Awalnya Halimah Tak Berminat Membawa Bayi Muhammad karena Yatim dan Miskin

Rabu, 28 Oktober 2020 - 05:00 WIB

Membelah Dada

Tatkala Muhammad sudah berumur dua tahun terjadilah peristiwa luar biasa yang membuat Halimah khawatir akan keselamatan Muhammad.

Diriwayatkan oleh Muslim dari Anas, suatu hari Muhammad kecil didatangi oleh Malaikat Jibril . Saat itu dia sedang asyik bermain dengan teman-teman sebayanya. Malaikat Jibril membawanya, merebahkannya, lalu membelah dadanya.

Segumpal hati yang masih berlumuran darah dikeluarkannya seraya berkata: “Ini adalah bagian setan yang ada padanya.” Jibril lalu mencuci hati itu dengan air zamzam yang ditaruh dalam sebuah bejana emas, kemudian mengembalikannya ke tempat semula, dikatupkan lagi satu dengan lainnnya. Setelah itu, Muhammad dikembalikan ketempat teman-temannya. ( )


Mereka lari behamburan menemui ibu asuhnya Halimah. “Muhammad telah dibunuh” ujar mereka. Semuanya bergegas menghampiri Muhammad yang pucat pasi ketakutan. Anas menuturkan aku pernah melihat bekas belahan itu di dada beliau. (ar-Rahiq al-Makhtum hal. 68)

Peristiwa tersebut diisyaratkan dalam Surat Asy-Syarhu atau Alam Nasyrah. Allah SWT berfirman:

أَلَمۡ نَشۡرَحۡ لَكَ صَدۡرَكَ

Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?” (QS Asy-Syarhu 94: 1)

Hanya saja, peristiwa ini mengundang banyak pendapat. Seturut penelusuran Mun’im Sirry dalam Kontroversi Islam Awal: antara Mazhab Tradisionalis dan Revisionis (2013), sumber tertua yang mengisahkan cerita itu adalah Musannaf, kitab kumpulan hadis yang disusun Abd al-Razzaq al-San'ani pada abad ke-8.

Menurut Mun'im, riwayat-riwayat lain menyebut detail yang berbeda-beda mengenai peristiwa pembelahan dada itu. Ada yang menyebut operasi tersebut dilakukan dua burung; ada pula, bersumber dari sebuah hadis, yang menyatakan operasi dilakukan langsung oleh malaikat Jibril dan Mikail. ( )


Selain hadir dalam berbagai versi yang berbeda-beda, cerita itu juga terdengar tidak masuk akal terutama bagi para pembaca modern.

Tafsir historis dan hipotesis Mun’im bisa menjadi pertimbangan menarik untuk menilai peristiwa tersebut. “Keragaman versi tersebut,” catat Mun’im, “tidak perlu dibaca dalam konteks kontradiksi, karena persoalannya bukan apakah kisah-kisah penyucian itu bersifat historis atau tidak.

Berbagai versi penyucian Nabi yang beragam tersebut merefleksikan perkembangan doktrin ‘ishmah (kemaksuman Nabi) yang mulai menjadi diskursus penting pada abad kedelapan dan sesudahnya."

Bagi umat beragama, kisah-kisah keajaiban seorang nabi memang kadang-kadang tidak untuk dibuktikan faktualitas atau historisitasnya. Yang lebih dipentingkan adalah aspek teologisnya.

Imam al Qurthubi, di dalam kitab al Mufhim mengatakan, pengingkaran terhadap peristiwa pembedahan dada pada malam Isra’ dan Mi’raj tidak perlu dihiraukan, karena orang-orang yang meriwayatkannya adalah orang-orang tsiqah (terpercaya) dan terkenal. ( )


Orang yang mengimani peristiwa pembedahan dada pada malam Isra’ dan Mi’raj, semestinya juga harus mengimani peristiwa pembedahan saat beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam masa kecil, selama ada dalilnya dan dalil itu layak dijadikan hujjah.

Al Hafizh Ibnu Hajar al Asqalani rahimahullah mengatakan, semua riwayat yang menjelaskan peristiwa pembedahan dada, pengeluaran hati beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berbagai peristiwa luar biasa lainnya, merupakan hal-hal yang wajib diimani (diterima dengan lapang dada) tanpa berusaha mengalihkannya dari makna yang sebenarnya. Wallahu'alam
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mhy)
Halaman :
cover top ayah
يٰمَعۡشَرَ الۡجِنِّ وَالۡاِنۡسِ اِنِ اسۡتَطَعۡتُمۡ اَنۡ تَنۡفُذُوۡا مِنۡ اَقۡطَارِ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ فَانْفُذُوۡا‌ؕ لَا تَنۡفُذُوۡنَ اِلَّا بِسُلۡطٰنٍ‌ۚ
Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus melintasi penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan dari Allah.

(QS. Ar-Rahman Ayat 33)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More