Alasan Mengapa Nabi Yunus Kabur dan Marah kepada Allah Ta'ala

Senin, 12 Oktober 2020 - 16:49 WIB
Oleh karena itu Allah berfirman, "Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu." (QS Yunus: 98)

Allah telah memberitakan kepada kita bahwa iman kaum Yunus berguna bagi mereka setelah azab hampir turun menimpa mereka, dan Allah pun menariknya padahal ia telah menaungi mereka.

Tiga hari yang dijanjikan oleh Yunus kepada kaumnya telah berlalu. Yunus datang untuk melihat terwujudnya janji Allah atas mereka. Mungkin saat itu Yunus menyendiri, tidak bersama kaumnya, maka dia tidak mengetahui taubat dan insafnya mereka. Ketika Yunus menengok mereka, dia mendapati mereka dalam keadaan selamat. Hal ini membuatnya marah.




Dan bagi mereka, balasan untuk orang berdusta adalah dibunuh. Maka Yunus kabur karena takut dibunuh. Yunus terus berjalan hingga mencapai pantai. Menurut Syah Umar, dari pengamatan terhadap nash hadis menunjukkan bahwa perginya Yunus ini tanpa izin dari Allah Taala. Oleh karena itu, Allah Tabaraka wa Taala menyatakan bahwa Yunus adalah orang yang abiq [pergi tanpa permisi; pent]. Abiq adalah hamba sahaya yang melarikan diri dari majikannya. "Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang Rasul, ingatlah ketika dia lari ke kapal yang penuh muatan." (QS. Ash-Shaffat: 139-140)

Semestinya Yunus harus rela dengan keputusan Allah dan berserah diri kepada perintah-Nya. Bukan hak seorang hamba untuk marah kepada perbuatan Tuhannya. Yunus juga semestinya tidak pergi tanpa izin-Nya. Oleh karena itu, Allah melarang Rasul-Nya agar tidak seperti orang yang ditelan ikan besar, yaitu Yunus ‘Alayhi Salam.

فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تَكُنْ كَصَاحِبِ الْحُوتِ إِذْ نَادَىٰ وَهُوَ مَكْظُومٌ

"Maka bersabarlah kamu terhadap ketetapan Tuhanmu dan janganlah kamu seperti orang yang berada di dalam perut ikan besar." (QS Al-Qalam: 48)

Kalah Undian

Ketika Yunus tiba di pantai, dia mendapati suatu kaum berada di sebuah perahu. Mereka mengenalnya dan membawanya bersama mereka atas dasar permintaannya. Ketika perahu sampai di tengah lautan, ia tiba-tiba terhenti dan tidak bergerak. Ini benar-benar aneh.




Perahu-perahu lain di kanan dan kirinya berjalan hilir-mudik, sementara ia sendiri berhenti di atas air dan tidak bergerak.

Yunus mengetahui bahwa berhentinya perahu adalah disebabkan oleh dirinya. Dia menyampaikan kepada penghuni perahu tentang sebab berhentinya, karena adanya seorang hamba yang lari dari Tuhannya di perahu mereka, yakni dirinya sendiri. "Ketika dia berlari kepada perahu yang penuh muatan." (QS. Ash-Shaffat: 140).

Perahu itu tidak berjalan sementara hamba itu berada di atasnya. Dia harus dibuang ke laut agar perahu bisa berjalan seperti perahu-perahu lainnya. Mereka menolak karena mereka mengetahui bahwa Yunus adalah Nabi Allah yang mempunyai kemuliaan di sisi-Nya.

Yunus berkata kepada mereka, "Lakukanlah undian. Siapa yang mendapatkan undian, maka dialah yang dilempar ke laut."

Mereka mengundi. Yunus memperoleh undian, hingga diulang kedua dan ketiga kalinya. Selalu Yunus, dan undian inilah yang dimaksud oleh firman Allah, "Kemudian dia ikut berundi, lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian." (QS Ash-Shaffat: 141)




Manakala Yunus mengetahui itu, dia menceburkan dirinya ke laut. Begitu dia sampai di laut, dia langsung disambut oleh ikan besar. Bisa jadi para penumpang perahu itu melihat ikan besar tersebut melahap Yunus, maka mereka yakin kalau Yunus telah mati. Tidak ada seorang pun yang ditelan ikan besar bisa selamat

Allah memerintahkan ikan agar tidak mencelakai hamba shalih Yunus. Maka ikan besar itu membawanya ke dasar lautan. Yunus dikelilingi oleh beberapa kegelapan: kegelapan dasar laut, kegelapan perut ikan besar, dan kegelapan malam. "Lalu dia menyeru dalam kegelapan kegelapan." (QS. Al-Anbiya: 87)

Di dalam perut ikan itu Yunus mendengar tasbih kerikil dan hewan-hewan laut di dasar laut. Dia pun memanggil Tuhannya dengan bertasbih kepada-Nya, mengakui kesalahannya, dan menyesali apa yang dilakukannya. "Maka dia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim." (QS Al-Anbiya: 87)
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ وَمَا بَيۡنَهُمَا فِىۡ سِتَّةِ اَيَّامٍ‌ۖ وَّمَا مَسَّنَا مِنۡ لُّغُوۡبٍ
Dan sungguh, Kami telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami tidak merasa letih sedikit pun.

(QS. Qaf Ayat 38)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More