Fiqih Berjabat Tangan, Berikut 6 Hal yang Harus Diperhatikan

Selasa, 08 September 2020 - 20:38 WIB
Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto berjabat tangan ketika acara debat Pilpres 2019 di Hotel Sultan Jakarta. Foto/SINDOnews/Isra Triansyah
Salah satu amalan ringan yang dapat menggugurkan dosa-dosa dan Rasulullah SAW selalu mengamalkannya adalah berjabat tangan dengan sesama muslim. Secara definisi, berjabat tangan adalah menggenggam atau meletakkan tangan orang lain di tangan kita, kemudian ditahan beberapa saat untuk menyampaikan salam . ( )

Fadhillah berjabat tangan sebagaimana disampaikan Nabi SAW dalam hadisnya:

عَنْ سَلْمَانِ الْفَارِسِيِّ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ، أَنّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:"إِنَّ الْمُسْلِمَ إِذَا لَقِيَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ فَأَخَذَ بِيَدِهِ تَحَاتَّتْ عَنْهُمَا ذُنُوبُهُمَا، كَمَا تَتَحَاتُ الْوَرَقُ مِنَ الشَّجَرَةِ الْيَابِسَةِ فِي يَوْمِ رِيحٍ عَاصِفٍ، وَإِلا غُفِرَ لَهُمَا، وَلَوْ كَانَتْ ذُنُوبُهُمَا مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ" - رواه الطبراني

Dari Salman Al-Farisy RA, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya seorang muslim apabila bertemu dengan saudaranya sesama muslim kemudian keduanya berjabat tangan, maka akan gugurlah dosa-dosa keduanya sebagaimana bergugurannya daun-daun kering di hari angin bertiup kencang. Ataupun jika tidak, maka dosa-dosa keduanya akan diampuni walaupun seumpama sebanyak buih di lautan." (HR. Turmudzi, Abu Daud dan Ibnu Majah).

( )



Dalam Hadis lain, Nabi SAW bersabda: "Tidaklah dua orang muslim yang saling bertemu kemudian mereka saling berjabat tangan, melainkan Allah Ta'ala akan mengampuni dosa keduanya sebelum keduanya berpisah." (HR. Abu Daud). ( )

Ustaz Rikza Maulan , Dai yang juga Dewan Dewan Pengawas Syariah Rumah Zakat mengatakan, berjabat tangan merupakan salah satu ciri orang yang memiliki kelembutan hati. Dengan berjabat tangan juga akan memberikan pengaruh positif lainnya, yaitu akan menghilangkan permusuhan dan kedengkian di dalam hati.

Berikut 6 hal yang harus diperhatikan ketika berjabat tangan:

1. Diawali dengan Mengucap Salam

Hendaknya berjabat tangan dilakukan ketika setelah terlebih dahulu diawali dengan mengucapkan salam. Jangan sampai dengan alasan berjabat tangan, kemudian kita melupakan salam kepada sesama muslim. Karena mengucapkan salam juga memiliki keutamaan sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam riwayat berikut: "Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Dan kalian tidak dikatakan beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku beritahu dengan sesuatu yang apabila kalian lakukan kalian akan saling mencintai? (yaitu) sebarkanlan (ucapkanlah) salam di antara kalian." (HR. Muslim dari Abu Hurairah RA)

2. Tidak Berjabat Tangan dengan yang Bukan Mahram

Dalam berjabat tangan terdapat etika yang perlu diperhatikan di antaranya tidak berjabat tangan dengan lawan jenis yang bukan mahram. Karena Rasulullah SAW seumur hidupnya tidak pernah berjabat tangan dengan wanita kecuali yang terhadap wanita yang menjadi mahramnya. Dalam sebuah riwayat disebutkan: Dari Sayyidah Aisyah RA berkata bahwa Rasulullah SAW tidak pernah menyentuh tangan seorang wanitapun, kecuali wanita yang menjadi istrinya." (HR. Al-Bukhari).Dalam riwayat lain disebutkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi, itu adalah lebih baik bagi dirinya dari pada dia menyentuh tangan wanita yang tidak halal baginya." (HR. At-Tabrani dalam Al Mu'jam Al Kabir).

3. Berusaha Memulai Jabat Tangan

Berusaha untuk memulai berjabat tangan terlebih dahulu ketika saling bertemu dengan sesama muslim. Hal ini merupakan kebiasaan Rasulullah SAW dimana beliau merupakan orang yang selalu terlebih dahulu memulai berjabat tangan, sebagaimana dikemukan oleh Syekh Abdullah Nasih Ulwan dalam Hatta Ya'lamas Syabab.

4. Tidak Menarik Tangan Atau Melepasnya Sebelum Saudaranya Melepasnya

Ketika berjabat tangan dianjurkan untuk midak menarik tangan atau melepasnya sebelum saudara kita menarik tangannya. Dari Anas bin Malik RA bahwa Rasulullah SAW apabila bertemu dengan seseorang beliau menjabat tangannya dan tidak menarik tangan beliau sebelum orang tersebut menarik tangannya. Beliau juga tidak mengalihkan wajahnya dari wajah orang tersebut hingga orang tersebut yang mengalihkan wajahnya…" (HR. Turmudzi)

5. Mencium Tangan sebagai Penghormatan Atas Kesalehan atau Kemuliaannya

Para ulama berbeda pendapat berkenaan dengan mencium tangan ketika berjabat tangan. Namun jumhur Ulama membolehkannya. Terhadap masalah ini Imam An-Nawawi berpendapat, "Mencium tangan seseorang karena sifat kezuhudannya, kesalehannya, amalnya, mulianya, sikapnya dalam menjaga diri dari dosa, atau sifat keagamaan yang lainnya adalah satu hal yang tidak makruh, bahkan dianjurkan. Akan tetapi jika mencium tangan karena kayanya, kekuatannya, atau kedudukan dunianya adalah satu hal yang makruh dan sangat dibenci. Bahkan Abu Sa’id Al Mutawalli mengatakan: "Tidak boleh" (Fathul Bari, Al Hafizh Ibn Hajar 11/57).

6. Membalas Penghormatan dengan Yang Lebih Baik.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu 'anhu, ia berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: Ajarkanlah aku suatu do'a yang bisa aku panjatkan saat shalat!. Maka Beliau pun berkata: Bacalah! ALLAHUMMA INNII ZHALAMTU NAFSII ZHULMAN KATSIIRAN WA LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLAA ANTA FAGHFIRLII MAGHFIRATAN MIN 'INDIKA WARHAMNII INNAKA ANTAL GHAFUURUR RAHIIM (Ya Allah, sungguh aku telah menzhalimi diriku sendiri dengan kezhaliman yang banyak, sedangkan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Maka itu ampunilah aku dengan suatu pengampunan dari sisi-Mu, dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang)

(HR. Bukhari No. 790)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More