Kisah Sufi: Mengapa Darwis Menyembunyikan Diri
Kamis, 26 November 2020 - 06:04 WIB
Ibnu ar-Rumi bertanya padanya: "Bagaimana dan mengapa kaum darwis bersembunyi? Apakah dilakukan melalui penyamaran? Adakah sesuatu di dalam dirinya yang ia tutupi?" (Baca juga: Kisah Sufi: Muhammad Shah, Mursyid dari Turkistan )
Guru menjawab: "Hal itu mungkin dilakukan dengan banyak cara. Sebagian menulis puisi cinta, dan orang berpikir bahwa maksudnya adalah cinta biasa. Kaum darwis mungkin menyembunyikan kedudukan sebenarnya dalam tarekat dengan menerima panggilan. Ada para penulis, dan sebagian seperti Baba Farid, adalah pedagang. Lainnya mengikuti berbagai kegiatan fisik (lahiriah) yang berbeda.
Hal ini mungkin dilakukan demi kepentingan menjaga kedangkalan, demi pertahanan terhadap sikap tidak berperasaan tajam atau tidak sungguh-sungguh. Sebagian dengan sengaja berbuat sedemikian rupa di mana mungkin masyarakat tidak menyetujui. ( )
Oleh karena itu Nabi bersabda, 'Allah menyembunyikan Orang-orang yang Berpengetahuan Mulia.'
Sebuah cara (muslihat) mungkin diterima oleh para pengikut tarekat untuk mendapatkan kedamaian, ketika barangkali mereka dengan cara lain terhalang atau terganggu." ( )
Kemudian Guru bersyair:
Pengetahuan -- yang sesungguhnya, sebagaimana mereka sembunyi mereka mencari.
Penampilan yang berbeda daripada mereka, bagi orang biasa;
Di dalam cahaya batin mereka mengembara, membuat keajaiban terjadi.
Namun mereka yang sesungguhnya dikenal, tidak untuk siapapun.
(Manaqib al-Arifin)
Dinukil dari Idries Shah dalam bukunya yang berjudul The Way of the Sufi dan telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Joko S. Kahhar dan Ita Masyitha dengan judul "Jalan Sufi: Reportase Dunia Ma'rifat". ( )
Guru menjawab: "Hal itu mungkin dilakukan dengan banyak cara. Sebagian menulis puisi cinta, dan orang berpikir bahwa maksudnya adalah cinta biasa. Kaum darwis mungkin menyembunyikan kedudukan sebenarnya dalam tarekat dengan menerima panggilan. Ada para penulis, dan sebagian seperti Baba Farid, adalah pedagang. Lainnya mengikuti berbagai kegiatan fisik (lahiriah) yang berbeda.
Hal ini mungkin dilakukan demi kepentingan menjaga kedangkalan, demi pertahanan terhadap sikap tidak berperasaan tajam atau tidak sungguh-sungguh. Sebagian dengan sengaja berbuat sedemikian rupa di mana mungkin masyarakat tidak menyetujui. ( )
Oleh karena itu Nabi bersabda, 'Allah menyembunyikan Orang-orang yang Berpengetahuan Mulia.'
Sebuah cara (muslihat) mungkin diterima oleh para pengikut tarekat untuk mendapatkan kedamaian, ketika barangkali mereka dengan cara lain terhalang atau terganggu." ( )
Kemudian Guru bersyair:
Pengetahuan -- yang sesungguhnya, sebagaimana mereka sembunyi mereka mencari.
Penampilan yang berbeda daripada mereka, bagi orang biasa;
Di dalam cahaya batin mereka mengembara, membuat keajaiban terjadi.
Namun mereka yang sesungguhnya dikenal, tidak untuk siapapun.
(Manaqib al-Arifin)
Dinukil dari Idries Shah dalam bukunya yang berjudul The Way of the Sufi dan telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Joko S. Kahhar dan Ita Masyitha dengan judul "Jalan Sufi: Reportase Dunia Ma'rifat". ( )
(mhy)
Lihat Juga :