kewajiban puasa bagi umat Islam dengan tujuan mencapai ketakwaan. Namun, bagi mereka yang mengalami kondisi tertentu seperti sakit atau dalam perjalanan, Islam memberikan keringanan untuk tidak berpuasa dan menggantinya di hari lain sebagaimana tercantum dalam surah Al Baqarah ayat 185. Hal ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang penuh kasih sayang dan tidak memberatkan umatnya dalam menjalankan ibadah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
7. Kultum 7 Menyayangi Anak Yatim dan Selalu Bersyukur
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Hadirin yang dirahmati Allah, Surah Ad-Dhuha, surah ke-93 dalam Al-Qur'an, terdiri dari 11 ayat yang diturunkan di Makkah. Surah ini memberikan penghiburan kepada Nabi Muhammad SAW serta mengajarkan umat Islam untuk memperhatikan kaum dhuafa, termasuk anak yatim, dan untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah.
Dalam ayat 9 hingga 11 dari Surah Ad-Dhuha yang berbunyi:
فَأَمَّا ٱلۡيَتِيمَ فَلَا تَقۡهَرۡ ٩ وَأَمَّا ٱلسَّآئِلَ فَلَا تَنۡهَرۡ ١٠ وَأَمَّا بِنِعۡمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثۡ
Artinya: Maka terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah kamu menghardiknya. Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur). Maka dari ayat tersebut ada beberapa poin penting yang harus kita perhatikan
Lihat Juga :
Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Handlalah bin Ali bahwa Mihjan bin Al Adra' telah menceritakan kepadanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke dalam masjid, lalu beliau mendapati seorang laki-laki membaca tasyahud seusai shalat yang mengucapkan:
Allahumma inni as'aluka Ya Allah Al Ahad As Shamad alladzii lam yalid wa lam yuulad walam yakul lahuu kufuwan ahad antaghfira lii dzunuubi innaka antal ghafuurur rakhiim (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, Dzat yang Maha Esa, Dzat yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tiada beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia, semoga Engkau mengampuni dosa-dosaku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Maka beliau bersabda: Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni.
(HR. Sunan Abu Dawud No. 835)
(HR. Sunan Abu Dawud No. 835)
Artikel Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini
More