Betapa Zuhudnya Rasulullah, Gelas Beliau Hanya Terbuat dari Tanah Liat

Minggu, 13 September 2020 - 06:30 WIB
Ustaz Miftah el-Banjary, dai yang juga pakar ilmu linguistik Arab dan Tafsir Al-Quran ketika berziarah ke makan Rasulullah SAW di Madinah. Foto/Ist
Ustaz Miftah el-Banjary

Pakar Ilmu Linguistik Arab dan Tafsir Al-Qur'an

Jangan dikira perabotan yang dimiliki makhluk terbaik di alam semesta ini mewah. Baginda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) adalah manusia paling Zuhud . Ketika para Raja dan Kisra memakai perabotan dari emas dan perak, Rasulullah SAW justru memakai barang-barang seadanya.

Salah satunya gelas yang beliau pakai adalah gelas yang sangat sederhana, bukan saja di masanya, tapi di masa saat ini. Hanya terbuat dari keramik atau tanah liat yang ditempa inilah tempat beliau minum. Inilah yang digunakan beliau untuk minum susu. Peninggalan properti Rasulullah SAW ini masih tersimpan utuh di Museum Topkapi Istanbul, Turki. ( )

Jika beliau ingin perabotan yang lebih baik, beliau bisa saja memakai banyak gelas dari pemberian hadiah para raja-raja yang terbuat dari emas, perak atau tembaga. Tapi, beliau memilih hidup Zuhud dan Qana'ah. Antara hidup miskin dengan pilihan Zuhud dan Qana'ah tentu berbeda. Miskin itu takdir, sedangkan Zuhud adalah pilihan.

( )

Sebagai contoh kezuhudan beliau disampaikan langsung oleh istri beliau Sayyidah 'Aisyah radhiyallhu 'anha ketika beliau pernah mendapat hadiah dari seorang pembesar sebanyak 15 ribu dirham atau senilai Rp2,25 Miliar jika dikonversi hari ini.

Pada hari itu juga, semua hadiah itu dibagikan tak tersisa, sehingga beliau lupa menyisakan 1 dirham saja untuk beliau berbuka puasa pun tidak ada tersisa. Subhanallah, inilah gambaran zuhud yang sesungguhnya. ( )



Rasulullah SAW minum air susu dari gelas ini. Gelas ini disimpan oleh anak keturunan beliau, hingga dibawa dari Makkah ke Istanbul Turki pada masa Turki Ustmani dan sampai sekarang masih tersimpan rapi di Topkapi Palace Istanbul.

Berharap kelak di hari kiamat dari gelas inilah, Rasulullah SAW meminumkan telaga al-Kautsar untuk kita dengan berkah memperbanyak membaca shalawat Dalail Khairat pada Rasulullah SAW . Mengapa harus Dalail Khairat ustadz? Bagaimana cara memperbanyak membaca shalawat, baca dan amalkan shalawat Dalail Khairat?

Sebab, di dalam shalawat Dalail Khairat pada Hizb Senin Awwal terdapat satu doa yang sangat indah sekali.

وَاسْقِنِيْ مِنْ حَوْضِهِ مَشْرَباً رَوِيّاً سَائِغاً هَنِيْئاً لاَ نَظْمَأُ بَعْدَهُ أَبَداً

"Ya Allah, berilah hamba anugerah untuk mencicipi telaga (al-Kautsar milik Rasulullah ) sampai puas dan tidak akan pernah merasa haus untuk selama-lamanya." ( )

اللهمَّ صلِّ على سيِّدنا محمَّد وعلى آلِ سيِّدنا محمَّد

( )
(rhs)
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَاِذۡ قَالَ اللّٰهُ يٰعِيۡسَى ابۡنَ مَرۡيَمَ ءَاَنۡتَ قُلۡتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُوۡنِىۡ وَاُمِّىَ اِلٰهَيۡنِ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ‌ؕ قَالَ سُبۡحٰنَكَ مَا يَكُوۡنُ لِىۡۤ اَنۡ اَقُوۡلَ مَا لَـيۡسَ لِىۡ بِحَقٍّ‌ؕ اِنۡ كُنۡتُ قُلۡتُهٗ فَقَدۡ عَلِمۡتَهٗ‌ؕ تَعۡلَمُ مَا فِىۡ نَفۡسِىۡ وَلَاۤ اَعۡلَمُ مَا فِىۡ نَفۡسِكَ‌ؕ اِنَّكَ اَنۡتَ عَلَّامُ الۡغُيُوۡبِ‏ (١١٦) مَا قُلۡتُ لَهُمۡ اِلَّا مَاۤ اَمَرۡتَنِىۡ بِهٖۤ اَنِ اعۡبُدُوا اللّٰهَ رَبِّىۡ وَرَبَّكُمۡ‌ۚ وَكُنۡتُ عَلَيۡهِمۡ شَهِيۡدًا مَّا دُمۡتُ فِيۡهِمۡ‌ۚ فَلَمَّا تَوَفَّيۡتَنِىۡ كُنۡتَ اَنۡتَ الرَّقِيۡبَ عَلَيۡهِمۡ‌ؕ وَاَنۡتَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ شَهِيۡدٌ‏ (١١٧) اِنۡ تُعَذِّبۡهُمۡ فَاِنَّهُمۡ عِبَادُكَ‌ۚ وَاِنۡ تَغۡفِرۡ لَهُمۡ فَاِنَّكَ اَنۡتَ الۡعَزِيۡزُ الۡحَكِيۡمُ (١١٨)
Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, Wahai Isa putra Maryam! Engkaukah yang mengatakan kepada orang-orang, jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua tuhan selain Allah? (Isa) menjawab, Mahasuci Engkau, tidak patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakannya tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada-Mu. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (yaitu), Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, dan aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di tengah-tengah mereka. Maka setelah Engkau mewafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkaulah Yang Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Maidah Ayat 116-118)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More