Mengenalkan Ketauhidan Sejak Dini pada Anak

Rabu, 09 September 2020 - 18:03 WIB
Sebagai seorang muslim, kita wajib mencintai Allah Taala. Maka, anak pun perlu diperkenalkan kepada Tuhannya, agar ia mencinta-Nya. Foto ilustrasi/ist
Sebagai orang tua muslim, menanamkan nilai-nilai keislaman dan ketauhidan kepada anak sangat diharuskan. Sejak ia terlahir di dunia, hingga ia benar-benar memahami agama yang dianutnya itu seraya menjalankan aturan yang ada di dalamnya.

Sebab akidah merupakan kunci kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Para nabi dan rasul pun telah menyeru kepada anak pada akidah yang lurus dengan menanamkan pemahaman akidah sejak dini

Allah Ta'ala berfirman:

وَوَصَّىٰ بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”.” (QS. Al-Baqarah : 132)

(Baca juga : Waspada Ghibah Model Ini! Tanpa Disadari Kita Sering Melakukannya )

Akidah yang lurus ini didasarkan pada akidah islamiyah dengan enam pokok keimanan (rukum iman). Dinukil dari pendapat Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid dalam kitab 'Manhaj At-Tarbiyyah An-Nabawiyyah lit-Thift', dijelaskan, cara penanaman akidah kepada anak ini menurut cara Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dilakukan pada lima pilar mendasar.

Pilar pertama pendiktean kalimat Tauhid . Pilar kedua, mencintai Allah Ta'ala dan merasa diawasi oleh-Nya, memohon pertolongan kepada-Nya serta beriman kepada Qadha dan Qadar. Pilar ketiga mencintai Nabi SAW dan keluarganya. Pilar keempat mengajarkan Al-Qur-an. Pilar kelima, menanamkan akidah yang kuat dan kerelaan berkorban karenanya.

(Baca juga : Istri pun Manusia Biasa, Jangan Paksakan Seperti Bidadari Surga )

Imam Al-Ghazali telah menekankan untuk memberikan perhatian kepada akidah anak dan mendiktekannya sejak kecil agar ia bisa tumbuh di atas akidah tersebut. Imam al-Ghazali mengatakan:

إعلم أن الطريق في رياضة الصبيان من أهم الأمور وأوكدها والصبي أمانة عند والدين وقلبه الطاهر جوهرة نفسية سادجة خالية عن كل نفس و صورة وهو قابلة لكل ما نفش مائل إلي كلما بمال به إليه ونعود الخير وعلمه نشأ عليه وسعد في الدنيا والأخرة.

“… Ketahuilah, melatih anak-anak itu termasuk urusan penting dan menentukan. Anak kecil itu adalah amanat bagi kedua orangtuanya. Hati anak yang (masih) suci itu seperti mutiara yang indah, halus, dan bersih dari setiap lukisan yang menggoresnya. Jiwa anak tersebut condong pada sesuatu yang dibiasakan kepadanya. Jika anak itu tumbuh dalam pembiasaan kepada kebaikan dan ajaran kebaikan, niscaya jiwanya tumbuh pada kebaikan dan mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.”

Karena itu, akidah seyogyanya diberikan kepada sang anak di awal perkembangannya agar ia bisa menghapalkannya benar-benar, sehingga makna-maknanya kelak di masa dewasa terus terungkap sedikit demi sedikit".

(Baca juga : Tarif Swab Test Semua Rumah Sakit Akan Distandardisasi )

Langka pertamanya adalah memberikan hapalan , kemudian pemahaman, kemudian kepercayaan (i'tiqad), keyakinan dan pembenaran. Hal ini bsa terjadi pada diri anak tanpa harus diberi bukti (alasan) yang nyata. Ini adalah karunia dari Allah Ta'ala pada hati manusia bahwa Dia melapangkan hati manusia untuk menerima iman di awal pertumbuhannya tanpa perlu argumentasi atau bukti yang nyata.

Itu semua karena setiap bayi yang lahir diciptakan Allah Ta'ala di atas fitrah keimanan. Sebagaimana firman Allah Ta'ala :

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَآ ۛ أَن تَقُولُوا۟ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَٰفِلِينَ

"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)" (QS Al-A'raf : 172)

(Baca juga : Jogja Ditransfer Duit dari Pusat Rp1,32 Triliun, Buat Apa? )

Jadi, akidah Islam adalah perkara yang wajib diajarkan terlebih dahulu. Setelah akidah ini tertanam kuat dalam diri dan hati sang anak, maka akan banyak faedah yang akan dirasakan anak ketika memiliki akidah shahihah. Ia akan terbiasa tawadlu dan selalu meminta pertolongan hanya kepada Allah terutama saat mengalami kesulitan.

Ia akan menyandarkan kesuksesan dan kebahagiaan hidup dengan selalu bersyukur kepada Allah Ta’ala. Ia akan mampu menerima segala kejadian yang menimpanya, yang menyenangkan maupun sebaliknya karena semua adalah kehendak-takdir-Nya.

(Baca juga : Rayakan Haornas, Ini Harapan Penyerang Muda Persija Jakarta )

Dengan landasan akidah yang kokoh di atas Al-Qur`an dan al-Hadis, insya allah anak akan terjaga dan senantiasa dalam lindungan Allah. Praktik pengukuhan akidah perlu terus menerus dibiasakan agar anak merasakan manfaatnya dengan menjauhkan kisah-kisah atau cerita yang menodai ke-shahih-an akidah, termasuk film atau game yang menyimpang.

Wallahu A'lam
(wid)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Ibnu Umar dari Hafshah ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Tidak ada puasa bagi yang tidak berniat di waktu malamnya.

(HR. Sunan Ibnu Majah No. 1690)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More