Perempuan-Perempuan Pemegang Bara Api

Minggu, 25 Oktober 2020 - 19:26 WIB
Berpegang teguh dengan ajaran Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam saat ini memang amat berat, bagai mereka yang memegang bara api. Foto ilustrasi/ist
Di zaman sekarang ini, banyak kaum perempuan muslimah, yang kehilangan suri tauladan . Lihatlah, banyak di antara mereka yang menjadikan orang-orang fasik sebagai contoh dalam kehidupan , atau paling tidak yang paling sering dibaca dan dengar kisahnya, menyebut mereka sebagai bintang .

Padahal dari kisah-kisah Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah , ada banyak tokoh perempuan yang patut dijadikan suri tauladan. Mereka perempuan-perempuan penggenggam bara api. Siapa mereka dan apa maksud penggenggam bara api ini?

(Baca juga : Inilah Penyebab Hati Tidak Merasakan Manisnya Iman )

Rasulullah bahkan telah mengabarkannya. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ

“Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi)

(Baca juga : Bolehkah Seorang Istri Menunda Kehamilan? )

Dan Rasulullah juga bersabda,” Sesungguhnya Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing sebagaimana ia datang. Maka beruntunglah orang-orang yang asing.” Sahabat bertanya,” Siapakah orang-orang asing itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab,” Yaitu orang-orang yang tetap shalih ketika manusia telah rusak.”(Silsilah ash Shahihah 1273).

Berpegang teguh dengan ajaran Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam saat ini memang amat berat, bagai mereka yang memegang bara api tersebut.

(Baca juga : Mengenakan Pakaian Populer, Makruh atau Haram? )

Dijelaskan dalam kitab 'Tuhfatul Ahwadzi' bahwa orang yang berpegang teguh dengan agama hingga meninggalkan dunianya, ujian dan kesabarannya begitu berat. Ibaratnya seperti seseorang yang memegang bara (nyala) api. (syarh sunahh Al Tirmidzi)

Imam Ath Thibiy rahimahullah menjelaskan bahwa maknanya adalah sebagaimana seseorang tidak mampu menggenggam bara api karena tangannya bisa terbakar sama halnya dengan orang yang ingin berpegang teguh dengan ajaran Islam saat ini, ia sampai tak kuat ketika ingin berpegang teguh dengan agamanya. Hal itu lantaran banyaknya maksiat di sekelilingnya, pelaku maksiat pun begitu banyak, kefasikan pun semakin tersebar luas, juga iman pun semakin lemah.

(Baca juga : Luhut Temui Bos Bank Ekspor-Impor AS, Pendanaan USD750 Juta Dikantongin )

Karena itu, seseorang tidaklah mungkin menggenggam bara api melainkan dengan memiliki kesabaran yang ekstra dan kesulitan yang luar biasa. Begitu pula dengan orang yang ingin berpegang teguh dengan ajaran Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam di zaman ini butuh kesabaran yang ekstra.

Jadi siapa sebenarnya perempuan-perempuan penggenggam bara api ini? Mereka adalah perempuan-perempuan yang meninggalkan kelezatan hidupnya dan mengemban cinta agama, sehingga Allah melipatgandakan kebaikan mereka, menghapus keburukan mereka, mengangkat derajat mereka. Dialah ratu yang duduk di singgasananya,di atas dipan-dipan yang terbujur dan permadani-permadani, hidup di antara keluarga yang mencintai dan menghormati, dengan pelayan-pelayan yang siap mengabdi.

(Baca juga : Masyarakat Semakin Takut Menyatakan Pendapat dan Berunjuk Rasa )

Bintang yang Sesungguhnya

Muslimah, mungkin kita telah familiar dengan Khadijah binti Khuwailid, Maryam bintu Imran, Hajar istri, atau Asiyah istri Fir'aun. Mereka adalah perempuan-perempuan hebat yang Allah teguhkan di atas keimanan dan kesabaran kala cobaan berat melanda.

Kisah mereka diabadikan dalam al-Qur’an dan diceritakan melalui lisan Rasul-Nya agar menjadi pelajaran bagi manusia setelahnya. Maka, tidakkah kita ingin meneladani mereka? Harus diakui, saat ini atau di zaman ini hanya sekadar menampakkan agama dan menjalankan sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam pun kita malu, dan bahkan mencemooh orang-orang yang teguh di atas sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam. Padahal kita juga mengharapkan Surga!

(Baca juga : PSBB Transisi Diperpanjang, Pengamat: Pelonggaran Kegiatan Harus Terus Dilakukan )
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
اِنَّمَا التَّوۡبَةُ عَلَى اللّٰهِ لِلَّذِيۡنَ يَعۡمَلُوۡنَ السُّوۡٓءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوۡبُوۡنَ مِنۡ قَرِيۡبٍ فَاُولٰٓٮِٕكَ يَتُوۡبُ اللّٰهُ عَلَيۡهِمۡ‌ؕ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيۡمًا حَكِيۡمًا
Sesungguhnya bertobat kepada Allah itu hanya pantas bagi mereka yang melakukan kejahatan karena tidak mengerti, kemudian segera bertobat. Tobat mereka itulah yang diterima Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.

(QS. An-Nisa Ayat 17)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More