Dunia Merindukan Nabi Muhammad SAW
Kamis, 29 Oktober 2020 - 07:28 WIB
Saya khawatirnya Macron dan konconya ketika istri dan anaknya yang dicintai dilecehkan hanya akan menyikapinya secara biasa. Akankah dia sekedar sikapi sebagai sekadar ekspresi kebebasan?
Atau ketika Prancis yang dia cintai dengan semangat nasionalisme itu dihinakan atau direndahkan. Akankah dia anggap hal itu sebagai sekedar ekspresi kebebasan?
Di tengah dunia yang merasa berperadaban (civilized) dan maju dalam pemikiran intelektualitas, manusia semakin menampakkan kebodohannya (jahiliyah) yang nyata. Prilaku paradoks semakin nyata. Bahkan kemunafikan dipertontonkan dengan tidak malu-malu lagi.
Di tengah dunia yang bobrok (jahil) dan gelap inilah Muhammad صلى الله عليه وسلم dirindukan kehadirannya. Sosok yang kembali hadir sebagai "nur" (cahaya), "rahmah" kasih sayang), dan sekaligus "uswah" (tauladan) bagi seluruh alam.
Tentu harapan kehadiran beliau tidak mungkin lagi secara fisik. Beliau adalah "basyar" (manusia biasa) yang masa dunianya telah berakhir. Tapi nilai-nilai (values), ajaran, ketauladanan beliau hidup hingga akhir zaman.
Dan semua itu telah diamanahkan di atas pundak umatnya. Maka kerinduan akan hadirnya Muhammad صلى الله عليه وسلم di dunia ini merupakan tantangan lansung kepada umatnya. Mampukah Umat ini menjadi representasi Muhammad kepada dunia? Mampukah Umat ini menghadirkan kembali cahaya, nilai-nilai (values) dan ketauladanan baginda Rasulullah صلى الله عليه وسلم?
Dan di sini pulalah makna peringatan Maulid. Bahwa Maulid bukan pada bentuk acaranya. Tapi lebih kepada memahami, menghayati, mengamalkan dan menyampaikan apa yang menjadi amanah kepada kita dari baginda Nabiyullah صلى الله عليه وسلم . Yaitu membawa agen-agen perubahan dunia. Menghadirkan kembali cahaya itu di tengah kegelapan yang melanda dunia saat ini.
Kita cinta Rasulullah, kita rindu Rasulullah. Semoga kita disatukan bersama Rasulullah صلى الله عليه وسلم di dalam Surga-Nya Allah Ta'ala. Aamin! ( )
اللهم صلى على سيدنا محمد وآله وصحبه وسلم
Bintaro, 28 Oktober 2020
Atau ketika Prancis yang dia cintai dengan semangat nasionalisme itu dihinakan atau direndahkan. Akankah dia anggap hal itu sebagai sekedar ekspresi kebebasan?
Di tengah dunia yang merasa berperadaban (civilized) dan maju dalam pemikiran intelektualitas, manusia semakin menampakkan kebodohannya (jahiliyah) yang nyata. Prilaku paradoks semakin nyata. Bahkan kemunafikan dipertontonkan dengan tidak malu-malu lagi.
Di tengah dunia yang bobrok (jahil) dan gelap inilah Muhammad صلى الله عليه وسلم dirindukan kehadirannya. Sosok yang kembali hadir sebagai "nur" (cahaya), "rahmah" kasih sayang), dan sekaligus "uswah" (tauladan) bagi seluruh alam.
Tentu harapan kehadiran beliau tidak mungkin lagi secara fisik. Beliau adalah "basyar" (manusia biasa) yang masa dunianya telah berakhir. Tapi nilai-nilai (values), ajaran, ketauladanan beliau hidup hingga akhir zaman.
Dan semua itu telah diamanahkan di atas pundak umatnya. Maka kerinduan akan hadirnya Muhammad صلى الله عليه وسلم di dunia ini merupakan tantangan lansung kepada umatnya. Mampukah Umat ini menjadi representasi Muhammad kepada dunia? Mampukah Umat ini menghadirkan kembali cahaya, nilai-nilai (values) dan ketauladanan baginda Rasulullah صلى الله عليه وسلم?
Dan di sini pulalah makna peringatan Maulid. Bahwa Maulid bukan pada bentuk acaranya. Tapi lebih kepada memahami, menghayati, mengamalkan dan menyampaikan apa yang menjadi amanah kepada kita dari baginda Nabiyullah صلى الله عليه وسلم . Yaitu membawa agen-agen perubahan dunia. Menghadirkan kembali cahaya itu di tengah kegelapan yang melanda dunia saat ini.
Kita cinta Rasulullah, kita rindu Rasulullah. Semoga kita disatukan bersama Rasulullah صلى الله عليه وسلم di dalam Surga-Nya Allah Ta'ala. Aamin! ( )
اللهم صلى على سيدنا محمد وآله وصحبه وسلم
Bintaro, 28 Oktober 2020
(rhs)
Lihat Juga :