Begini Cara Merayakan dan Memaknai Lebaran dan Idul Fitri

Jum'at, 08 Mei 2020 - 16:23 WIB
Mayoritas ulama berpendapat bahwa takbir boleh dikumandangkan di rumah-rumah, masjid-masjid, pasar, dan jalanan, yaitu mulai pagi hari hingga sebelum salat dengan suara keras sampai dimulainya salat.

Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa; Beliau [Rasulullah] keluar pada hari ‘Idul Fitri dan bertakbir sampai tiba di tempat salat dan melaksanakan salat. Jika selesai salat, beliau menghentikan takbir. (Ibnu Abi Syaibah, Silsilah Ahadits Shahihah no. 170)

Bentuk Takbir

Menurut Hanafi dan Hambali lafazh takbir idul Fitri adalah sebagai berikut:

اَلله أَكْبَرُ، الله أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَ الله أَكْبَرُ ، الله أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ

“Allah Maha Besar Allah Maha Besar, Tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah, Allah Maha Besar Allah Maha Besar dan untuk Allah segala pujian” (Diriwayatkan oleh Ibnu A bi Syaibah 2/168 dengan isnad yang shahih.), sebagai pengamalan dari riwayat Jabir, Nabi, juga ucapan dua khalifah dan ucapan Ibnu Mas’ud.

Adapun bentuk takbir menurut penganut madzhab Maliki dan Syafi’i dalam pendapat baru adalah sebagai berikut:

اَلله أَكْبَرُ، الله أَكْبَرُ، اَلله أَكْبَرُ

“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.” menurut Maliki ini adalah lafazh yang paling baik. Dan jika ditambah dengan lafazh:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَ الله أَكْبَرُ ، الله أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ

“Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, Allah Maha Besar Allah Maha Besar dan untuk Allah segala pujian.” Maka itu juga baik. Sebagai bentuk pengamalan terhadap riwayat Jabir dan Ibnu Abbas.

Menurut Imam Syafi’i , setelah takbir ketiga dianjurkan untuk menambah dengan lafazh:

الله أَكْبَرُ كَبِيرًا ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا ، وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَأَصِيلاً

“Maha Besar Allah, dan segala puji bagi Allah, pujian yang banyak, dan Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.” Sebagaimana yang diucapkan oleh Nabi , ketika berada di bukit shafa. Dan disunahkan pula untuk mengucapkan lafazh berikut, setelah mengucapkan lafazh di atas:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَ الله أَكْبَرُ

“Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, dan kami tidak menyembah kecuali Dia. Tulus ikhlas untuk agama-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya. Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata. Dia telah membenarkan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan mengalahkan kelompok-kelompok kafir dengan sendirian. Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, Allah Maha Besar.”

Menurut penganut Madzhab Hanafi, tambahan di atas boleh dibaca atau tidak. Kemudian ditutup dengan salawat kepada Nabi:

اللهمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَصْحَابِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَزْوَاجِ مُحَمَّدٍ وَسَلَّمَ تضسْلِيْمًا كَثِيْراً

“Ya Allah berilah salawat dan salam yang banyak kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepada para sahabatnya, dan juga para istrinya.”

Sunnah-sunnah idul fitri ini untuk dipraktikkan bila kondisi normal, tidak dalam kondisi seperti saat ini. Wabah virus corona atau Covid-19 yang masih menyerang membuat kita mendahulukan keselamatan diri dan orang lain. Salat id dan ritual idul fitri kita lakukan di rumah masing-masing dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah yang telah digariskan dalam ajaran Islam. Wallahu'alam. ( )
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
وَيۡلٌ لِّـكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةِ (١) اۨلَّذِىۡ جَمَعَ مَالًا وَّعَدَّدَهٗ (٢) يَحۡسَبُ اَنَّ مَالَهٗۤ اَخۡلَدَهٗ‌ (٣) كَلَّا‌ لَيُنۡۢبَذَنَّ فِى الۡحُطَمَةِ (٤) وَمَاۤ اَدۡرٰٮكَ مَا الۡحُطَمَةُ (٥) نَارُ اللّٰهِ الۡمُوۡقَدَةُ (٦) الَّتِىۡ تَطَّلِعُ عَلَى الۡاَفۡـــِٕدَةِ (٧) اِنَّهَا عَلَيۡهِمۡ مُّؤۡصَدَةٌ (٨) فِىۡ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ (٩)
Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya dia (manusia) mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya. Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Hutamah. Dan tahukah kamu apakah (neraka) Hutamah itu? (Yaitu) api (azab) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati. Sungguh, api itu ditutup rapat atas (diri) mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.

(QS. Al-Humazah)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More