Al-Qur'an dan Hadis Koreksi Penyelewengan Kisah Nabi Yunus di Taurat

Jum'at, 16 Oktober 2020 - 08:02 WIB
Dalam Ishah kedua tertulis, "Yunan berdoa kepada Tuhannya di dalam perut ikan. Dia berkata, 'Aku berdoa dari kesulitanku, ya Tuhan, maka perkenankanlah. Aku berteriak dari perut ikan besar maka Engkau mendengar suaraku. Karena Engkau telah melemparkanku ke kedalaman di dasar lautan, aku diliputi oleh sungai, di atasku bergejolak seluruh arus dan gelombang-Mu, maka aku berkata, 'Aku telah diusir dari hadapan mata-Mu, akan tetapi aku kembali melihat kepada bentuk kesucian-Mu. Air telah meliputiku mencekik nafas, arus deras meliputiku, rumput laut mengelilingi kepalaku.

Aku turun gunung yang paling bawah, bumi tertutup atasku untuk selama-lamanya. Kemudian, ya Rabbi, Tuhanku, hidupku naik dari tempat rendah ketika nafasku semakin sulit bagiku.

Aku mengingat Tuhan, maka doaku mendatangimu, kepada bentuk kesucianmu orang-orang menjaga kebatilan-kebatilan dusta meninggalkan nikmat mereka. Dengan suara pujian aku menyembelih untukmu dan menunaikan apa yang aku nazarkan. Ikhlas karena Tuhan."

Maka Tuhan memerintahkan ikan untuk ia memuntahkan Yunan ke daratan.



Dalam Ishah ketiga tertulis: Kemudian Tuhan berfirman kepada Yunan untuk kedua kalinya, "Bangkitlah, pergilah ke Ninaway kota yang besar, serukan kepadanya dengan seruan yang aku sampaikan kepadamu."

Yunan bangkit. Dia pergi ke Ninaway seperti dalam firman Tuhan. Ninaway adalah kota yang besar bagi Allah, berjarak perjalanan selama tiga hari. Yunan mulai masuk kota dengan perjalanan satu hari. Dia berseru, "Ninaway akan dibalik setelah empat puluh hari."

Penduduk Ninaway beriman kepada Allah dan mereka menyerukan berpuasa. Mereka memakai pakaian ibadah, baik orang dewasa maupun anak-anak.

Hal ini didengar oleh raja Ninaway. Dia pun bangkit dari kursinya, melepas jubahnya, menutup diri dengan pakaian ibadah dan duduk di atas abu.

Di Ninaway diserukan bahwa perintah raja dan pembesarnya, "Hendaknya manusia, hewan ternak, sapi dan kambing tidak mencicipi apa pun. Tidak digembalakan dan tidak minum air. Hendaknya manusia menutup diri, demikian pula binatang ternak, dengan pakaian ibadah. Mereka berteriak dengan keras kepada Allah. Setiap orang meninggalkan jalan hidupnya yang buruk dan membuang kedzaliman yang ada di tangan mereka. Semoga Allah kembali dan menyesal dan menghapus adzab-Nya, maka kita tidak binasa."



Ketika Allah melihat amal mereka, bahwa mereka meninggalkan kehidupan mereka yang buruk, maka Allah menyesal atas keburukan yang telah diucapkannya untuk dilaksanakan kepada mereka. Dia pun tidak melaksanakannya."

Dalam Ishah keempat termaktub, "Maka hal itu membuat Yunan sangat kesal. Dia marah dan berdoa kepada Tuhan. Dia berkata, 'Ya Tuhan, bukankah ini adalah ucapanku manakala aku masih di kotaku? Oleh karena itu aku segera berlari ke Tarsyisy, karena aku mengetahui bahwa Engkau mengasihi dan menyayanginya, tidak cepat marah, banyak rahmat dan menyesal atas keburukan. Maka sekaranglah, wahai Tuhan, cabutlah nyawaku dari diriku karena kematianku lebih baik daripada kehidupanku."

Tuhan bertanya, "Apakah kamu marah kepada kebenaran?"



Yunan keluar dari kota itu. Dia duduk di sebelah timur kota. Di sana dia membuat payung dan duduk di bawahnya sehingga dia bisa melihat apa yang terjadi di kota. Maka Tuhan menumbuhkan sebuah pohon labu yang tingginya melebihi Yunan sehingga bisa memayungi kepalanya, agar dia melupakan kesedihannya.

Karena pohon labu ini Yunan menjadi sangat bahagia. Kemudian esok harinya di waktu fajar, Allah mengirimkan ulat yang menyerang pohon labu hingga mengering. Dan pada waktu terbit matahari Allah mengirim angin timur yang panas. Matahari memanaskan kepala Yunan dan pohon itu mengering. Lalu Yunus memilih mati untuk dirinya.

Dia berkata, "Matiku lebih baik dari hidupku."

Allah berfirman kepada Yunan, "Apakah kamu marah terhadap kebenaran demi sebatang pohon labu?"

Yunan menjawab, "Aku marah kepada kebenaran sampai mati."
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Abdullah bin Busr, seorang badui bertanya: Wahai Rasulullah, siapa orang terbaik itu? Rasulullah shallallahu 'alahi wa salam menjawab: Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya.

(HR. Tirmidzi No. 2251)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More